Selasa, 30 Agustus 2016

Tuhan Aku Lelah

::...Ya aLLah...boLehkah aku berkata "Aku LeLah???"...::


Hari ini aku begitu terpuruk,dalam diam. Menahan semua rasa dan emosi. Menahan serta mencoba bertahan dengan semua beban yang menghimpit. Entah mengapa, hari ini tak seperti biasanya. Seperti bukan diriku yang selama ini kukenal. Aku merasa diri ini begitu berkecil hati, seaakan diri ini memulai aksi unjuk rasanya, menentang semua rutinitas yang selama ini kulakukan. Semua rutinitas yang selama ini aku bangun dengan keoptimisan. Meski tak memungkiri terkadang hati ini mendengus kesal, mencibir dan mengumpat betapa menyedihkannya hidup ini.
inikah titik lemahku?Inikah titik terendahku?Titik di mana aku mulai mengenal sebuah kata pesimis?
Ya Allah, bantu aku... Sungguh aku tak mau mengenal kata ituAku ingin terus bertahan! Aku ingin tetap berjuang di jalan ini!
Ya Allah,, Aku Lelah !
terasa tidak mudah perjalanan yang aku tapaki..
perjalanan untuk menuju mimpiku dan untuk membahagiakan orang tuaku..
perjalananku menuntut ilmu agar dapat berguna bagi sesama...
Berat terasa ketika kaki ini melangkah, banyak kerikil-kerikil terhampar di setiap perjalanan..
badai pun terkadang datang menerpa..
membuat hati ini goyah.. ingin berhenti dan MENYERAH...
Ya Allah,, Aku Lelah !
aku lelah dengan semua yang ada di duniamu ini..
“Ya Allah! aku hanya hambaMu yang kerdil lagi hina. Aku tidak bisa berbuat apapun kecuali mengharap hanya kepadaMu. Jika aku menangis, bukan kerana aku tidak redha dengan takdir dan ketentuanMu, bukan kerana aku terluka dengan ujianMu, bukan juga kerana aku berkecil hati denganMu. Sedang aku hanya seorang hambaMu yang lemah. Yang tidak punya apapun selain tangisan dan air mata, yang menemani setiap duka dan sakitku. Ku persembahkan air mata ini kerana cintaku kepadaMu ya Allah!"
"Ya Allah! Tangis ini adalah pengubat dukaku. Air mata ini adalah teman yang paling memahami akan diriku. Aku hanyalah seorang hamba yang lelah dalam perjalananku ini. Aku sangat penat ya Allah, penat memujuk hatiku. Penat untuk menangisi segalanya daripadaMu. Ampunkanlah aku ya Allah jika aku tidak beradab denganMu. Jika aku ini hambaMu yang tidak tahu berbudi dan tidak pandai bersyukur padaMu."
"Ya Allah, jadikanlah kesusahan dan ujian ini sebagai tarbiyah untuk aku lebih akrab denganMu, lebih mengharap padaMu dan lebih memerlukanMu pada segenap waktu dan ketika. Janganlah derita dan kesakitan ini membuatkan aku jauh daripadaMu."
"Aku redha ya Allah dengan tadirMu ini. Aku terima dugaan ini dengan sepenuh jiwa dan ragaku! Aku tidak pernah bersangka buruk padaMu, apatah lagi merungut-rungut akan jalan yang Kau bentangkan untukku. Jika di dunia ini terlalu banyak tangisan untukku, andai di dunia ini begitu banyak derita buatku, andai di dunia ini tiada bahagian untukku, Kau gantilah segalanya itu dengan keindahan syurgaMu di sana."
Ya Allah, biarlah hati ini yang menatanya, biarlah mulut ini terkunci untuk mengatakan sebuah kritik dan gerutu yang hanya berharap semua kan menjadi lebih mudah tanpa ada aksi yang nyata.
Biarlah mulut ini tetap terkunci agar ia tak menyalahkan keadaan, agar ia tetap menatap jauh bahwa ia pasti mampu menghadapinya.
Biarlah hanya telinga ini yang mendengar, kala semua orang mulai menggerutukan nasib dan hidupnya. Kala semua mulai menyalahkan takdir yang telah Engkau gariskan.
Biarlah hanya telinga ini yang bekerja, mendengar lalu beristigfar...
Membalas semua gerutu mereka dengan senyum keoptimisan, sebuah senyum penyemangat bahwa Engkau sungguh Maha Bijaksana telah menempatkan pada posisi yang sulit...
Hingga pada akhirnya nanti aku kan tumbuh menjadi seseorang yang lebih baik lagi, lebih bermanfaat dan lebih tangguh dari aku hari ini...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Electricity Lightning