Jumat, 09 September 2016

Kesehatan Rahim



Perhatikan Kesehatan Rahim dari Warna Darah Menstruasi





Ada beberapa cara untuk mencermati kondisi kesehatan wanita, salah satunya melalui warna darah menstruasi.
Peneliti kesehatan reproduksi, Robyn Charlery White, Ph.D, mengatakan, darah menstruasi normal berwarna terang ke gelap dan sesekali berubah dari kemerahan menjadi kecokelatan. Tapi ada beberapa tanda yang mengindikasikan adanya masalah pada organ reproduksi.

Berikut warna darah menstruasi dan indikasi kesehatannya, dilansir dari laman Glamour

1.Merah terang
Biasanya darah menstruasi berwarna merah terang di awal siklus menstruasi. Itu mengindikasikan, saluran uterus tengah memngeluarkan darah baru dengan cepat. Bila darah tetap berwarna merah setelah beberapa hari menstruasi juga diiringi kram yang tidak biasa, kemungkinan hal itu mengindikasikan keguguran atau luruhnya kista ovarium. Tapi hal ini tidak akan membahayakan Anda, Robyn White memastikan

 2. Merah gelap
Darah haid yang berwarna gelap menandakan telah lama tersimpan di uterus. Biasanya muncul menjelang akhir menstruasi, mengindikasikan tingginya kadar estrogen dan tampak kental. Ini merupakan hal normal bagi siklus menstruasi wanita, terutama saat Anda bangun pagi atau saat menstruasi tengah deras-derasnya. 

3. Darah cokelat atau hitam
Warna darah cokelat atau hitam umumnya terlihat saat akhir siklus menstruasi. Biasanya hanya sedikit atau berupa bercak.

4. Bercak darah berwarna terang
Bila Anda menemukan bercak merah terang atau berwarna merah muda sebelum menstruasi, ini mengindikasikan kadar estrogen yang rendah, jelas Charlery White.
Masalah hormonal seperti ini bisa mengarah pada menstruasi yang tidak teratur, kelelahan, dan masalah kesehatan lainnya. Sebaiknya segera temui ahli kandungan jika masalah ini kerap Anda alami.

5. Warna darah oranye
Ada seulas warna oranye pada darah menstruasi Anda? Bau dan kosistensinya bisa memberi Anda petunjuk apakah ada masalah kesehatan pada tubuh. Tekstur yang licin umumnya normal, tapi jika teksturnya selain itu dan disertai bau tak enak, bisa jadi menandakan darah tercampur dengan cairan serviks akibat infeksi atau STC. Segera periksakan diri ke dokter.

6. Menggumpal
Bukan hal aneh jika terkadang ada gumpalan dalam darah menstruasi, terutama menjelang akhir siklus. Ahli kandungan Lisa Lindley, M.D, menjelaskan, menjelang akhir menstruasi, protein fibrin mengaktifkan platelet dalam darah menstruasi sehingga menggumpal. Bahkan Anda mungkin melihat adanya serat putih pada gumpalan. Tak perlu panik mengenai hal ini. Yang perlu Anda khawatirkan hanya jika ada banyak gumpalan. Ini menandakan fibroid yang menghambat uterus meremas pembuluh darah.

Meski kasusnya jarang, banyaknya gumpalan bisa menjadi tanda keguguran. Bagi wanita yang telah berpasangan, tidak ada salahnya mendiskusikan hal ini dengan dokter kandungan.
Faktor kesehatan lainnya seperti pola makan dan tingkat stres memengaruhi waktu dan lamanya menstruasi Anda.





5 Masalah Saat Haid yang Perlu Diwaspadai Wanita


Kebanyakan wanita mengalami nyeri perut saat haid. Mereka pun menganggap hal tersebut wajar dan normal sehingga sering diabaikan.
Namun, ada beberapa gejala saat haid yang sebenarnya menunjukkan sesuatu yang serius dan Anda harus segera mengunjungi dokter. Apa sajakah itu?

1. Berdarah terlalu banyak
Jika darah haid yang keluar terlalu banyak dan Anda mengganti pembalut setiap satu jam, sebaiknya segera pergi ke dokter. Kondisi seperti itu memungkinkan Anda kehilangan banyak darah yang bisa menyebabkan kelelahan, pusing bahkan pingsan

2. Nyeri haid tak bisa diobati
Obat pereda nyeri tidak bisa mengobati nyeri atau kram pada perut saat haid. Penyebab paling umum dari kram saat haid adalah bahan kimia prostaglandin. Bahan ini biasanya terdapat pada obat anti peradangan non-steroid yang menghalangi produksi darah berlebih.
Jadi, jika obat pereda nyeri tidak mampu menahan rasa sakitnya, bisa jadi Anda menderita endometriosis. Kondisi ini memungkinkan Anda untuk menjalani perawatan lebih lanjut seperti obat atau operasi  

3. Demam
Jika Anda mengalami demam saat haid tiba, sebaiknya Anda segera pergi ke dokter. Kondisi seperti ini biasanya bukan karena infeksi bakteri akibat terlalu lama menggunakan pembalut tanpa menggantinya. Biasanya, ini karena penyakit radang panggul yang kambuh saat haid tiba.

Berdarah setelah haid berhenti

4. Berdarah setelah haid berhenti
Darah keluar dari vagina setelah haid berhenti biasanya wajar jika Anda baru menggunakan pil KB. Namun, jika tidak menggunakan KB Anda masih mendapatkan bercak darah haid, bisa jadi itu akibat polip di dinding rahim atau pertumbuhan yang berlebih dari dinding rahim.
Pendarahan setelah berhubungan seks juga bisa menjadi hal yang mengkhawatirkan. Karena, ini menunjukkan kelainan seperti sel displasia abnormal pada dinding rahim yang dapat berkembang menjadi kanker serviks jika tidak diobati.

5. Haid tidak teratur
Jika haid tidak datang teratur setiap bulan, bisa jadi karena Anda sedang hamil. Namun, jika Anda melewati siklus haid beberapa kali, sebaiknya segera ke dokter untuk mengecek hormon Anda.
Cobalah perhatikan apakah payudara Anda keluar cairan seperti susu, bisa jadi karena kelebihan hormon prolaktin. Perhatikan juga pertumbuhan rambut Anda yang dapat dihubungkan dengan sindrom ovarium polikistik.

Terkuak, Penyebab Nyeri Saat Haid


Sekitar 80 persen perempuan yang mengalami haid atau menstruasi mengatakan pernah merasakan pra menstruasi syndrome ( PMS) dengan gejala seperti sakit perut, migrain, kembung, nyeri pinggang, nyeri pada payudara, mual dan lesu. Bahkan beberapa perempuan selalu mengalami masalah serius menjelang menstruasi seperti nyeri haid yang hebat, seperti dikutip dari Independent, 
Para ahli baru-baru ini menemukan jawaban terkait penyebab rasa nyeri hebat yang dialami perempuan saat haid. Penelitian menunjukkan PMS disebabkan oleh peradangan akut yang dipicu oleh biomarker yang disebut C-reactive protein (CRP).

Meningkatnya kadar CRP dalam tubuh wanita menjelang menstruasi (haid) menjadi tersangka utama peradangan yang kemudian menimbulkan rasa nyeri.
Penelitian ini terangkum dalam The Journal of Women’s Health, yang telah menyurvei 3.302 wanita untuk menemukan keterkaitan tingkat CRP dengan gejala PMS. Dalam penelitian sebelumnya, CRP dikaitkan dengan serangan jantung. 

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa faktor yang terkait dengan setiap gejala pra menstruasi syndrome (PMS) sangat kompleks, yaitu potensi mekanisme yang berbeda untuk etiologi (penyebab) dengan beberapa gejala. Hasil ini menunjukkan bahwa peradangan mungkin menyebabkan terjadinya gerakan-gerakan mekanis di sebagian PMS. Meski demikian, hal ini memerlukan penelitian lebih lanjut.
Namun, setidaknya penelitian ini dapat menjadi rekomendasi kepada perempuan untuk menghindari nyeri saat haid. Sehingga membantu pencegahan misalnya dengan obat antiradang (antiinflamasi).

Editor Journal, Dr Susan Kornstein mengatakan: "Mayoritas wanita mengalami setidaknya beberapa gejala pramenstruasi ini. Dengan mengetahui penyebab peradangan inflamasi yang mendasari terjadinya PMS, membuka pintu pengobatan dan pencegahan tambahan pilihan dan menciptakan peluang baru bagi intervensi risiko jangka panjang."



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Electricity Lightning