Senin, 12 September 2016

Dampak Negatif Jika Orangtua Suka Memukul Anak


Dampak Negatif yang Terjadi Jika Orangtua Suka Memukul Anak

 


Memukul anak adalah sebagai cara yang paling tepat untuk menghukum anak, apakah benar? Salah besar. Penelitian telah menunjukkan adanya efek negatif dari hukuman fisik pada anak-anak. Sebuah studi tahun 2012 menyoroti banyak konsekuensi berbahaya dari memukul anak, dan dengan jelas mengidentifikasi bahwa hukuman fisik hanya memiliki satu hasil positif, yaitu kepatuhan langsung jangka pendek. Sedangkan, efek negatif yang dihasilkan terdiri dari kerugian neurologis, fisik, perilaku, kognitif, emosional, dan indikator pembangunan sosial.

Sebuah makalah tahun 2012 yang berisi hasil penelitian hukuman fisik selama dua dekade dari seluruh dunia menunjukkan bahwa:
  • Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa hukuman fisik meningkatkan risiko hasil perkembangan anak secara negatif yang luas dan abadi, sementara tidak ada penelitian yang menemukan bahwa hukuman fisik meningkatkan kesehatan perkembangan anak.
  • Sebagian besar kekerasan fisik anak terjadi dalam konteks hukuman.
  • Sebuah konsensus profesional menyatakan bahwa orangtua harus didukung untuk tidak melakukan kekerasan pada anak dan untuk melakukan pendekatan yang efektif untuk mendisiplinkan anak.

 Efek negatif memukul anak
 
1. Anak jadi agresif

Memukul anak merupakan model hukuman agresi untuk anak. Menurut Lynn Namka, EdD., memukul anak menimbulkan lebih banyak agresi pada anak, bahkan meskipun pada awalnya hal itu dilakukan untuk menghentikan perilaku tersebut. Anak-anak tidak selalu bisa memahami perbedaan antara agresi fisik yang tidak diperbolehkan (seperti memukul dan mendorong), dan agresi fisik yang mereka terima sebagai hukuman. Menurut American Academy of Pediatrics, hukuman fisik dapat menyebabkan peningkatan agresi untuk anak-anak di sekolah.

 

2. Anak lebih mungkin penganiayaan fisik


Remaja yang menerima hukuman fisik, akan tiga kali lipat lebih mungkin untuk menganiaya anaknya sendiri ketika dewasa, menurut Murray A. Straus, pemimpin survey “Corporal Punishment by American Parents” pada tahun 1999. Penelitian oleh Straus menemukan bahwa hanya 7% remaja yang tidak pernah dipukul melakukan penganiayaan fisik ketika dewasa, sedangkan sebanyak 24% remaja yang pernah dianiaya secara fisik sebelumnya melakukan penganiayaan fisik terhadap anak mereka.
Memukul akan mengajarkan anak-anak bahwa menyakiti orang diperbolehkan, dan ini dapat menyebabkan mereka percaya bahwa cara memecahkan masalah adalah dengan memukul. Menurut Ask Dr Sears, anak-anak akan terus berpikir seperti itu hingga dewasa nanti, sehingga menyebabkan mereka untuk memukul anak atau pasangan mereka.

 

3. Gangguan perkembangan kognitif


Memukul anak memiliki dampak negatif pada perkembangan kognitif. Sebuah studi tahun 1998 oleh Murray A. Straus dan Mallie J. Paschall, yang berjudul “Corporal Punishment by Mothers and Child’s Cognitive Development,” mengungkapkan bahwa anak-anak yang dipukul kurang mampu untuk bersaing dengan tingkat perkembangan kognitif yang diharapkan sesuai usia mereka. Hal ini bahkan dapat menurunkan IQ mereka, catat Psychology Today. Memukul anak dapat mengurangi gray matter (jaringan penghubung abu-abu pada otak), yang merupakan bagian penting untuk kemampuan belajar anak.

 

4. Gangguan perkembangan emosional


Anak-anak yang secara fisik dihukum dapat terganggu secara emosional. Anak-anak yang secara fisik atau verbal dilecehkan lebih mungkin untuk menunjukkan gangguan psikologis, menurut Ask Dr Sears. Selain itu,  U.S. Department of Health and Human Service menyatakan bahwa, memukul anak dianggap sebagai pelecehan fisik dan dapat membuat anak menjadi rendah diri, mengalami kerusakan otak, gangguan perhatian, dan juga penyalahgunaan zat. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya keterampilan sosial, kecemasan, dan depresi ketika anak-anak telah dewasa tanpa memandang status sosial ekonomi atau sejarah keluarga.
 

Stop mendisiplinkan anak dengan cara memukul!

Mendisiplinkan anak dengan memukul anak telah melampaui bentuk yang sebenarnya dari hukuman itu sendiri. Hal itu juga menjelaskan sistem di mana anak-anak tidak diperbolehkan untuk berpartisipasi dalam disiplin mereka sendiri. Anak-anak harus memahami apa kesalahan mereka dan bagaimana mereka dapat menebus kesalahan

Pada anak usia dini, otak berkembang lebih cepat daripada organ lain dalam tubuh. Hal ini membuat usia dini merupakan periode yang sangat sensitif dan sangat penting dalam perkembangan otak. Tekanan yang disebabkan oleh rasa sakit dan ketakutan akan dipukul dapat mempengaruhi perkembangan dan fungsi otak anak, menghambat pertumbuhan alami otak, dan mengakibatkan kelainan seumur hidup dan permanen pada otak.


Menakutkan, Hasil Penelitian Inilah Efek Ketika Memukul Anak



Sebuah penelitian memberi hasil mengejutkan. Memukul anak ketika bandel yang dianggap hal biasa ternyata memiliki efek yang 'menakutkan'. Sebuah studi jangka panjang telah dilakukan selama 50 tahun oleh para ahli dari University of Texas di Austin dan University of Michigan.
Seperti dikutip dari CNN, penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Family Psychology tersebut melibatkan lebih dari 160.000 anak-anak. Para peneliti mengatakan, ini adalah analisis yang paling lengkap yang menemukan efek dari pukulan orang tua kepada anak.


Selain menentang orang tua, pukulan membuat anak rentan mengalami peningkatan perilaku anti-sosial, sikap agresif, masalah kesehatan mental hingga kesulitan kognitif. "Kebanyakan orangtua, khususnya di Amerika, kini menganggap memukul anak bukanlah termasuk perilaku kasar," kata Elizabeth Gershoff, seorang profesor keluarga dan ilmu manusia di The University of Texas di Austin.
"Padahal, kami menemukan bahwa memukul berkaitan dengan efek yang merugikan, yang tidak diinginkan, dan tidak berhubungan dengan tujuan mendisiplinkan anak-anak." Gershoff dan rekan penulis Andrew Grogan-Kaylor, seorang profesor di University of Michigan School of Social Work, menemukan bahwa pukulan—didefinisikan sebagai pukulan tangan terbuka di bagian manapun pada tubuh anak, pelan ataupun keras—secara signifikan terkait dengan efek merugikan.

 

"Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pukulan meningkatkan kemungkinan yang tidak diinginkan pada anak-anak," kata Grogan-Kaylor. Gershoff dan Grogan-Kaylor menguji efek jangka panjang di antara orang dewasa yang pernah mendapat pukulan semasa kanak-anak. Semakin sering mereka dipukul, semakin besar kemungkinan untuk menunjukkan perilaku anti-sosial dan mengalami masalah kesehatan mental.
 

Mereka juga lebih mungkin untuk melakukan hukuman fisik kepada anak-anak mereka sendiri, sehingga hukuman fisik akan diwariskan dari generasi ke generasi. Para peneliti mencatat, bahwa memukul dikaitkan dengan hasil negatif secara konsisten. Sebanyak 80 persen orangtua di seluruh dunia dinyatakan pernah memukul anak-anak mereka, menurut laporan UNICEF.
Peneliti berharap, bahwa penelitian ini dapat membantu mendidik orangtua tentang bahaya dari memukul dan mendorong orangtua untuk mencoba mendisiplinkan anak tanpa kekerasan fisik apapun(tbn)



Baca juga : Sebuah Nasehat











Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Electricity Lightning