Senin, 10 Oktober 2016

Amalan Fatimah SA



Sayyidah Fatimah As

 

 

APAKAH ADA ‘KETURUNAN’ AHLUL BAIT?
 

Dlm Al Quran yang menyebut 'ahlulbait', rasanya ada 3 (tiga) ayat dan 3 surat :
 
1. QS. 11:73: Para Malaikat itu berkata: 'Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait. Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah'.
Ayat ini jika dikaitkan dengan ayat sebelumnya, maka makna 'ahlulbait' adalah terdiri dari isteri dari Nabi Ibrahim.

2. QS. 28:12: Dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusukan(nya) sebelum itu; maka berkatalah Saudara Musa: 'Maukahkamu aku tunjukkan kepadamu 'ahlulbait' yang akan memeliharanya untukmu, dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?
Ayat ini jika dikaitkan dengan ayat sebelumnya, maka makna 'ahlulbait' adalah meliputi Ibu kandung Nabi Musa As. atau ya Saudara kandung Nabi Musa As. 


3. QS. 33:33: '...Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu 'ahlulbait' dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya'.
Ayat ini jika dikaitkan dengan ayat sebelumnya QS. 33: 28, 30 dan 32, maka makna para ahlulbait adalah para isteri Nabi Muhammad SAW.
Sedangkan ditinjau dari sesudah ayat 33 yakni QS. 33:34, 37 dan 40 maka penggambaran ahlulbaitnya mencakup keluarga besar Nabi Muhammad SAW. para isteri dan anak-anak beliau. 


Jika kita kaitkan dengan makna ketiga ayat di atas dan bukan hanya QS. 33:33, maka lingkup ahlul bait tersebut sifatnya menjadi universal terdiri dari :


1. Kedua orang tua Saidina Muhammad SAW, sayangnya kedua orang tua beliau ini disaat Saidina Muhammad SAW diangkat sbg 'nabi' dan rasul sudah meninggal terlebih dahulu. 


2. Saudara kandung Saidina Muhammad SAW, tapi sayangnya saudara kandung beliau ini, tak ada karena beliau 'anak tunggal' dari Bapak Abdullah dengan Ibu Aminah. 


3. Isteri-isteri beliau. 


4. Anak-anak beliau baik perempuan maupun laki-laki. Khusus anak lelaki beliau yang berhak menurunkan 'nasab'-nya, sayangnya tak ada yang hidup sampai anaknya dewasa, sehingga anak lelakinya tak meninggalkan keturunan. 


Seandainya ada anak lelaki beliau yang berkeluarga, dan ada anak lelaki pula, wah masalah pewaris tahta 'ahlul bait' akan semakin seru dan hebat.
Mungkin inilah salah satu mukjizat atau hikmah, mengapa Saidina Nabi Muhammad SAW tak diberi oleh Allah SWT anak lelaki sampai usianya dewasa dan berketurunan?. Pasti, perebutan waris tahta ahlul baitnya akan semakin dahsyat.
Bagaimana tentang pewaris tahta 'ahlul bait' dari Bunda Fatimah?. Ya jika merujuk pada QS. 33:4-5 sbb :

 
Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya; dan Dia tidak menjadikan istri-istrimu yang kamu zhihar itu sebagai ibumu, dan Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri). Yang demikian itu hanyalah perkataanmu di mulutmu saja. Dan Allah mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan (yang benar). 


Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggillah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu. Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang [QS. 33:4-5] 


jelas bahwa Islam tidaklah mengambil garis nasab dari perempuan kecuali bagi Nabi Isa Al Masih yakni bin Maryam. Lalu, apakah anak-anak Bunda Fatimah dengan Saidina Ali boleh kita anggap bernasabkan kepada nasabnya Bunda Fatimah?. ya jika merujuk pada Al Quran maka anak Bunda Fatimah dengan Saidina Ali tidaklah bisa mewariskan nasab Saidina Muhammad SAW. 


Kalaupun kita paksakan, bahwa anak Bunda Fatimah juga ahlul bait, karena kita mau mengambil garis dari perempuannya (Bunda Fatimah), maka untuk selanjutnya yang seharusnya pemegang waris tahta ahlul bait diambil dari anak perempuannya seperti Fatimah dan juga Zainab, bukan Hasan dan Husein sbg penerima warisnya. 


Dengan demikian sistim nasab yang diterapkan itu tidan sistim nasab berzigzag, setelah nasab perempuan lalu lari atau kembali lagi ke nasab laki-laki, ya seharusnya diambil dari nasab perempuan seterusnya. 


Bagaimana Saidina Ali bin Abi Thalib, anak paman Saidina Muhammad SAW, ya jika merujuk pada ayat-ayat ahlul bait pastilah beliau bukan termasuk kelompok ahlul bait. Jadi, anak Saidina Ali bin Abi Thalib baik anak lelakinya mapun perempuan, otomatis tidaklah dapat mewarisi tahta 'ahlul bait'.
Kesimpulan dari tulisan di atas, maka pewaris tahta 'ahlul bait' yang terakhir hanya tinggal bunda Fatimah. Berarti anaknya Saidina Hasan dan Husein bukanlah pewaris tahta AHLUL BAIT. 


Ya jika Saidina Hasan dan Husein saja bukan Ahlul Bait, pastilah anak-anaknya dan keturunan berikutnya otomatis bukan pewaris Ahlul Bait, mereka murni adalah bernasab pada Saidina Ali bin Abi Thalib. 


Dengan demikian sudah waktunya kita menutup debat, perbincangan dan perebutan masalah keturunan Ahlul Bait ini. Fihak-fihak baik kelompok sunni, habaib maupun kelompok syiah yang juga ada habaibnya selama ini saling mengklaim bahwa mereka adalah yang berhak atas keturunan ahlul bait itu. Sebenarnya mereka kedua kelompok tersebut tidak ada haknya sebagai pewaris ahlul bait. Akibatnya pertaringan dua kelompok besar ini adalah menimbulkan adanya peruncingan hubungan sesama Muslim.



  1. Amalan Fatimah Az-Zahra’ (sa) menjelang tidur
  2. Fatimah Az-Zahra’ puteri Nabi saw berkata: Pada suatu malam menjelang aku tidur Rasulullah saw datang kepadaku. Lalu beliau bersabda,“ Wahai Fatimah, janganlah kamu tidur sebelum kamu mengamalkan empat hal.” 
  3. Menamatkan Al-Qur’an. Menjadikan para Nabi sebagai pemberi syafaat bagimu. Menjadikan orang-orang mukmin redha kepadamu.
  4. Melakukan haji dan umrah.

  • “ Ya Rasulullah, engkau perintahkan aku empat hal yang tidak mampu aku lakukan.” Fatimah bertanya kepada Rasulullah saw,
  •   Rasulullah saw tersenyum dan bersabda……… Jika kamu membaca Surah Al-Ikhlas (3 kali), kamu seperti menamatkan Al-Qur'an.2. Jika kamu bersalawat kepadaku dan para nabi, kami dan para nabi akan menjadi pemberi syafaat bagimu di Hari Kiamat.
  • Jika kamu memohonkan ampunan bagi orang-orang mukmin, mereka akan redha padamu. Jika kamu membaca ‘Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar’, kamu seperti melakukan haji dan umrah. (Mafatihul Jinan, kunci-kunci syurga, hlm 488)
  •   Tahukah anda, siapa sajakah wanita yang akan dikumpulkan di Hari Kiamat dengan Fatimah az Zahra (sa)?
  •   Seorang wanita yangbersabar atas kemiskinan suaminya dan tidak berpisah dengannya.
  •   Seorang wanita yang membenahi keburukan prilaku suaminya dan tidak mengajukan ataupun meminta cerai darinya.
  •   Seorang wanita yang menyerahkan mahar kawinnya kepada suaminya yang miskin dan fakir.
  • Walau apapun yang akan ditulis tentang Fatimah Az-Zahra’, tidak akan mampu untuk menggambarkan kepribadiannya yang agung, sebagaimana yang diucapkan oleh Dr. Ali Syariati di dalam bukunya, “Fatima is Fatima” Saya akan bangga dan hendak mengatakan, “Fatimah adalah puteri Khadijah yang agung.” Saya rasa Fatimah tidak sekadar itu. Saya ingin mengatakan, “Fatimah adalah puteri Muhammad.” Saya rasa itu juga bukan Fatimah yang lengkap. Saya hendak mengatakan, “Fatimah adalah isteri Ali.” Saya rasa itu bukan Fatimah sesungguhnya. Kemudian saya hendak mengatakan, “Fatimah adalah ibu Hasan dan Husein.” Itu juga kurang memuaskan. Saya ingin katakan, “Fatimah adalah ibu Zainab.” Saya masih merasa itu kurang tepat. Tidak, semua itu benar tetapi tidak satupun yang menggambarkan Fatimah yang hakiki dan sesungguhnya, sebab “ Fatimah adalah Fatimah itu sendiri!”





  • ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
                                                                                                                                  privatebundas.blogspot.com
    ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬



    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Electricity Lightning