Selasa, 27 September 2016

Bagaimna Dengan Ginjal Anda ?


 Pengertian Infeksi ginjal

 

Infeksi ginjal atau pielonefritis adalah penyakit yang menyebabkan rasa sakit yang tidak nyaman karena berpindahnya bakteri dari kandung kemih menuju ginjal, baik salah satu atau bisa juga kedua-duanya. 

Di dalam tubuh manusia terdapat dua buah organ ginjal. Kedua ginjal menghasilkan urine yang dialirkan melalui ureter dan akhirnya disimpan di dalam kandung kemih. Urine akan dikeluarkan dari kandung kemih melalui uretra.

 Infeksi ginjal biasanya merupakan komplikasi dari infeksi saluran kemih. Bakteri akan memasuki tubuh manusia melalui kulit yang berada di sekitar uretra, lalu berpindah atau bergerak dari uretra menuju kandung kemih, sebelum akhirnya menginfeksi ginjal.




Infeksi ginjal lebih umum terjadi pada wanita karena uretra pada wanita lebih pendek dibandingkan milik pria. Kondisi inilah yang membuat bakteri lebih mudah untuk masuk ke dalam ginjal. Wanita yang aktif melakukan hubungan seksual lebih berisiko mengalami infeksi ginjal. Sedangkan untuk anak-anak, apabila mereka mengalami kelainan saluran kemih sejak lahir atau menderita refluks vesicoureteral (terjadi aliran balik urine dari kandung kemih kembali ke ginjal) juga lebih rentan mengalami infeksi ginjal.

Gejala-gejala Akibat Infeksi Ginjal

Infeksi ginjal akan mengakibatkan gejala muncul dengan cukup cepat, yaitu hingga hanya berselang waktu beberapa jam setelah bakteri mencapai ginjal. Berikut ini adalah gejala umum yang biasanya muncul pada penderita infeksi ginjal.
  • Sering buang air kecil yang terasa sakit dan tidak nyaman. Kondisi ini biasanya mirip dengan gejala awal dari infeksi saluran kemih. Bau urine yang tidak seperti biasanya.
  • Rasa sakit dan tidak nyaman di sekitar perut samping, atau bagian punggung.
  • Demam atau menggigil.
  • Mual dan muntah.
  • Merasa kelelahan.
  • Diare.
  • Kehilangan selera makan.
Gejala-gejala yang muncul di atas tidak hanya disebabkan oleh infeksi ginjal, tetapi bisa juga diakibatkan infeksi kandung kemih (sistitis) atau infeksi pada uretra (uretritis) yang dapat disertai sensasi terbakar saat buang air kecil, adanya darah di dalam urine, dan warna urine yang lebih gelap. Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan medis untuk memastikan diagnosis.Jika infeksi ginjal terjadi pada anak-anak, berikut beberapa gejala yang menyertai:
  • Rewel.
  • Susah makan dan/atau muntah.
  • Badan yang lemas atau kurang berenergi.
  • Sakit perut.
  • Pertumbuhan anak yang tidak normal.
  • Mengompol.
  • Adanya darah dalam urine atau hematuria.
  • Bau urine yang tidak seperti biasanya.
  • Jaundice atau sakit kuning, yaitu kondisi ketika kulit dan bagian putih mata menjadi berwarna kuning.
Infeksi ginjal perlu ditangani oleh dokter karena penderita perlu secepatnya menerima antibiotik. Temui dokter jika mengalami demam tinggi, rasa sakit yang tidak kunjung hilang, atau jika terjadi perubahan pada pola buang air kecil. Selain itu, adanya darah dalam urine juga merupakan pertanda bahwa Anda harus segera menemui dokter untuk menemukan kondisi yang menyebabkannya.

Hal-hal yang Menyebabkan Terjadinya Infeksi Ginjal

Infeksi ginjal terjadi ketika terdapat infeksi bakteri yang menyebar hingga ke organ ginjal, baik salah satu maupun kedua-duanya. Bakteri yang paling umum menyebabkan infeksi ini adalah bakteri yang ada di kotoran manusia, bernama E. coli. Ini adalah jenis bakteri yang sama yang menyebabkan infeksi saluran kemih.
Awalnya, bakteri akan masuk melalui uretra yang terbuka hingga naik menuju  kandung kemih. Setelah itu bakteri menginfeksi kandung kemih dan akhirnya menyebar ke ginjal Anda. Bakteri yang masuk ke saluran kemih kemungkinan secara tidak sengaja menyebar dari anus menuju uretra. Bakteri bisa masuk ke uretra ketika kita membersihkan diri setelah buang air besar atau saat melakukan hubungan seksual.

Selain itu, infeksi ginjal juga bisa terjadi ketika infeksi bakteri atau jamur pada kulit menyebar melalui aliran darah dan masuk ke ginjal. Tapi kondisi ini cukup jarang dan biasanya hanya terjadi pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Faktor risiko infeksi ginjal

Berikut ini adalah beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko Anda mengalami infeksi ginjal:
  • Anatomi tubuh wanita. Saluran uretra pada wanita yang lebih dekat dengan anus daripada pria akan mempermudah infeksi bakteri menyebar ke dalam uretra. Selain itu, saluran uretra pada wanita juga lebih pendek dari saluran uretra pada pria.
  • Kondisi bawaan lahir pada anak-anak. Anak-anak yang terlahir dengan kondisi medis tertentu dengan kelainan saluran kemih. Selain itu, anak yang mengalami konstipasi juga memiliki risiko menderita infeksi ginjal.
  • Obstruksi saluran kemih. Beberapa kondisi seperti batu ginjal dan pembengkakan kelenjar prostat.
  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah. Kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa kondisi, seperti menderita diabetes tipe 2, HIV/AIDS, atau karena obat-obatan yang digunakan dalam kemoterapi.
  • Prostatitis. Infeksi yang terjadi pada kelenjar prostat yang bisa menyebar hingga ke organ ginjal.
  • Wanita yang aktif secara seksual. Hubungan seksual bisa membuat uretra mengalami iritasi dan mempermudah bakteri memasuki kandung kemih.
  • Orang yang sering melakukan seks anal. Bakteri lebih mudah masuk ke saluran kemih hingga akhirnya masuk ke kandung kemih.
  • Wanita hamil. Perubahan fisik yang terjadi akibat kehamilan bisa memperlambat aliran urine di dalam tubuh sehingga bakteri dengan mudah menyebar ke organ ginjal.
  • Pemakaian kateter jangka panjang. Kateter adalah pipa kecil yang digunakan untuk mengeluarkan urine dari kandung kemih. Alat ini mungkin dipasang ketika Anda menjalani tes diagnosis dan prosedur operasi.

Bagaimana Cara Mendiagnosis Infeksi Ginjal?

Terdapat beberapa tes yang akan dilakukan oleh dokter untuk memastikan apakah Anda menderita infeksi ginjal. Sebelumnya, dokter akan menanyakan beberapa pertanyaan tentang gejala yang Anda alami dan riwayat kesehatan Anda serta melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan seperti pemeriksaan suhu tubuh dan tekanan darah.
Salah satu tes yang akan dilakukan adalah tes urine. Tes ini dilakukan dengan memeriksa sampel urine untuk mengetahui apakah kita menderita infeksi sistem kemih. Tes ini tidak bisa menentukan lokasi terjadinya infeksi, apakah terjadi di ginjal atau di bagian lainnya. Tapi melalui pemeriksaan fisik, informasi yang dikumpulkan dari Anda dan tes urine, dokter bisa menyimpulkan diagnosis.

Berikut ini beberapa kondisi yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit.
  • Gejala yang Anda alami bertambah parah.
  • Gejala tidak membaik meski sudah diberi pengobatan dengan antibiotik.
  • Anda berisiko mengalami komplikasi akibat infeksi ginjal.
  • Munculnya gejala lain yang tidak terkait dengan infeksi ginjal.
  • Anak-anak menderita infeksi saluran kemih kambuhan (infeksi yang muncul kembali meski sudah sempat pulih).
Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah tes pencitraan seperti CT scan, ultrasound, dan isotope scan. Guna dari pemeriksaan lebih lanjut adalah mencari tahu jika ada gangguan lain selain infeksi ginjal.

Pengobatan pada Infeksi Ginjal

Infeksi ginjal pada kebanyakan kasus bisa disembuhkan tanpa harus menginap di rumah sakit. Oleh dokter, Anda akan diberi antibiotik dan obat pereda rasa sakit untuk mengatasi infeksi yang muncul pada ginjal.

Penanganan sendiri

Khususnya bagi penderita infeksi ginjal, saat Anda harus buang air, pastikan untuk membuang semua isi kandung kemih Anda. Selain itu, dengan mengonsumsi banyak cairan akan membantu dalam membuang bakteri dari dalam ginjal dan mencegah terjadinya dehidrasi.

Infeksi ginjal bisa menguras kondisi fisik dan menjadikan Anda merasa sangat kelelahan. Pastikan untuk istirahat yang cukup, setidaknya dua minggu sebelum kembali beraktivitas seperti kondisi normal.

Antibiotik

Anda akan diberikan antibiotik berbentuk tablet atau kapsul selama kurang lebih 1-2 minggu. Beberapa antibiotik yang sering kali digunakan adalah ciprofloxacin atau Co-amoxiclav, tapi obat ini tidak disarankan untuk wanita yang hamil. Khusus untuk wanita hamil, biasanya akan diberikan obat yang bernama cefalexin.

Setelah memulai pengobatan dengan antibiotik, Anda akan segera merasakan efek dari obat ini. Anda akan merasa lebih baik dan benar-benar pulih sepenuhnya setelah dua minggu. Pastikan untuk menghabiskan obat resep antibiotik yang diberikan oleh dokter meski Anda merasa sudah sembuh.

Segera temui dokter jika gejala yang Anda alami tidak menunjukkan tanda-tanda membaik dalam waktu 1x24 jam setelah pengobatan dimulai.

Pereda rasa sakit

Untuk meredakan rasa sakit dan demam yang muncul akibat infeksi ginjal, Anda bisa menggunakan parasetamol. Tapi pereda rasa sakit, seperti ibuprofen (obat antiinflamasi nonsteroid), tidak disarankan untuk mengatasi infeksi ginjal. Obat ini bisa meningkatkan risiko Anda mengalami kondisi medis lain yang berkaitan dengan gangguan ginjal.

Penanganan di rumah sakit

Anda akan dirujuk ke rumah sakit jika:
  • Memiliki kondisi tertentu yang membuat Anda lebih berisiko mengalami infeksi ginjal.
  • Infeksi ginjal yang terjadi sangat parah dan memerlukan pemberian antibiotik melalui infus.
  • Infeksi ginjal yang muncul kembali (kambuh).
  • Infeksi ginjal terjadi pada pria, karena kondisi ini jarang sekali terjadi pada pria. Dokter akan merujuk ke rumah sakit untuk mengetahui penyebab munculnya kondisi ini.
  • Infeksi ginjal terjadi pada anak-anak.
Selama Anda ditangani di rumah sakit, Anda bisa diberikan cairan melalui infus untuk menghindari dehidrasi. Untuk memonitor kondisi medis Anda dan respons Anda terhadap antibiotik, diperlukan tes darah dan tes urine secara teratur.
Berikut ini beberapa kondisi medis lain yang memerlukan penanganan di rumah sakit, yaitu:
  • Kondisi tidak membaik dalam waktu 1x24 jam setelah mengonsumsi antibiotik.
  • Anda tidak bisa menelan cairan maupun obat-obatan.
  • Anda mengalami dehidrasi yang cukup parah.
  • Anda sedang hamil dan mengalami demam.
  • Sistem kekebalan tubuh melemah.
  • Usia Anda di atas 65 tahun.
  • Terdapat benda asing di saluran kemih, seperti kateter atau batu ginjal.
  • Anda menderita diabetes, penyakit ginjal kronis, atau penyakit ginjal polikistik.
Sebagian besar penderita infeksi ginjal merespons baik terhadap pengobatan yang dilakukan di rumah sakit. Anda akan tetap diberikan tablet atau kapsul antibiotik untuk melanjutkan pengobatan dari rumah.

Komplikasi Akibat Infeksi Ginjal

Berikut adalah beberapa kemungkinan komplikasi yang muncul akibat infeksi ginjal:
  • Abses ginjal Kondisi ketika cairan nanah muncul di dalam jaringan ginjal. Ini adalah kondisi yang jarang, tapi serius, karena bakteri di dalam abses atau carian nanah bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya, seperti aliran darah atau paru-paru. Abses ginjal cenderung terjadi pada orang yang menderita diabetes. Gejala yang muncul mirip dengan infeksi ginjal, seperti demam, menggigil, sakit perut, sakit saat buang air kecil, dan kehilangan selera makan. Penanganan abses yang parah dilakukan dengan cara operasi dan penanganan abses yang lebih kecil dengan cara pemberian antibiotik melalui infus.
  • Sepsis Kondisi ini terjadi saat bakteri masuk ke aliran darah. Infeksi darah yang satu ini cukup langka dan bisa berakibat fatal karena infeksi bisa menyebar ke seluruh bagian tubuh, termasuk organ-organ vital. Gejala yang muncul akibat kondisi ini adalah tekanan darah rendah, kebingungan, demam, kulit pucat, detak jantung cepat, sesak napas, dan menggigil. Jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami kondisi ini, harus segera dianggap sebagai kondisi medis darurat dan harus dibawa ke unit perawatan intensif di rumah sakit. Antibiotik tetap diberikan untuk mengatasi infeksi yang terjadi. Beberapa obat-obatan untuk diabetes akan dihentikan sementara karena bisa menyebabkan kerusakan ginjal bertambah parah.
  • Gagal ginjal Kondisi ketika ginjal tidak bisa berfungsi normal lagi. Meski kondisi ini jarang terjadi, infeksi ginjal bisa berakibat pada gagal ginjal. Penanganan kondisi ini bisa dilakukan dengan dialisis atau transplantasi ginjal.
  • Pielonefritis emfisematosa Ini adalah infeksi ginjal yang berat dan mengakibatkan jaringan ginjal rusak dengan cepat. Bakteri penyebab infeksi mulai melepaskan gas beracun dan tertimbun di dalam ginjal. Hampir semua kasus ini terjadi pada penderita diabetes, meski hingga kini penyebabnya masih belum pasti. Penanganan yang dilakukan adalah dengan cara operasi pengangkatan sebagian atau keseluruhan ginjal yang terinfeksi.
  • Komplikasi pada kehamilan Wanita hamil yang mengalami infeksi ginjal bisa mengakibatkan komplikasi yang cukup berbahaya. Jika tidak ditangani, infeksi meningkatkan risiko kelahiran prematur dan melahirkan bayi dengan bobot di bawah rata-rata.

Pengertian Penyakit Ginjal

 

Ginjal adalah dua buah organ berbentuk menyerupai  kacang merah yang berada di kedua sisi tubuh bagian belakang atas, tepatnya di bawah tulang rusuk manusia. Ginjal yang sebesar kepalan tangan orang dewasa ini memiliki fungsi:
  • Menyaring ampas metabolisme tubuh, hasil sampingan, dan cairan berlebih dari darah.
  • Menjaga keseimbangan kadar garam dan mineral dalam tubuh.
  • Menghasilkan renin, yaitu enzim yang membantu mengatur tekanan darah.
  • Menghasilkan senyawa aktif dari vitamin D untuk menjaga kesehatan tulang.
  • Menghasilkan senyawa eritropoetin yang berfungsi menstimulasi produksi sel darah merah.
  • Mengatur kadar senyawa kimia dalam tubuh yang akhirnya membantu jantung dan otot-otot bisa berfungsi dengan baik.



Ketika ginjal mengalami gangguan atau rusak, sisa-sisa metabolisme tubuh dan cairan berlebih bisa tertimbun di dalam tubuh hingga akhirnya menyebabkan terjadinya 

pembengkakan pada bagian pergelangan kaki, muntah-muntah, merasa lemas, sesak napas, dan kurang tidur. Penyakit ginjal merupakan kondisi yang berbahaya yang mana jika tidak ditangani, ginjal bisa berhenti berfungsi. Jika ginjal berhenti berfungsi, akibatnya bisa mematikan.

Penyakit Ginjal Akut

Penyakit ginjal akut adalah kondisi ginjal yang secara tiba-tiba berhenti berfungsi. Jika kondisi ini tidak segera ditangani mengakibatkan kadar garam dan unsur kimia yang abnormal di dalam tubuh. Keadaan ini membuat organ lain terpengaruh dan tidak bisa bekerja dengan baik. Berikut ini adalah gejala yang umumnya muncul akibat penyakit ginjal akut, antara lain:
  • Mual dan muntah
  • Dehidrasi
  • Sakit perut dan sedikit nyeri pinggang belakang
  • Tekanan darah tinggi
  • Kebingungan
  • Penimbunan cairan di beberapa bagian tubuh atau edema
Berikut ini adalah orang-orang yang berisiko mengalami penyakit ginjal akut.
  • Sudah pernah mengalami gangguan ginjal atau penyakit kronis lain seperti gagal jantung, penyakit hati, atau diabetes.
  • Berusia di atas 65 tahun.
  • Mengalami dehidrasi.
  • Mengalami infeksi parah atau sepsis.
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu.
  • Penyumbatan pada saluran kencing.
Penyakit ginjal akut disebabkan oleh beberapa hal di bawah ini.
  • Volume darah dalam tubuh berkurang. Bisa terjadi karena perdarahan, diare, atau muntah yang disertai dehidrasi parah.
  • Gangguan dengan pembuluh darah. Kondisi yang terjadi karena inflamasi atau terhambatnya pembuluh darah utama yang memasok aliran darah ke ginjal, misalnya karena vaskulitis (radang dinding pembuluh darah yang memblokir aliran darah).
  • Darah yang dipompa jantung lebih sedikit dari normal. Bisa terjadi karena gagal jantung, gagal fungsi hati, atau sepsis.
  • Beberapa obat-obatan juga bisa berdampak kepada pasokan darah menuju ke ginjal atau bereaksi terhadap ginjal secara langsung.
Untuk memastikan diagnosis terhadap penyakit ginjal akut, dokter perlu melakukan tes urine dan tes darah. Dokter akan mengukur kadar kreatinin (produk limbah kimia yang dihasilkan oleh otot-otot tubuh) di dalam darah, yang seharusnya rendah kadarnya karena dibuang oleh ginjal sehat. Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan Anda dan obat yang Anda konsumsi untuk mengetahui penyebab dasar dari kondisi yang dialami.
Pengobatan terhadap penyakit ginjal akut sangat bergantung kepada faktor yang menyebabkan munculnya kondisi ini sejak awal. Dengan mengobati penyebab dasarnya, sebagian besar pasien berpotensi dapat sembuh dari penyakit ginjal yang dialami. Berikut ini beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk mengobati penyakit ginjal akut ringan:
  • Mengobati infeksi yang menyebabkan terjadinya penyakit ginjal akut.
  • Menyarankan untuk menambah konsumsi cairan untuk menghindari dehidrasi yang dapat memperparah penyakit ginjal akut yang diderita.
  • Menghentikan konsumsi obat-obatan yang  mungkin menjadi penyebab terjadinya penyakit ginjal akut.
  • Melakukan tes darah untuk mengawasi kadar kreatinin dan garam.
Jika penyebab dari penyakit ginjal akut tidak diketahui dengan pasti, dokter akan menyarankan Anda menemui dokter spesialis ginjal (nefrologi) atau dokter spesialis urologi. Berikut beberapa kondisi yang mewajibkan penderita penyakit ginjal akut untuk dirawat di rumah sakit.
  • Terdapat risiko terhambatnya saluran kencing, misalnya disebabkan oleh penyakit prostat.
  • Penyebab dasar penyakit ginjal akut memerlukan pengobatan secepatnya. Kebanyakan orang perlu dirawat bukan karena penyakit ginjal akut, tapi karena kondisi yang menjadi penyebab dasarnya.
  • Kondisi pasien memburuk dan memerlukan tes darah dan tes urine secara rutin untuk mengawasi kinerja ginjal mereka dan memiliki komplikasi.
Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang muncul akibat penyakit ginjal akut.
  • Gagal ginjal kronis. Jika tidak ditangani dengan tepat, penyakit ginjal akut bisa berkembang menjadi gagal ginjal kronis.
  • Edema paru. Kondisi terjadinya penumpukan cairan di dalam paru-paru.
  • Asidosis metabolik. Kondisi tingkat keasaman darah yang tinggi. Pada umumnya menyebabkan mual dan muntah, mudah mengantuk, dan sulit bernapas.
  • Kadar kalium tinggi di dalam darah. Bila dibiarkan hal ini akan membuat otot-otot menjadi lemah, lumpuh, dan gangguan detak jantung.

Gagal Ginjal Kronis

Gagal ginjal kronis atau chronic kidney disease (CKD) adalah kondisi penurunan fungsi ginjal secara bertahap dan bersifat permanen. Gejala dari gagal ginjal kronis sendiri cukup umum, seperti sesak napas, mual, dan kelelahan. Oleh karena itu, banyak orang tidak menyadari sedang mengalami kondisi ini hingga mencapai stadium lanjutan.
Anda disarankan untuk melakukan pemeriksaan urine dan darah secara teratur jika merasa termasuk kelompok orang yang berisiko mengalami gagal ginjal kronis, seperti:
  • Orang yang memiliki tekanan darah tinggi.
  • Orang yang menderita diabetes.
  • Orang yang memiliki keluarga pengidap gagal ginjal kronis.
Beberapa penyebab gagal ginjal kronis lainnya adalah:
  • Inflamasi pada ginjal.
  • Infeksi pada ginjal.
  • Gangguan ginjal polikistik.
  • Penyumbatan yang disebabkan oleh batu ginjal atau gangguan prostat.
  • Kegagalan pertumbuhan ginjal pada janin saat masih dalam kandungan.
  • Lupus eritematosus sistemik.
Pengobatan yang dilakukan pada pasien gagal ginjal kronis bertujuan mengurangi gejala, memperlambat dan menghentikan perkembangan penyakit, serta mencegah munculnya kondisi lain yang lebih serius. Hingga kini belum ada obat yang bisa menyembuhkan gagal ginjal kronis.
Pada sebagian orang, gagal ginjal kronis bisa menyebabkan berhentinya fungsi ginjal hampir sepenuhnya dan menjadi ancaman nyawa, atau disebut dengan istilah gagal ginjal stadium akhir (established renal failure/ERF). Satu-satunya pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan prosedur cuci darah untuk membantu pasien bertahan hidup.
Berikut ini beberapa langkah untuk mencegah terjadinya gagal ginjal kronis:
  • Pola makan sehat.
  • Menghindari merokok dan minuman keras.
  • Berolahraga secara teratur.
  • Berhati-hati dalam mengonsumsi obat-obatan tertentu.
  • Mewaspadai dan menangani dengan benar penyakit diabetes.

Infeksi Ginjal

Infeksi ginjal adalah berpindahnya bakteri dari kandung kemih menuju ke salah satu atau kedua ginjal yang kemudian menyebabkan rasa sakit. Kondisi ini biasanya hasil dari komplikasi infeksi saluran kemih.
Gejala yang muncul akibat infeksi ginjal terjadi sangat cepat dan hanya berselang beberapa jam setelah bakteri mencapai ginjal, antara lain:
  • Lebih sering buang air kecil dan terasa sakit.
  • Bau urine tidak seperti biasanya.
  • Perut bagian samping atau punggung akan mengalami rasa sakit atau tidak nyaman.
  • Mual dan muntah.
  • Demam atau terasa menggigil.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Diare.
Berikut adalah gejala infeksi ginjal pada anak-anak:
  • Susah makan dan/atau sering muntah.
  • Anak menjadi rewel.
  • Badan terasa lemas.
  • Sakit perut.
  • Mengompol.
  • Hematuria atau munculnya darah dalam urine.
  • Bau urine tidak seperti biasanya.
  • Pertumbuhan anak menjadi tidak normal.
  • Sakit kuning.
  • Bakteri E. coli (bakteri yang berada di kotoran manusia) menjadi penyebab infeksi ginjal yang paling umum.
Diagnosis terhadap infeksi ginjal bisa dilakukan dengan pemeriksaan fisik oleh dokter disertai dengan hasil tes urine. Dokter akan menanyakan gejala yang dialami, riwayat kesehatan Anda, serta pemeriksaan fisik (suhu tubuh dan tekanan darah). Lalu tes urine dilakukan untuk mengetahui apakah kita menderita infeksi saluran kemih. Dari pemeriksaan fisik dan tes urine inilah dokter bisa menyimpulkan diagnosisnya.
Pada sebagian besar kasus infeksi ginjal yang terjadi bisa sembuh tanpa perlu menginap di rumah sakit. Dengan mengonsumsi banyak cairan akan membantu membuang bakteri dari dalam ginjal dan menghindari terjadinya dehidrasi. Usahakan untuk mengosongkan kandung kemih ketika Anda buang air kecil. Anda perlu beristirahat setidaknya dua minggu sebelum kembali beraktivitas seperti sedia kala.

Langkah pengobatan yang diberikan untuk penderita infeksi ginjal adalah:
  • Pemberian antibiotik. Dokter akan meresepkan antibiotik untuk mengatasi infeksi ginjal yang Anda alami. Butuh waktu setidaknya dua minggu bagi Anda untuk bisa pulih sepenuhnya. Pastikan untuk menghabiskan antibiotik yang sudah diresepkan oleh dokter.
  • Mengonsumsi obat pereda rasa sakit. Infeksi ginjal akan menyebabkan munculnya rasa sakit dan demam. Dokter biasanya meresepkan obat pereda rasa sakit dan demam seperti parasetamol untuk mengatasinya.
Berikut ini adalah beberapa kondisi yang mengharuskan Anda dirujuk ke rumah sakit, seperti:
  • Infeksi ginjal cukup parah dan antibiotik perlu diberikan melalui infus.
  • Jika terjadi infeksi ginjal kambuhan.
  • Infeksi ginjal terjadi pada anak-anak.
  • Infeksi ginjal pada pria perlu penanganan khusus, karena jarang sekali kondisi ini terjadi pada pria.
  • Infeksi ginjal menyebabkan Anda mengalami dehidrasi cukup parah.
  • Infeksi ginjal terjadi ketika Anda sedang hamil dan demam.
  • Infeksi ginjal terjadi ketika usia Anda di atas 65 tahun.
  • Infeksi ginjal pada penderita diabetes, penyakit ginjal kronis, atau ginjal polikistik.
  • Sistem kekebalan tubuh melemah.
Berikut ini beberapa kemungkinan komplikasi akibat infeksi ginjal:
  • Abses ginjal. Munculnya cairan nanah di dalam jaringan ginjal.
  • Sepsis. Masuknya bakteri ke dalam aliran darah.
  • Gagal ginjal. Ginjal tidak bisa berfungsi normal kembali.
  • Pielonefritis emfisematosa. Kerusakan jaringan ginjal parah yang terjadi dengan sangat cepat.
  • Komplikasi pada kehamilan. Infeksi ginjal pada wanita hamil akan meningkatkan risiko kelahiran prematur atau bayi lahir dengan bobot di bawah rata-rata.

Batu Ginjal

Batu ginjal adalah terbentuknya batuan kecil dan keras dari penimbunan mineral dan garam pada salah satu atau kedua organ ginjal. Gejala batu ginjal tidak akan dirasakan oleh seseorang yang memilikinya selama batu masih di dalam ginjal atau batu ginjal yang terbentuk berukuran sangat kecil. Anda tidak akan merasakan rasa sakit saat buang air kecil.
Gejala batu ginjal baru akan terasa ketika batu berukuran lebih besar keluar dari ginjal menuju ke ureter dan menyebabkan terjadinya gesekan dengan dinding ureter. Akibat gesekan ini, dinding ureter mengalami iritasi atau bahkan luka dan akhirnya urine bisa bercampur darah. Berikut beberapa gejala batu ginjal lain yang mungkin menyertai:
  • Nyeri pada bagian perut, punggung bawah, pinggang, dan selangkangan.
  • Mual dan muntah.
  • Kesulitan untuk beristirahat.
  • Terasa sakit saat buang air kecil.
  • Sering buang air kecil.
  • Warna urine keruh.
  • Bau urine menyengat.
Terbentuknya batu ginjal diakibatkan oleh penumpukan unsur-unsur (misalnya kalsium, amonia, asam urat, atau sistin) di dalam tubuh. Kondisi medis lain juga bisa meningkatkan kadar unsur-unsur ini di dalam urine.
Untuk mendiagnosis kondisi ini, dokter akan menyarankan Anda melakukan beberapa tes. Tes urine akan diperlukan untuk memeriksa infeksi dan batuan yang terdapat di dalam urine. Tes darah juga akan dilakukan untuk memastikan ginjal Anda berfungsi dengan baik.
Untuk mengetahui lokasi pasti dari batu ginjal, dokter akan menyarankan beberapa tes pencitraan seperti CT scan, sinar X, dan USG.

Obat pereda rasa sakit akan diberikan pada penderita batu ginjal dengan ukuran kecil. Untuk mengatasi gejala mual dan muntah, dokter akan meresepkan obat antiemetik. Dokter juga akan menyarankan Anda untuk minum banyak air untuk mengatasi urine yang berwarna keruh.
Pada batu ginjal yang lebih besar dan memerlukan penanganan di rumah sakit, berikut ini beberapa prosedur yang biasanya diterapkan:
  • Ureterorenoskopi. Pengangkatan batu ginjal dengan memakai ureteroskop.
  • Bedah terbuka. Prosedur ini dilakukan dengan membuat sayatan pada permukaan kulit untuk mengangkat batu ginjal.
  • ESWL atau extracorporeal shock wave lithotripsy. Prosedur penghancuran batu ginjal dengan memakai gelombang energi.
  • PCNL atau percutaneous nephrolithotomy. Prosedur penghancuran dan pengangkatan batu ginjal dengan nephroscope.
Salah satu komplikasi paling umum dari batu ginjal adalah munculnya kembali kondisi ini di masa mendatang. Faktor risiko yang meningkatkan kambuhnya batu ginjal adalah:
  • Kurang mengonsumsi serat.
  • Hanya punya satu ginjal yang berfungsi.
  • Terdapat riwayat keluarga dengan penyakit batu ginjal.
  • Pernah dioperasi pada bagian sistem pencernaan.
  • Terlalu sering mengonsumsi suplemen mengandung vitamin D dan kalsium.
Untuk mencegah batu ginjal, Anda disarankan untuk minum air putih secukupnya. Cara ini bisa membantu mencegah dehidrasi dan juga mengencerkan urine. Selain itu, Anda sebaiknya membatasi konsumsi makanan, minuman, atau suplemen yang bisa meningkatkan risiko terbentuknya batu ginjal.

Ginjal Polikistik

Ginjal polikistik merupakan penyakit keturunan berupa munculnya kista, kantong berisi cairan, di dalam ginjal. Tapi, kista pada ginjal polikistik juga bisa muncul di organ hati atau bagian lain dalam tubuh. Berikut ini beberapa gejala yang bisa muncul akibat ginjal polikistik:
  • Hipertensi.
  • Sakit kepala.
  • Sakit pinggang atas.
  • Darah dalam urine.
  • Perut membesar.
  • Sering buang air kecil.
  • Gagal ginjal.
Penyakit ginjal polikistik disebabkan oleh satu atau beberapa gen yang cacat di dalam tubuh. Penyakit ini kemudian diturunkan dalam satu keluarga sehingga cacat genetika sudah ada sejak lahir. Cacat genetika bisa berasal dari salah satu atau kedua orang tua.
Ginjal polikistik merupakan penyakit turunan, maka untuk menentukan diagnosis dokter akan menanyakan riwayat kesehatan keluarga Anda. Selain itu dokter juga akan meminta Anda lakukan tes darah dan tes urin. Untuk mengetahui ukuran dan jumlah kista ginjal yang dimiliki seseorang, terdapat beberapa tes yang akan disarankan oleh dokter, seperti USG, CT scan, dan MRI.

Pengobatan yang dilakukan pada penyakit ginjal polikistik bertujuan untuk mengatasi tanda, gejala, dan komplikasi yang muncul akibat kondisi ini. Pengobatan yang dilakukan adalah:
  • Obat untuk hipertensi.
  • Obat-obatan untuk rasa sakit (sakit kepala, punggung).
  • Antibiotik untuk infeksi saluran kemih.
  • Diet rendah garam.
  • Obat diuretik yang berfungsi membuang cairan berlebih di dalam tubuh.
  • Operasi untuk mengeringkan kista atau meredakan rasa tidak nyaman.
  • Dialisis (cuci darah) dan transplantasi ginjal pada penyakit ginjal polikistik yang sangat parah.
Berikut ini adalah komplikasi yang terkait dengan penyakit ginjal polikistik:
  • Hipertensi atau tekanan darah tinggi.
  • Gagal ginjal.
  • Munculnya kista dalam organ hati.
  • Aneurisme otak.
  • Perdarahan atau pecahnya kista.
  • Anemia.
  • Batu ginjal.
  • Kambuhnya infeksi saluran kemih.
  • Penyakit jantung dan pembuluh darah jantung.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Electricity Lightning