8 RAHASIA DIBALIK MUSIBAH
1. Allah Penentu Kehidupan, Dzat yang Maha Perkasa.
Bahwa dibalik kehidupan ini ada yang punya, ada yang mengatur. Dialah
Allah Rabbul Izzah, Tuhan yang memiliki kemuliaan dan keperkasaan. Di
Genggaman-Nya lah semua kehidupan ini dikendalikan. Allah hanya butuh
berkata “Kun Fayakun, terjadi! maka terjadilah”. Allah memiliki
nama-nama, di antaranya; Al-Khaliq –Pencipta-, Al-Muhaimin –Yang
Mengatur-, Al-Muhyi –Yang Menghidupkan-, Al-Mumit –Yang Mematikan-,
Adh-Dhaar –Yang Memberi Madharat-, An-Nafi’ –Yang memberi Manfaat-
Manusia tidak bisa mengatur-atur. Manusia tidak mungkin bilang “hai merapi, berhenti meletus… dst”, sebagaimana yang kita dengar dari pusat ahli vulkanologi dan mitigasi bencana. Allah swt. punya kehendak-Nya sendiri, bahkan Kehendak itu sudah ditulis semenjak zaman azali. Allah swt. berfirman: Yang artinya :
“Tiada
suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu
sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum
Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi
Allah.” Al-Hadid/57:22
2. Musibah Akibat Perbuatan Manusia
Musibah yang menimpa umat manusia adalah karena perbuatan mereka
sendiri yang melanggar peraturan Allah, merusak ekosistem kehidupan,
banyak melakukan kemaksiatan dan dosa, tidak menjalankan perintah dan
syariat-Nya. Allah berfirman yang artinya :
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan
oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar
(dari kesalahan-kesalahanmu). Dan kamu tidak dapat melepaskan diri (dari
azab Allah) di muka bumi, dan kamu tidak memperoleh seorang pelindung
dan tidak pula penolong selain Allah. ” Syuro/42:30-31
3. Pahala Tergantung Besarnya Musibah
Dari Anas bin Malik ra. Rasulullah saw. bersabda:
“Sesungguhnya
besarnya pahala itu tergantung besarnya ujian. Dan sesungguhnya jika
Allah mencintai suatu kaum, Allah mengujinya. Maka barangsiapa ridha
dengan ujian Allah, baginya ridha –dari Allah-, sebaliknya, siapa yang
murka, maka baginya murka –dari Allah-.” HR. At-Tirmidzi
4. Musibah Dalam Rangka Tamhis (Seleksi)
Kehidupan ini bukan statis, tapi berputar. Ada yang baik ada yang
buruk, ada yang berhasil ada yang juga gagal. Itu semua adalah dalam
rangka untuk menseleksi secara alamiah kualitas manusia, dan sebagai
batu ujian; apakah ia lulus dengan predikat baik, lulus dengan catatan,
atau malah gagal dalam menjalani usjian tersebut.
“Dan Sesungguhnya Allah benar-benar mengetahui orang-orang yang
beriman: dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang munafik.” Al-Ankabut/29:11
5. Istirja’ atau Mengembalikan Semua kepada Allah
Rasulullah saw. bersabda:
“Jika salah satu di antara kalian
mendapatkan musibah, maka ucapkanlah; “Sesungguhnya kami milik Allah dan
kami kembali kepada-Nya, “Allahumma ‘indaka ahtasibu mushibatii, fa
ajirnii ‘alaihaa waabdilnii bihaa khairan minhaa. Ya Allah kepada-Mu
saya ikhlaskan musibah yang menimpaku, maka berilah pahala kepadaku atas
musibah ini, dan berilah saya ganti yang jauh lebih baik darinya.” Imam Muslim
6. Musibah Menghapus Kesalahan dan Mengangkat Derajat
Inilah indahnya kehidupan bagi orang yang beriman. Ujian, bencana dan
bala akan menggugurkan dosa-dosa dan sekaligus mengangkat derajatnya.
Tidak sia-sia, tegantung ia meresponnya. Dari Aisyah ra. ia mendengar
Rasulullah saw. bersabda: yang artinya :
“Tiada seorang mukmin yang tertusuk suatu duri atau bahkan yang
jauh lebih sakit, kecuali Allah pasti akan menghapus kesalahan dan
mengangkat derajat.” Imam Muslim
7. Musibah sebagai Peringatan
Kejadian bencana bisa dimaknai 3 hal; Pertama sebagai siksa, jika itu
menimpa orang-orang yang tidak beriman. Kedua sebagai peringatan, jika
menimpa orang-orang yang beriman tapi melakukan banyak dosa. Dan ketiga,
sebagai sarana mengangkat derajat, yaitu bagi orang yang beriman,
hamba-hamba Allah swt.( QS. Al-An’am: 46-49 )
8. Musibah Menyempurnakan Iman
Rasulullah saw. bersabda:
“Tiada dianggap mukmin yang sempurna
imannya orang yang tidak menganggap suatu bala’ sebagai sebuah
kenikmatan, dan suatu kemudahan sebagai musibah. Para sahabat bertanya:
Bagaimana itu ya Rasulullah? Rasul menjawab; “Karena tiak menyertai
balak itu kecuali adanya kemudahan. Demikian juga dengan kemudian itu
akan disertai dengan musibah.” Ath-Tabrani.
Baca juga : 6 hal dalam 6 perkara yang dirahasiakan Allah SWT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar