Pengertian Kanker Payudara
Payudara terbentuk dari lemak, jaringan ikat,
dan ribuan lobulus (kelenjar kecil penghasil air susu). Saat seorang
wanita melahirkan, Air Susu Ibu (ASI) akan dikirim ke puting melalui
saluran kecil saat menyusui.
Sel-sel dalam tubuh kita biasanya
tumbuh dan berkembang biak secara teratur. Sel-sel baru hanya terbentuk
saat dibutuhkan. Tetapi proses dalam tubuh pengidap kanker akan berbeda.
Proses
tersebut akan berjalan secara tidak wajar sehingga pertumbuhan dan
perkembangbiakan sel-sel menjadi tidak terkendali. Sel-sel abnormal
tersebut juga bisa menyebar ke bagian-bagian tubuh lain melalui aliran
darah. Inilah yang disebut kanker yang mengalami metastasis.
Jika
terdeteksi pada stadium awal, kanker dapat diobati sebelum menyebar ke
bagian lain tubuh. Gejala awal kanker payudara adalah benjolan atau
penebalan pada jaringan kulit payudara. Tetapi sebagian besar benjolan
belum tentu menandakan kanker.
Penderita Kanker Payudara di Indonesia
Kejadian
kanker payudara di Indonesia mencapai sekitar 40 kasus setiap 100.000
penduduk pada tahun 2012, menurut data di organisasi kesehatan dunia
(WHO). Dibandingkan dengan negara tetangga kita, Malaysia, kanker
payudara di Indonesia lebih banyak diderita oleh wanita usia muda dan
pada tahap yang lebih lanjut.
Kanker payudara tidak hanya menyerang kaum wanita tapi juga pria walaupun jarang.
Apa saja Jenis Kanker Payudara?
Dua di antara tiga wanita yang mengidap kanker payudara berusia di atas 50 tahun. Saat Anda menyadari adanya gejala kanker payudara,
Anda dianjurkan untuk segera mengonsultasikannya ke dokter. Setelah
pemeriksaan, dokter biasanya merujuk Anda ke rumah sakit untuk
pemeriksaan lebih lanjut guna memastikan diagnosis.
Kanker
payudara umumnya terbagi dalam dua kategori, yaitu non-invasif dan
invasif. Penjelasan lebih detailnya adalah sebagai berikut:
Kanker payudara invasif
Bentuk
paling umum dari kanker payudara invasif adalah kanker payudara duktal
invasif yang berkembang pada sel-sel pembentuk saluran payudara. Kata
invasif berarti kanker ini dapat menyebar di luar payudara. Sekitar 80
persen dari semua kasus kanker payudara invasif merupakan jenis semacam
ini.
Jenis kanker payudara invasif lain meliputi:
- Kanker payudara lobular invasif. Penyakit ini berkembang pada kelenjar penghasil susu yang disebut lobulus.
- Kanker payudara terinflamasi.
- Kanker Paget pada payudara.
Jenis-jenis
kanker ini juga dikenal sebagai kanker payudara sekunder atau
metastasis. Jenis ini dapat menyebar ke bagian lain tubuh. Penyebarannya
biasanya melalui kelenjar getah bening (kelenjar kecil yang menyaring
bakteri dari tubuh) atau aliran darah.
Kanker payudara non-invasif
Bentuk
kanker non-invasif biasanya ditemukan melalui mamografi karena jarang
menimbulkan benjolan. Jenis ini juga sering disebut pra kanker. Tipe
yang paling umum dari kanker ini adalah duktal karsinoma in situ. Jenis kanker payudara ini bersifat jinak dan ditemukan dalam saluran (duktus) payudara, serta belum menyebar.
Pemeriksaan Payudara dan Genetika
Penyebab kanker payudara yang utama belum diketahui. Karena itu, pencegahan sepenuhnya
untuk kanker payudara juga sulit ditentukan. Banyak faktor yang dapat
meningkatkan risiko terkena kanker, misalnya usia dan riwayat kesehatan
keluarga.
Pemeriksaan payudara
dan genetika dianjurkan untuk wanita dengan kemungkinan terkena kanker
payudara melebihi rata-rata. Risiko kanker payudara meningkat seiring
usia, maka wanita berusia 50-70 tahun dianjurkan memeriksakan diri
setiap tiga tahun sekali. Wanita berusia 70 tahun ke atas juga
dianjurkan untuk memeriksakan diri dan berkonsultasi dengan dokter.
Langkah-langkah Pengobatan Kanker Payudara
Satu
dari sembilan orang wanita akan terkena kanker payudara selama masa
hidup mereka. Kanker yang terdeteksi pada tahap awal memiliki peluang
untuk sembuh melalui langkah-langkah pengobatan. Karena itu, sangat penting bagi seorang wanita untuk melakukan pemeriksaan payudara secara rutin.
Kanker
payudara dapat diobati dengan kombinasi operasi, kemoterapi, dan
radioterapi. Beberapa kasus kanker payudara juga dapat ditangani melalui
terapi biologis atau hormon. Selama masa pengobatan dan pemulihan,
dukungan dari orang lain (terutama keluarga serta teman dekat) bagi
penderita kanker payudara sangatlah penting.
Gejala Kanker Payudara
Indikasi pertama dari kanker payudara yang umumnya disadari adalah
benjolan atau kulit yang menebal di payudara, tetapi sekitar 9 dari 10
benjolan yang muncul bukanlah disebabkan oleh kanker.
Indikasi
pertama kanker payudara yang biasanya disadari adalah benjolan atau
kulit yang menebal pada payudara. Meski demikian, sekitar 9 dari 10
benjolan yang muncul bukanlah disebabkan oleh kanker.
Terdapat
beberapa indikasi yang perlu Anda perhatikan agar bisa ditanyakan
langsung kepada dokter yang menangani Anda. Contoh gejala tersebut
adalah rasa sakit pada payudara atau ketiak yang tidak berhubungan
dengan siklus menstruasi.
Kemunculan benjolan atau kulit payudara
yang menebal serta keluarnya cairan dari puting (biasanya disertai
darah) juga perlu Anda waspadai. Beberapa gejala lainnya adalah
perubahan ukuran pada salah satu atau kedua payudara, perubahan bentuk
puting, serta kulit payudara yang mengerut.
Anda mungkin juga akan mengalami gatal-gatal dan muncul ruam
di sekitar puting Anda. Pada bagian ketiak Anda, bisa juga muncul
benjolan atau pembengkakan. Tanda-tanda dan gejala di atas perlu Anda
waspadai dan usahakan untuk menanyakan pada dokter untuk memastikan
kondisi yang Anda alami.
Penyebab Kanker Payudara
Penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti. Sulit untuk
memastikan bahwa tiap penderita memiliki penyebab yang sama atau tidak.
Tetapi ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi tingkat risiko terkena
kanker payudara, antara lain:
Dampak Diagnosis Kanker Payudara yang Sebelumnya
Jika
Anda pernah mengidap kanker payudara atau terjadi perubahan sifat sel
kanker non-invasif yang terkandung di dalam saluran payudara menjadi sel
kanker invasif, Anda dapat kembali terkena kanker pada payudara yang
sama atau pada payudara satunya.
Pengaruh Benjolan Jinak yang Pernah Dimiliki
Memiliki
benjolan jinak bukan berarti Anda mengidap kanker payudara, tetapi
benjolan tertentu mungkin bisa meningkatkan risiko Anda. Perubahan kecil
pada jaringan payudara Anda, seperti pertumbuhan sel yang tidak lazim
dalam saluran atau lobulus, bisa meningkatkan risiko Anda untuk terkena
kanker payudara.
Pengaruh Genetika dan Riwayat Kesehatan Keluarga
Jika
Anda memiliki keluarga inti (misalnya, ibu, kakak, adik atau anak) yang
mengidap kanker payudara atau ovarium, risiko Anda untuk terkena kanker
payudara akan meningkat. Tetapi kanker payudara mungkin juga muncul
lebih dari sekali dalam satu keluarga secara kebetulan.
Umumnya
kasus kanker payudara bukan dikarenakan faktor keturunan (hereditas),
tetapi mutasi gen tertentu yang dikenal dengan nama BRCA1 dan BRCA2 dapat mempertinggi risiko kanker payudara dan kanker ovarium. Jenis kanker ini juga mungkin diturunkan orang tua kepada anak.
Faktor Usia
Seiring
bertambahnya usia, risiko kanker juga akan meningkat. Kanker payudara
umumnya terjadi pada wanita berusia di atas 50 tahun yang sudah
mengalami menopause. Sekitar 80 persen kasus kanker payudara terjadi pada wanita berusia di atas 50 tahun.
Risiko Paparan Radiasi
Risiko
Anda untuk terkena kanker payudara juga bisa meningkat jika sering
terpapar radiasi atau akibat prosedur medis tertentu yang menggunakan
radiasi seperti rontgen dan CT scan.
Risiko Paparan Estrogen
Risiko terkena kanker payudara akan sedikit meningkat akibat tingkat paparan terhadap estrogen dalam tubuh. Contoh:
- Jika Anda tidak memiliki keturunan atau melahirkan di usia lanjut. Hal ini akan meningkatkan risiko kanker payudara karena paparan terhadap estrogen tidak terhalang oleh proses kehamilan.
- Jika Anda mengalami masa menstruasi yang lebih lama (misalnya, mulai menstruasi sebelum usia 12 tahun atau mengalami menopause setelah usia 55 tahun).
Pengaruh Terapi Penggantian Hormon
Terapi
penggantian hormon kombinasi memiliki risiko sedikit lebih tinggi
daripada terapi penggantian hormon estrogen. Tetapi keduanya tetap dapat
mempertinggi risiko terkena kanker payudara.Di antara 1.000 wanita yang
menjalani terapi hormon kombinasi selama 10 tahun, diperkirakan akan
ada 19 kasus kanker payudara lebih banyak dibanding kelompok wanita yang
tidak pernah menerima terapi hormon. Risiko ini juga akan meningkat
seiring durasi terapi, tapi akan kembali normal setelah Anda berhenti
menjalaninya.
Pengaruh Kelebihan Berat Badan Atau Obesitas
Kelebihan
berat badan setelah menopause dapat menyebabkan peningkatan produksi
estrogen sehingga risiko kanker payudara akan meningkat.
Konsumsi Minuman Keras
Sebuah
penelitian telah dilakukan terhadap 200 wanita pengonsumsi minuman
keras dan 200 wanita bukan pengonsumsi minuman keras. Hasilnya
menyatakan bahwa anggota kelompok pengonsumsi minuman keras bisa
terserang kanker sebanyak tiga orang lebih banyak. Risiko kanker
payudara akan meningkat seiring banyaknya jumlah minuman keras yang
dikonsumsi.
Diagnosis Kanker Payudara
Pada umumnya, kanker payudara didiagnosis melalui pemeriksaan rutin
atau ketika penderitanya menyadari gejala-gejala tertentu yang akhirnya
menjadi pendorong untuk ke dokter.Pemeriksaan fisik saja tidak cukup
untuk mengonfirmasi diagnosis kanker payudara.
Jika menemukan
benjolan pada payudara Anda, dokter akan menganjurkan beberapa prosedur
untuk memastikan apakah Anda menderita kanker payudara atau tidak.
- Mamografi. Pemeriksaan dengan mamografi umumnya digunakan untuk mendeteksi keberadaan kanker.
- USG. Jenis pemeriksaan ini digunakan untuk memastikan apakah benjolan pada payudara berbentuk padat atau mengandung cairan.
- Biopsi. Pemeriksaan ini meliputi proses pengambilan sampel sel-sel payudara dan mengujinya untuk mengetahui apakah sel-sel tersebut bersifat kanker. Melalui prosedur ini, sampel biopsi juga akan diteliti untuk mengetahui jenis sel payudara yang terkena kanker, keganasannya serta reaksinya terhadap hormon.
Saat didiagnosis positif mengidap kanker, Anda
memerlukan sejumlah pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui stadium
dan tingkat penyebaran kanker. Di antaranya:
- MRI dan CT scan.
- Rontgen dada.
- Pemeriksaan tulanguntuk mengecek apakah kanker sudah menyebar ke tulang.
- Biopsi kelenjar getah bening (noda limfa) di ketiak. Jika terjadi penyebaran kanker, kelenjar getah bening pertama yang akan terinfeksi adalah noda limfa sentinel.Lokasinya bervariasi jadi perlu diidentifikasikan dengan kombinasi isotop radioaktif dan tinta biru.
Anda juga
dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan yang akan menunjukkan reaksi
kanker pada jenis-jenis pengobatan tertentu. Di antaranya:
Pemeriksaan HER2
Kanker yang dirangsang oleh protein, disebut dengan HER2 (human epidermal growth factor receptor 2), dapat ditangani dengan obat-obatan yang memblokir efek HER2. Jenis pengobatan ini disebut terapi biologis atau molekul.
Pemeriksaan reseptor hormon
Pertumbuhan sel kanker payudara juga mungkin dipicu oleh hormon alami tubuh, misalnya estrogen dan progesteron.
Sampel sel kanker akan diambil dari payudara dan diuji untuk melihat
reaksinya pada estrogen atau progesteron. Jika hormon menempel pada sel
kanker, yaitu pada reseptor hormon, sel tersebut akan disebut sebagai
reseptor hormon positif.
Stadium Kanker Payudara
Stadium
menjelaskan ukuran kanker dan tingkat penyebarannya. Kanker payudara
duktal non-invasif terkadang digambarkan sebagai Stadium 0. Stadium
lainnya menjelaskan perkembangan kanker payudara invasif. Dokter akan
menentukan stadium kanker setelah Anda didiagnosis positif terkena
kanker.
Pada stadium 1
Ukuran tumor kurang
dari 2 cm. Tumor tidak menyebar ke kelenjar getah bening di ketiak dan
tidak ada tanda-tanda penyebaran kanker ke bagian lain tubuh.
Pada stadium 2
Ukuran
tumor 2-5 cm atau tidak ada penyebaran ke kelenjar getah bening, atau
keduanya. Tidak ada tanda-tanda bahwa kanker sudah menyebar ke bagian
lain tubuh.
Pada stadium 3
Ukuran
tumor 2-5 cm. Tumor mungkin menempel pada kulit atau jaringan di
sekitar payudara. Kelenjar getah bening di ketiak terinfeksi, tapi tidak
ada tanda-tanda bahwa kanker sudah menyebar ke bagian lain tubuh.
Pada stadium 4
Tumor dengan segala ukuran dan sudah menyebar ke bagian lain tubuh (metastasis).
Pengobatan Kanker Payudara
Ada beberapa faktor yang jadi pertimbangan dokter sebelum memutuskan
pengobatan yang terbaik, yaitu stadium serta tingkat perkembangan
kanker, kondisi kesehatan menyeluruh dari penderita dan masa menopause.
Kanker
payudara yang terdeteksi melalui pemeriksaan rutin biasanya berada pada
stadium awal. Kanker payudara primer (sel kanker pertama berawal dari
sel payudara dan bukan hasil penyebaran sel kanker dari organ lain)
umumnya bisa sembuh secara total jika didiagnosis dan diobati sejak
dini.
Sedangkan kanker yang terdeteksi akibat gejala fisik yang
muncul mungkin sudah berada pada stadium lebih lanjut. Jika terdeteksi
pada stadium lanjut dan setelah menyebar ke bagian lain tubuh, maka
kanker payudara tidak bisa disembuhkan. Jenis pengobatan yang akan
dianjurkan pun berbeda dan bertujuan untuk meringankan beban bagi
penderitanya.
Jenis penanganan kanker payudara yang pertama
biasanya adalah operasi. Jenis operasinya bervariasi tergantung jenis
kanker payudara yang Anda derita. Proses operasi biasanya
ditindaklanjuti dengan kemoterapi, radioterapi, atau perawatan biologis
untuk beberapa kasus tertentu. Kemoterapi atau terapi hormon juga
terkadang dapat menjadi langkah pengobatan pertama.
Jika
terdeteksi pada stadium lanjut setelah menyebar ke bagian lain tubuh,
kanker payudara tidak bisa disembuhkan. Jenis pengobatan yang akan
dianjurkan pun berbeda dan bertujuan untuk meringankan beban bagi
penderitanya.
Proses-proses Operasi
Operasi untuk kanker payudara terbagi dua, yaitu operasi yang hanya mengangkat tumor dan
operasi yang mengangkat payudara secara menyeluruh (mastektomi).
Operasi plastik rekonstruksi biasanya dapat dilakukan langsung setelah
mastektomi.
Untuk menangani kanker payudara stadium awal,
penelitian menunjukkan bahwa kombinasi operasi pengangkatan tumor dan
radioterapi memiliki tingkat kesuksesan yang sama dengan mastektomi
total.
Lumpektomi (operasi pengangkatan tumor)
Dalam
lumpektomi, bentuk payudara akan dibiarkan seutuh mungkin. Operasi ini
umumnya dianjurkan untuk tumor berukuran kecil dan meliputi pengangkatan
tumor beserta sedikit jaringan sehat di sekitarnya. Pertimbangan dalam
menentukan jumlah jaringan payudara yang akan diangkat meliputi
kuantitas jaringan di sekitar tumor yang perlu diangkat, jenis, ukuran,
lokasi tumor, dan ukuran payudara.
Mastektomi (pengangkatan payudara)
Proses
operasi ini adalah pengangkatan seluruh jaringan payudara, termasuk
puting. Penderita dapat menjalani mastektomi bersamaan dengan biopsi
noda limfa sentinel jika tidak ada indikasi penyebaran kanker pada
kelenjar getah bening. Sebaliknya, penderita dianjurkan untuk menjalani
proses pengangkatan kelenjar getah bening di ketiak jika kanker sudah
menyebar ke bagian itu.
Operasi plastik rekonstruksi
Ini
adalah proses operasi untuk membuat payudara baru yang semirip mungkin
dengan payudara satunya. Operasi plastik rekonstruksi bisa dilakukan
dengan dua cara, yaitu operasi rekonstruksi langsung yang bersamaan
dengan mastektomi, dan operasi rekonstruksi berkala yang dilakukan
beberapa waktu setelah mastektomi. Operasi pembuatan payudara baru ini
bisa dilakukan dengan menggunakan implan payudara atau jaringan dari
bagian tubuh lain.
Langkah Kemoterapi
Kemoterapi
umumnya ada dua jenis, yaitu kemoterapi setelah operasi untuk
menghancurkan sel-sel kanker dan sebelum operasi yang berguna
mengecilkan tumor. Jenis dan kombinasi obat-obatan antikanker yang
digunakan akan ditentukan oleh dokter berdasarkan jenis kanker dan
tingkat penyebarannya.
Efek samping kemoterapi umumnya akan
memengaruhi sel-sel sehat. Karena itu, pencegahan atau pengendalian
sebagian efek samping akan ditangani dengan obat-obatan lain oleh
dokter. Beberapa efek samping dari kemoterapi meliputi hilangnya nafsu
makan, mual, muntah, sariawan atau sensasi perih dalam mulut, rentan terhadap infeksi, kelelahan, serta rambut rontok.
Kemoterapi juga bisa menghambat produksi hormon estrogen
tubuh. Penderita yang belum mengalami menopause akan mengalami
menstruasi yang terhenti selama kemoterapi. Siklus ini seharusnya akan
kembali setelah pengobatan selesai. Namun, menopause dini juga mungkin
bisa terjadi pada wanita yang berusia di atas 40 tahun karena mereka
mendekati usia rata-rata menopause.
Jika bagian tubuh lainnya
sudah terkena penyebaran kanker payudara, kemoterapi tidak akan bisa
menyembuhkan kanker. Tetapi kemoterapi dapat mengecilkan tumor,
meringankan gejala-gejala, dan memperpanjang usia.
Langkah Radioterapi
Radioterapi
adalah proses terapi untuk memusnahkan sisa-sisa sel-sel kanker dengan
dosis radiasi yang terkendali. Proses ini biasanya diberikan sekitar
satu bulan setelah operasi dan kemoterapi agar kondisi tubuh dapat pulih
terlebih dulu. Tetapi tidak semua penderita kanker payudara
membutuhkannya.
Sama seperti kemoterapi, prosedur ini juga
memiliki efek samping, yaitu iritasi sehingga kulit payudara perih,
merah, dan berair, warna kulit payudara menjadi lebih gelap, kelelahan
berlebihan serta limfedema (kelebihan cairan yang muncul di lengan
akibat tersumbatnya kelenjar getah bening di ketiak).
Terapi Hormon Untuk Mengatasi Kanker Payudara
Khusus untuk kanker payudara yang pertumbuhannya dipicu estrogen atau progesteron
alami (kanker positif reseptor-hormon), terapi hormon digunakan untuk
menurunkan tingkatan kanker atau menghambat efek hormon tersebut.
Langkah ini juga kadang dilakukan sebelum operasi untuk mengecilkan
tumor agar mudah diangkat, tapi umumnya diterapkan setelah operasi dan
kemoterapi.
Jika kondisinya kurang sehat, penderita tidak akan
bisa menjalani operasi, kemoterapi, atau radioterapi. Karena itu, terapi
hormon dapat menjadi alternatif sebagai proses pengobatan tunggal.
Durasi
terapi hormon yang umumnya dianjurkan adalah maksimal lima tahun
setelah operasi. Jenis terapi yang akan dijalani tergantung kepada usia,
apakah Anda sudah menopause atau belum, tingkat perkembangan kanker,
jenis hormon yang memicu kanker, dan jenis pengobatan lain yang
dijalani.
Tamoksifen dan penghambat enzim aromatase adalah dua
jenis obat yang biasanya digunakan dalam terapi hormon. Tamoksifen
berfungsi untuk menghambat estrogen agar tidak mengikatkan diri pada
sel-sel kanker.
Sedangkan penghambat enzim aromatase dianjurkan
untuk penderita yang sudah mengalami menopause. Fungsinya adalah
menghalangi kinerja aromatase, yaitu substansi yang membantu produksi
estrogen dalam tubuh setelah menopause. Contoh obat ini dalam bentuk
tablet yang tersedia dan diminum setiap hari adalah letrozol,
eksemestan, dan anastrozol.
Tamoksifen dan penghambat enzim aromatase dapat menyebabkan beberapa efek samping yang mirip, antara lain sakit kepala, mual, muntah serta sensasi rasa panas, berkeringat, dan jantung berdebar (hot flushes). Tetapi, tamoksifen memiliki efek samping khusus, yaitu dapat menyebabkan perubahan siklus menstruasi pada penderita kanker payudara.
Langkah Ablasi Atau Supresi Ovarium
Ablasi atau supresi ovarium akan menghentikan kinerja ovarium untuk memproduksi estrogen.
Ablasi
sendiri bisa dilakukan dengan operasi atau radioterapi. Ablasi ovarium
akan menghentikan kinerja ovarium secara permanen dan memicu menopause
dini.
Supresi ovarium menggunakan agonis luteinising hormone-releasing hormone (aLHRH) yang bernama goserelin.
Pemakaian obat ini akan menghentikan menstruasi untuk sementara.
Menstruasi akan kembali normal setelah proses pemakaian selesai. Bagi
penderita berusia mendekati usia menopause atau sekitar 45 tahun,
menstruasi mereka mungkin akan berhenti secara permanen meski pemakaian goserelin sudah selesai.
Suntikan goserelin
diberikan sebulan sekali. Efek samping obat ini menyerupai masa
menopause seperti perasaan yang emosional, kesulitan tidur dan sensasi
panas yang disertai dengan jantung yang berdebar-debar.
Terapi Biologis Dengan Trastuzumab
Pertumbuhan sebagian jenis kanker payudara yang dipicu oleh protein HER2 (human epidermal growth factor receptor 2) disebut positif HER2. Selain menghentikan efek HER2, terapi biologis juga membantu sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel-sel kanker. Jika tingkat protein HER2
Anda tinggi dan Anda mampu menjalani terapi biologis, trastuzumab
mungkin akan dianjurkan oleh dokter untuk Anda setelah kemoterapi.
Antibodi
berfungsi memusnahkan sel-sel berbahaya seperti virus dan bakteri.
Protein ini diproduksi secara alami oleh sistem kekebalan tubuh.
Trastuzumab adalah jenis terapi biologis yang dikenal sebagai antibodi
monoklonal. Obat ini akan menghambat HER2 sehingga sel-sel kanker akan mati.
Terapi ini tidak cocok untuk penderita dengan penyakit jantung seperti angina, hipertensi, atau penyakit katup jantung.
Jika memang diharuskan menggunakan trastuzumab, penderita harus
menjalani pemeriksaan jantung secara rutin. Efek samping lain dari
trastuzumab adalah mual, sakit kepala, diare, sesak napas, menggigil, demam, serta rasa nyeri.
Pencegahan Kanker Payudara
Pencegahan secara total untuk kanker payudara sulit diketahui karena
penyebab kanker ini belum diketahui dengan pasti. Tetapi ada beberapa
langkah yang dapat kita lakukan untuk menurunkan risiko kanker payudara.
Langkah
utamanya adalah dengan menerapkan gaya hidup yang sehat. Misalnya
mengurangi konsumsi makanan berlemak, menjaga berat badan yang sehat dan
ideal, teratur berolahraga, serta membatasi konsumsi alkohol. Cara-cara
tersebut tidak hanya bisa menurunkan risiko kanker payudara, tapi juga
mencegah berbagai penyakit lain.
Selain gaya hidup, penelitian
juga menunjukkan bahwa wanita yang pernah menyusui memiliki risiko lebih
rendah untuk terkena kanker payudara. Hal ini mungkin terjadi karena
masa ovulasi mereka menjadi tidak rutin saat sedang menyusui sehingga
tingkat estrogen tetap stabil.
Menghadang Kanker Payudara Secara Klinis
Ada
beberapa penanganan untuk menurun risiko bagi wanita dengan risiko
kanker payudara yang lebih tinggi dari rata-rata. Dua jenis penanganan
utamanya akan dijelaskan lebih detail di bawah ini.
Penanganan dengan obat-obatan
Dua
jenis obat yang tersedia untuk wanita dengan risiko tinggi terkena
kanker payudara adalah tamoksifen dan raloksifen. Wanita yang sudah
mengalami menopause
dapat menggunakan kedua obat ini, sementara wanita yang belum menopause
hanya dianjurkan untuk menggunakan tamoksifen. Jika Anda pernah atau
memiliki risiko mengalami penggumpalan darah atau kanker rahim, kedua obat ini juga kemungkinan tidak cocok.
Bagi
Anda yang ingin memiliki anak, dokter biasanya akan menganjurkan untuk
berhenti meminum tamoksifen setidaknya dua bulan sebelum mencoba untuk
hamil karena obat ini akan memengaruhi perkembangan janin. Tamoksifen
juga dapat meningkatkan risiko penggumpalan darah, jadi Anda sebaiknya
berhenti meminumnya pada enam minggu sebelum operasi.
Mastektomi
Selain
untuk menangani kanker payudara, mastektomi juga digunakan untuk
menurunkan risiko kanker payudara pada wanita yang berisiko tinggi
akibat riwayat keturunan. Operasi ini bisa menurunkan risiko kanker
payudara hingga 90%, namun tetap memiliki risiko komplikasi.
Pengangkatan
payudara juga mungkin dapat menurunkan kepercayaan diri pasien secara
signifikan. Di samping operasi plastik, rekonstruksi payudara yang
dilakukan bersamaan atau setelah mastektomi, Anda juga memiliki
alternatif lain, yaitu payudara palsu yang dapat digunakan di dalam
beha.
Pemeriksaan Kanker Payudara
Sejak tahun 2007, relawan Yappika (Yayasan Penguatan Partisipasi,
Inisiatif dan Kemitraan Masyarakat Indonesia) menghimbau dan mengajari
para wanita untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Cara yang
biasa disingkat SADARI ini merupakan salah satu langkah pencegahan
kanker payudara.
Kematian akibat kanker payudara dapat dicegah
lewat pemeriksaan. Jika kanker payudara terdeteksi pada stadium awal,
peluang Anda untuk pulih total akan makin tinggi. Kemungkinan Anda
membutuhkan mastektomi atau kemoterapi juga akan menurun.
Mamografi
adalah jenis pemeriksaan yang paling sering dianjurkan bagi semua
wanita untuk mendeteksi kanker payudara. Walau kanker payudara lebih
jarang terjadi pada wanita di atas umur 70, mereka tetap bisa menjalani
pemeriksaan mamografi sekali dalam 3-5 tahun. Jika Anda adalah seorang
wanita berumur antara 50-70 tahun, Anda sebaiknya menjalani pemeriksaan
mamografi sekali tiap tiga tahun. Begitu juga dengan wanita yang berusia
di bawah 50 tahun, mereka disarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin
sekali tiap tiga tahun.
Khusus bagi wanita yang berisiko tinggi
terkena kanker payudara, misalnya karena ada keluarga inti yang mengidap
kanker payudara atau ovarium, mereka sebaiknya menjalani MRI scan atau mamografi tahunan sebelum mencapai usia 50 tahun. Pemeriksaan MRI kadang menjadi pilihan karena hasilnya yang lebih akurat untuk mendeteksi kanker pada payudara yang padat.
Alternatif
lain untuk mendeteksi kanker payudara adalah lewat pemeriksaan
genetika. Anda dapat memilih untuk menjalani pemeriksaan genetika lewat
tes darah untuk mencari variasi mutasi BRCA1, BRCA2, dan TP53. Memiliki salah satu gen ini dapat mempertinggi risiko kanker payudara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar