Minggu, 24 Juli 2016

5 Fakta Tentang Kekentalan Darah Yang Penting Diketahui



Dibandingkan kondisi kesehatan lain, kekentalan darah bisa jadi masih jarang diketahui oleh masyarakat.
Seorang ahli mengatakan, pentingnya memperhatikan kadar kekentalan darah sebagai salah satu ukuran kesehatan jantung.
Berikut beberapa fakta tentang kekentalan darah yang seharusnya diketahui:
  • Faktor yang paling memengaruhi kekentalan darah adalah sel darah merah. Pada wanita, jumlah dan ukuran normal sel darah merah yaitu sekitar 36-46 persen dari volume darah, sementara pada pria sekitar 41-53 persen. Beberapa faktor lain dapat meningkatkan kekentalan darah seperti kadar lipid yang tinggi, obat-obatan tertentu, dan kondisi penyakit lain seperti kanker dan diabetes.
  • Ketika kekentalan darah berlebih maka geraknya akan melambat. Menurut dr. Baumann dari Amerika, hal itu akan meningkatkan risiko saling menempelnya sel-sel darah merah yang kemudian membentuk gumpalan, menghambat asupan oksigen pada organ tubuh, dan memaksa jantung bekerja lebih keras sebagai upaya memenuhi asupan oksigen sel-sel tubuh.
  • Sebuah studi mengungkap, kekentalan darah berkaitan dengan risiko lebih tinggi menderita serangan jantung. Demikian juga risiko stroke yang lebih tinggi. Meskipun demikian, bukti ilmiah belum cukup kuat membuktikan kekentalan darah yang berlebihan, sama pengaruhnya dengan tekanan darah tinggi atau kolesterol tinggi, dalam memicu penyakit berbahaya tersebut.
  • Tingkat low-density lipoprotein (LDL) dan peradangan dapat memengaruhi kekentalan darah. Semakin tinggi LDL, atau sering disebut dengan kolesterol buruk, maka demikian pula dengan kekentalan darah. Peradangan kronis juga dapat meningkatkan kekentalan darah yang berlebihan, sebagaimana halnya juga terjadi pada orang dengan kebiasaan merokok.
  • Anemia dapat memengaruhi kekentalan darah hingga tingkat yang mengancam jiwa. Efek anemia yang berat dapat menyebabkan gagal jantung. Gejala anemia yaitu pusing, lemah, tidak enak badan, sulit konsentrasi, atau kadang disertai dengan sesak napas.

Minimalisir Risiko dengan Pola Hidup Sehat

Risiko kekentalan darah berlebih dapat diminimalisir dengan pola hidup sehat. Seorang spesialis jantung mengemukakan program tujuh langkah yang perlu dilakukan untuk menurunkan kekentalan darah sehingga terhindar dari sakit jantung dan stroke. Empat  langkah awalnya adalah berhenti merokok, menerapkan pola makan sehat, berolahraga dan mengelola stres dengan baik.
Berhenti merokok akan mengurangi risiko pembentukan gumpalan darah dan serangan jantung. Pola makan dapat diperbaiki dengan mengurangi asupan lemak. Olahraga akan membantu membuat aliran darah lebih lancar, sehingga dapat meningkatkan kesehatan pembuluh darah, menurunkan tekanan darah, mengurangi kolesterol, dan berbagai manfaat lainnya.
Kemudian, tiga langkah selanjutnya yaitu mendonasikan darah, minum air 10-12 gelas per hari, dan mengonsumsi aspirin dosis rendah untuk menghindari penggumpalan darah. Langkah terakhir, seharusnya melalui konsultasi dokter.
Selain itu, upayakan untuk mengurangi berat badan, serta mengecek kadar kolesterol dan tekanan darah secara teratur agar tetap dalam batas normal. Langkah-langkah di atas dapat mengurangi risiko serangan jantung yang pada dasarnya terkait dengan aliran darah.
Meski demikian, ada sebagian orang yang memiliki kecenderungan pembentukan gumpalan darah lebih tinggi karena alasan genetik. Untuk kalangan tersebut, perlu bantuan obat atau perawatan khusus untuk menjaga aliran darah tetap lancar.
Terapkan gaya hidup sehat untuk menjaga kekentalan darah tetap normal agar kesehatan jantung terjaga. Jika Anda memiliki kecenderungan gangguan kekentalan darah secara genetik, konsultasikan dengan dokter untuk mencegah risikonya.

Memahami Karakteristik Golongan Darah A, B, AB, dan O




Golongan darah tiap individu tidak sama. Perbedaan golongan darah dikelompokkan kepada tipe A, B, AB, atau O. Status rhesus (Rh) darah pun bisa tergolong negatif atau positif. Perbedaan-perbedaan tersebut perlu diperhatikan dalam penggunaan darah di dunia medis.

Baik bagi Anda untuk mengetahui karakteristik tersebut, mengingat darah memiliki peranan penting pada tubuh.

Golongan darah seseorang ditentukan berdasarkan ada atau tidaknya zat antigen pada sel darah merah dan plasma darah . Antigen berfungsi seperti tanda pengenalan sel tubuh Anda. Ini supaya tubuh bisa membedakan sel tubuh sendiri dari sel yang berasal dari luar tubuh. Jika sel dengan antigen berlawanan masuk ke dalam tubuh, maka sistem kekebalan tubuh akan mulai perlawanan terhadap sel yang dianggap asing tersebut dan memproduksi antibodi.
Ada dua teknik yang kerap dipakai untuk mengelompokkan darah, yaitu menggunakan sistem ABO dan rhesus (Rh). Kedua sistem ini bisa sangat membantu jika Anda ingin melakukan transfusi darah.
Melalui sistem ABO, Anda bisa mengetahui golongan darah Anda, apakah A, B, AB atau O.
  • Jika Anda memiliki golongan darah A, maka Anda memiliki antigen A pada sel darah merah dan memproduksi antibodi untuk melawan sel darah merah dengan antigen B.
  • Jika Anda memiliki golongan darah B, maka Anda memiliki antigen B pada sel darah merah dan memproduksi antibodi A untuk melawan sel darah merah dengan antigen A.
  • Jika Anda memiliki golongan darah AB, maka Anda memiliki antigen A dan B pada sel darah merah. Ini juga berarti Anda tidak memiliki antibodi A dan B pada plasma darah.
  • Jika Anda memiliki golongan darah O, maka Anda tidak memiliki antigen A atau B pada sel darah merah. Ini berarti darah bergolongan O bisa diberikan pada orang dengan golongan darah apa pun (donor universal). Orang bergolongan darah O memproduksi antibodi A dan B di plasma darah.
Pemilik golongan darah O bisa mendonorkan darahnya kepada siapa pun, tapi mereka tidak bisa asal menerima darah. Mereka hanya bisa mendapatkan transfusi darah dari tipe O saja. Sebaliknya, golongan darah AB tergolong penerima universal. Kalangan ini bisa mendapat transfusi darah dari jenis A, B, AB, atau O. Namun kalangan ini hanya bisa mendonorkan darahnya kepada mereka dengan darah jenis AB saja.
Faktor rhesus (Rh) adalah jenis antigen yang ada pada sel darah merah. Jika seseorang memiliki faktor Rh, maka dia tergolong positif dan jika tidak, negatif.
Kalangan yang memiliki Rh negatif bisa mendonorkan darahnya kepada orang yang memiliki status Rh negatif dan Rh positif. Pendonor dengan Rh positif hanya bisa memberikan darahnya kepada orang dengan status Rh positif.
Untuk lebih jelasnya, Anda bisa melihat tabel di bawah ini.


Tabel Kecocokan Sel Darah Merah Pendonor dan Penerima


PenerimaPendonor
O−O+A−A+B−B+AB−AB+
O−CocokTidak cocokTidak cocokTidak cocokTidak cocokTidak cocokTidak cocokTidak cocok
O+CocokCocokTidak cocokTidak cocokTidak cocokTidak cocokTidak cocokTidak cocok
A−CocokTidak cocokCocokTidak cocokTidak cocokTidak cocokTidak cocokTidak cocok
A+CocokCocokCocokCocokTidak cocokTidak cocokTidak cocokTidak cocok
B−CocokTidak cocokTidak cocokTidak cocokCocokTidak cocokTidak cocokTidak cocok
B+CocokCocokTidak cocokTidak cocokCocokCocokTidak cocokTidak cocok
AB−CocokTidak cocokCocokTidak cocokCocokTidak cocokCocokTidak cocok
AB+CocokCocokCocokCocokCocokCocokCocokCocok
Selain mendonorkan sel darah merah, transfusi plasma darah juga kerap dilakukan.

Tabel Kecocokan Plasma Darah Pendonor dan Penerima
PenerimaPendonor
OABAB
OCocokCocokCocokCocok
ATidak cocokCocokTidak cocokCocok
BTidak cocokTidak cocokCocokCocok
ABTidak cocokTidak cocokTidak cocokCocok
Dengan mengetahui karakteristik golongan darah, risiko Anda terkena komplikasi akan berkurang. Meski jarang terjadi, ketidakcocokan ABO dan Rh pada saat transfusi darah bisa menyebabkan reaksi serius yang bisa membahayakan nyawa.  Mengetahui status Rh darah juga penting bagi ibu hamil .

Pengaruh Golongan Darah Orang Tua kepada Anak

 

Golongan darah Anda dan pasangan akan menentukan golongan darah anak. Namun perlu diingat bahwa golongan darah anak tidak selalu sama persis dengan ayah atau ibu. Ada beberapa perpaduan golongan darah yang menghasilkan jenis berbeda.
Berikut ini golongan darah yang kemungkinan dimiliki oleh anak Anda.
  • Golongan darah O dan O. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O.
  • Golongan darah O dan A. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O atau A.
  • Golongan darah O dan B. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O atau B.
  • Golongan darah A dan A. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O atau A.
  • Golongan darah A dan B. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O, A, B, atau AB.
  • Golongan darah B dan B. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O atau B.
  • Golongan darah AB dan O. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah A atau B.
  • Golongan darah AB dan A. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah A, B, atau AB.
  • Golongan darah AB dan B. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah A, B, atau AB.
  • Golongan darah AB dan AB. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah A, B, atau AB.
Mengetahui golongan darah juga dapat bermanfaat bagi orang lain, misalnya jika Anda berniat melakukan donor darah untuk keperluan darurat anggota keluarga atau pasien di rumah sakit.



Baca juga : Kelainan Darah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Electricity Lightning