Pengertian Penyakit Asam Urat
Penyakit asam urat atau gout adalah kondisi yang dapat menyebabkan
gejala nyeri yang tidak tertahankan, pembengkakan, dan rasa panas di
persendian. Meski semua sendi di tubuh bisa terkena asam urat, namun
yang paling sering terserang adalah sendi jari tangan, lutut,
pergelangan kaki, dan jari kaki.
Laki-laki lebih rawan terkena
penyakit asam urat dibandingkan dengan perempuan, terutama saat usia
mereka di atas 30 tahun. Pada perempuan, penyakit ini biasanya berisiko
timbul setelah menopause.
Orang yang terkena serangan penyakit
asam urat biasanya akan merasakan perkembangan gejala yang cepat dalam
beberapa jam pertama. Rasa sakit bisa berlangsung selama 3-10 hari.
Pembengkakan tidak hanya terjadi di sendi, namun juga di daerah sekitar
sendi disertai warna kulit yang memerah. Pada tahap ini, penderita dapat
tidak mampu bergerak secara leluasa.
Di
Indonesia, orang sering salah kaprah menyamakan penyakit asam urat
(gout/pirai) dengan rematik. Padahal rematik adalah istilah umum yang
dipakai untuk menggambarkan rasa sakit pada persendian atau otot yang
mengalami peradangan. Penyakit asam urat (gout/pirai) hanya salah satu
penyebab nyeri pada persendian. Mengenali gejala dan tanda pada gout
dapat membantu seseorang membedakan dengan nyeri sendi yang disebabkan
oleh kondisi lain.
Banyak orang mengira apabila kadar asam urat di
dalam darah tinggi (hiperurisemia), maka akan terkena gout. Hal ini
tidak benar, karena hanya sekitar 1/3 penderita hiperurisemia yang
mengalami gout.
Penyebab penyakit asam urat
Gejala nyeri dan pembengkakan pada penyakit asam urat disebabkan oleh
tusukan kristal-kristal tajam di sekitar sendi yang terbentuk akibat
penumpukan zat asam urat. Seseorang yang suka mengonsumsi makanan dengan
kandungan asam urat tinggi (contohnya jeroan, hidangan laut, daging
merah) dan seseorang yang gemar mengonsumsi minuman beralkohol akan
berisiko tinggi terkena penyakit asam urat. Selain itu, penyakit ini
juga rawan dialami oleh orang-orang yang menderita obesitas, diabetes,
hipertensi, atau penyakit ginjal kronik.
Menurut penelitian,
seseorang yang memiliki keluarga penderita penyakit asam urat juga dapat
terkena kondisi sama. Dengan kata lain, penyakit ini bersifat genetik
juga.
Diagnosis penyakit asam urat
Temuilah dokter jika Anda merasakan gejala-gejala penyakit asam urat.
Dalam melakukan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan atau tes
untuk memastikan adanya kristal-kristal natrium urat pada persendian.
Hal ini perlu dilakukan karena ada jenis penyakit lain yang bisa
menyebabkan gejala menyerupai penyakit asam urat. Pemeriksaan kadar asam
urat dalam darah juga biasanya dilakukan.
Sebelum melakukan tes, biasanya pertama-tama dokter akan bertanya mengenai:
- Lokasi sendi yang terasa sakit.
- Seberapa sering Anda mengalami gejala dan seberapa cepat gejala tersebut muncul.
- Obat-obatan tertentu yang sedang Anda konsumsi.
- Riwayat penyakit asam urat di keluarga Anda.
Penanganan penyakit asam urat
Penanganan penyakit asam urat memiliki dua sasaran utama, yaitu meringankan gejalanya dan mencegah serangan terulang kembali.
Untuk
meringankan gejala penyakit asam urat, Anda bisa menempelkan kantong es
pada bagian sendi yang terasa sakit. Anda juga bisa mengonsumsi obat
pereda rasa sakit, misalnya colchicine, OAINS (obat anti-inflamasi nonsteroid), dan obat-obatan golongan steroid.
Sedangkan untuk mencegah kambuhnya serangan penyakit asam urat, Anda bisa mengonsumsi obat penurun kadar asam urat (misalnya allopurinol). Selain itu, Anda diharuskan untuk menjauhi makanan-makanan pemicu penyakit asam urat dan segera turunkan berat badan. Utamakan makanan rendah kalori untuk mendukung upaya mendapatkan berat badan ideal.
Kombinasi
obat-obatan dari dokter serta perilaku hidup sehat umumnya terbukti
ampuh dalam menurunkan kadar asam urat dan melarutkan kristal-kristal
tajam yang telah terbentuk. Dengan kombinasi tersebut, maka diharapkan
pasien penyakit asam urat tidak lagi mengalami kambuh.
Komplikasi penyakit asam urat
Meski penyakit asam urat jarang menimbulkan komplikasi, namun tetap patut kita waspadai. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi, di antaranya:
- Munculnya benjolan keras (tofi) di sekitar area yang mengalami radang.
- Kerusakan sendi permanen akibat radang yang terus berlangsung dan tofi di dalam sendi yang merusak tulang rawan dan tulang sendi itu sendiri. Kerusakan permanen ini biasanya terjadi pada kasus penyakit asam urat yang diabaikan selama bertahun-tahun.
- Batu ginjal yang disebabkan oleh pengendapan asam urat yang bercampur dengan kalsium di dalam ginjal.
Gejala Penyakit Asam Urat
Sendi yang tiba-tiba terasa sangat sakit (terutama sendi jempol kaki)
merupakan gejala penyakit asam urat yang umum terjadi. Sering kali
penderita penyakit ini kesulitan untuk berjalan akibat rasa sakit yang
sangat mengganggu. Meski dapat muncul kapan saja, namun umumnya gejala
biasanya lebih terasa di malam hari.
Tidak hanya sendi jempol kaki
saja, sendi-sendi lain yang terletak di ujung anggota badan juga rentan
terkena serangan penyakit asam urat. Contohnya adalah sendi pergelangan
kaki, telapak kaki tengah, lutut, pergelangan tangan, jari-jari tangan,
dan siku.
Biasanya nyeri berkembang dengan cepat dalam tempo
beberapa jam saja. Nyeri hebat ini akan disertai dengan pembengkakan,
sensasi panas, serta kemunculan warna kemerahan pada kulit yang melapisi
sendi.
Serangan penyakit asam urat umumnya berlangsung dalam
kurun 3-10 hari. Saat gejala mereda dan bengkak mengempis, kulit di
sekitar sendi yang kena akan tampak bersisik, terkelupas, dan terasa
gatal. Meski serangan bisa reda dengan sendirinya, namun kondisi ini
tidak boleh diabaikan. Pengobatan harus tetap dilakukan, antara lain
untuk mencegah risiko kambuh dengan tingkat keparahan gejala yang
meningkat, risiko penyebaran ke sendi-sendi yang lain, dan risiko
kerusakan permanen pada sendi.
Penyebab Penyakit Asam Urat
Penumpukan asam urat di dalam sendi adalah penyebab penyakit asam
urat. Asam urat sejatinya merupakan limbah yang terbentuk dari
penguraian zat purin yang ada di dalam sel-sel tubuh. Sebagian besar
asam urat dibuang melalui ginjal dalam bentuk urine dan sebagian kecil
lainnya dibuang melalui saluran pencernaan dalam bentuk tinja.
Jika
asam urat yang dibuang dari tubuh jauh lebih sedikit dari jumlah yang
diproduksi, maka asam urat akan menumpuk dan membentuk kristal-kristal
tajam natrium urat berukuran mikro yang bermuara di dalam sendi atau di
sekeliling jaringan sendi. Ketika kristal-kristal tajam tersebut masuk
ke ruang persendian dan mengganggu lapisan lunak sendi, maka terjadilah
peradangan yang terasa sangat sakit.
Ada beberapa faktor yang bisa
memicu naiknya kadar asam urat di dalam darah, salah satunya adalah
makanan berzat purin tinggi yang kita konsumsi. Contoh-contoh makanan
tersebut adalah jeroan hewan (ginjal, hati, jantung), hidangan laut
(kerang-kerangan, kepiting, ikan teri, ikan makarel), dan daging merah
(sapi, kambing, kerbau).
Selain makanan, kita juga bisa berisiko
mengalami penumpukan sama urat di dalam darah jika mengonsumsi minuman
manis (baik gula buatan maupun alami) dan minuman beralkohol secara
berlebihan.
Risiko terkena penyakit asam urat juga tinggi bagi
orang-orang yang sedang menjalani pengobatan menggunakan obat-obatan
jenis tertentu, misalnya niacin, aspirin, obat penghambat enzim pengubah
angiotensin (ACE inhibitor), obat penghambat beta (beta blocker), sislosporin, diuretik, dan obat-obatan kemoterapi.
Sedangkan
jika dipandang sebagai bentuk komplikasi, penyakit asam urat berisiko
tinggi dialami oleh orang-orang yang sedang menderita penyakit ginjal
kronik, penyakit diabetes, hipertensi, obesitas, kolesterol tinggi,
osteoarthritis, psoriasis, dan sindrom metabolisme.
Terlepas dari
keempat faktor pemicu di atas, penyakit asam urat juga diduga masuk ke
kelompok penyakit turunan alias penyakit genetik. Ini artinya mereka
yang memiliki anggota keluarga berpenyakit asam urat berisiko mengalami
kondisi yang sama. Menurut penelitian, proporsi dari risiko ini adalah
20 persen.
Lebih sedikitnya jumlah perempuan yang terkena penyakit
asam urat dibandingkan laki-laki kemungkinan terkait dengan kondisi
menopause. Setelah perempuan mengalami menopause, kadar asam urat dapat meningkat dan mulai merasakan gejala-gejala penyakit asam urat.
Terlepas
dari faktor-faktor di atas, ada juga sebagian orang yang memiliki kadar
asam urat tinggi dalam darah mereka, namun tidak ditemukan pembentukan
kristal-kristal natrium urat pada sendi-sendinya. Selain itu, di antara
sebagian orang yang memiliki kadar asam urat yang sama pun, tingkat
kerentanan mereka akan berbeda-beda. Mengenai hal tersebut, hingga kini
belum ada penjelasan yang pasti.
Diagnosis Penyakit Asam Urat
Temui dokter jika Anda merasakan gejala penyakit asam urat meski
kerap reda dengan sendirinya. Penanganan medis dibutuhkan untuk mencegah
kekambuhan dan memburuknya kondisi seiring waktu.
Untuk
benar-benar memastikan apakah Anda menderita penyakit asam urat, dokter
perlu melakukan tes khusus untuk mengukur kadar asam urat atau melihat
keberadaan kristal-kristal zat tersebut di dalam sendi. Namun sebelum
melakukan tes tersebut, pertama-tama dokter biasanya akan menanyakan
pada Anda tentang beberapa hal, yaitu:
- Lokasi sendi yang terasa sakit.
- Seberapa cepat gejala berkembang dan seberapa sering gejala tersebut muncul.
- Makanan dengan kadar purin tinggi yang mungkin sering Anda konsumsi.
- Minuman beralkohol atau minuman berkadar gula fruktosa tinggi yang mungkin sering Anda konsumsi.
- Obat-obatam pemicu penyakit asam urat yang mungkin sedang Anda gunakan.
- Penyakit dengan komplikasi penyakit asam urat yang mungkin sedang Anda derita.
- Riwayat kesehatan keluarga Anda.
Jawaban dari pertanyaan di atas nantinya akan digunakan dokter untuk mendukung hasil tes yang dilakukan.
Salah
satu jenis tes yang bisa mendeteksi keberadaan kristal asam urat adalah
tes cairan sendi. Di dalam tes ini dokter akan mengambil sampel cairan
sinovial di dalam sendi yang mengalami radang menggunakan jarum dan
menelitinya melalui mikroskop. Jika pasien memang menderita penyakit
asam urat, biasanya kristal-kristal natrium urat hampir selalu terlihat
pada sampel cairan sinovialnya.
Metode pemeriksaan ini juga membantu
dokter untuk memastikan bahwa gejala tidak disebabkan oleh penyakit lain
(misalnya septic arthritis dengan gejala pembengkakan dan kemunculan
rasa nyeri yang tidak tertahankan disertai demam).
Jenis
tes yang kedua adalah pemindaian ultrasound (USG). Tes ini kini marak
digunakan karena dianggap paling sederhana dan aman untuk mendeteksi
keberadaan kristal natrium urat di dalam sendi yang mengalami radang
atau di dalam lapisan kulit dalam.
Selain itu, dokter mungkin juga
perlu melakukan tes darah untuk mengukur kadar asam urat di dalam
darah. Tes ini juga biasanya dilakukan pada setengah bulan atau satu
bulan pasca terjadinya serangan gejala. Alasan dokter perlu menunggu
waktu selama itu adalah karena level asam urat cenderung turun ketika
serangan berlangsung.
Metode pemeriksaan X-ray biasanya hanya
digunakan oleh dokter untuk tujuan pengesampingan. Karena meski kurang
mampu mendeteksi keberadaan kristal asam urat di dalam sendi, metode
pemeriksaan ini tetap mampu mendeteksi kondisi lain dengan gejala-gejala
yang serupa (contohnya adalah chonrocalcinosis atau peradangan sendi
akibat pembentukan kristal kalsium). Apabila kondisi-kondisi lain juga
tidak ditemukan berkaitan dengan kerusakan sendi yang ada, maka dokter
bisa berasumsi bahwa pasien menderita penyakit asam urat.
Pengobatan Penyakit Asam Urat
Penting untuk beristirahat dengan cukup selama Anda mengalami
serangan penyakit asam urat. Angkatlah tungkai Anda dan hindarkan sendi
yang sedang mengalami radang dari benturan. Mengompres sendi dengan
sekantong es selama sekitar dua puluh menit juga dapat membantu
meredakan rasa nyeri. Jangan mengompres lebih dari waktu tersebut dan
jangan menempelkan es secara langsung ke kulit karena dapat merusak
kulit.
Segera minum obat yang diresepkan oleh dokter begitu Anda
merasakan serangan penyakit asam urat. Obat yang umum digunakan untuk
meredakan peradangan dan nyeri adalah kelompok obat antiinflamasi
nonsteroid (OAINS), seperti indometasin, diclofenac, naproxen, dan etoricoxib.
Efek samping penggunaan OAINS meliputi sakit maag dan gangguan pencernaan.
Untuk meminimalkan timbulnya efek samping tersebut, dokter biasanya
akan meresepkan obat penghambat pompa proton (PPI) sebagai penyerta.
Penting
untuk mengikuti seluruh petunjuk pemakaian yang diberikan oleh dokter
dalam mengonsumsi OAINS. Obat ini biasanya harus terus digunakan selama
serangan penyakit asam urat belum reda, hingga dua hari setelah serangan
reda untuk mencegah kambuh.
Apabila OAINS kurang mampu meredakan
gejala penyakit asam urat atau Anda tidak diperbolehkan mengonsumsi obat
ini dikarenakan kondisi tertentu, dokter dapat meresepkan colchicine
sebagai pengganti yang juga berkhasiat untuk menghilangkan rasa sakit
dan pembengkakan. Colchicine jarang menimbulkan efek samping.
Efek
samping berupa sakit perut, mual, dan diare biasanya timbul apabila obat
ini dikonsumsi dalam dosis tinggi.
Pada kasus penyakit asam urat
dengan gejala parah yang tidak bisa diredakan dengan OAINS atau
colchicine, dokter biasanya akan meresepkan kortikosteroid. Selain dalam
bentuk tablet, obat ini juga bisa diberikan dokter dalam bentuk suntik
untuk meredakan nyeri secara cepat.
Apabila digunakan dalam dosis
rendah dan dalam jangka waktu singkat, kortikosteroid jarang menimbulkan
efek samping. Sebaliknya, jika digunakan dalam dosis tinggi dan jangka
waktu lama, obat ini berisiko menimbulkan efek samping, seperti otot
terasa lemas, kulit mudah memar, penipisan tulang, dan kenaikan berat
badan.
Mencegah terulangnya serangan penyakit asam urat
Makanan yang mengandung banyak purin dapat meningkatkan kadar asam urat
di dalam tubuh dan membuat kita rentan untuk terserang gejala penyakit
asam urat. Oleh karena itu, hindari makanan semacam itu. Contoh-contoh
makanan yang banyak mengandung purin adalah jeroan (jantung, hati,
ginjal, dan otak), makanan laut (kerang-kerangan, kepiting, dan udang),
daging merah, makanan yang mengandung ragi, dan ikan yang banyak
mengandung minyak (sarden, makarel, dan ikan teri).
Selain karena
jeroan, kadar asam urat juga bisa meningkat apabila kita terlalu banyak
mengonsumsi camilan manis, minuman manis, dan minuman beralkohol. Jenis
minuman beralkohol yang paling berisiko memicu serangan penyakit asam
urat adalah bir, wiski, dan vodka.
Kurangi berat badan apabila
Anda memiliki proporsi tubuh kegemukan (obesitas) karena fisik seperti
itu akan membuat Anda rentan terhadap serangan penyakit asam urat.
Selain itu, jangan mengesampingkan pentingnya berolah raga secara cukup
agar tubuh Anda selalu sehat dan bugar. Jika kebetulan Anda sedang
merasakan gejala penyakit asam urat, namun ingin menjaga kebugaran
fisik, hindarilah melakukan olah raga yang dapat memberikan tekanan pada
sendi yang meradang. Sebaiknya pilih olahraga renang karena air dapat
ikut menopang berat badan sehingga sendi tidak terlalu mengalami
tekanan.
Minum air putih secukupnya tiap hari. Disamping dapat menghindarkan diri dari dehidrasi,
air juga dapat memperlancar pembuangan asam urat melalui urine sehingga
risiko pembentukan kristal menjadi minim. Disarankan agar kita minum
sekitar 6-8 gelas air mineral per hari, bahkan lebih banyak jika kita
juga rutin melakukan olahraga atau sedang berada di bawah cuaca panas.
Selain
melalui pengaturan makanan, minuman, berat badan, dan olahraga,
serangan gejala penyakit asam urat juga bisa dicegah melalui obat-obatan
yang diresepkan oleh dokter. Biasanya obat pencegah asam urat
diperuntukkan bagi pasien yang sering mengalami kambuh atau pasien yang
sudah terkena komplikasi penyakit asam urat. Berikut ini jenis-jenis
obat pencegah serangan penyakit asam urat.
- Allopurinol. Tablet yang diminum sekali dalam sehari ini dapat membantu tubuh menurunkan jumlah asam urat dengan cara menghambat enzim yang bertugas mengubah purin menjadi asam urat. Dosis allopurinol harus disesuaikan untuk memastikan tercapainya penurunan kadar asam urat sesuai target, yaitu di bawah 360 umol/L atau 6 mg/dl. Dosis obat ini biasanya akan meningkat tiap 3-4 minggu, tergantung kepada hasil pemeriksaan darah. Kristal-kristal asam urat di dalam tubuh umumnya akan hilang secara total dalam waktu 1-2 tahun masa pengobatan. Kadang-kadang serangan gout dapat terjadi ketika Anda pertama kali menggunakan pengobatan dengan allopurinol. Hal ini disebabkan oleh menyusutnya kristal-kristal yang ada di tulang rawan sendi akibat kadar asam urat yang berkurang drastis hingga di bawah titik jenuh. Kristal yang menyusut tersebut menjadi lebih mudah meloloskan diri dari tulang rawan ke dalam rongga sendi dan akhirnya membuat lapisan sendi atau sinovium mengalami radang. Namun jangan khawatir hal ini akan berhenti setelah tubuh Anda benar-benar bersih dari kristal natrium urat. Yang terpenting adalah Anda jangan menyerah menjalani terapi pengobatan ini demi hasil yang maksimal. Efek samping yang mungkin saja timbul dari penggunaan allopurinol adalah sakit kepala, gangguan pencernaan, diare, dan ruam kulit. Khusus untuk efek samping ruam kulit, temui dokter jika Anda mengalaminya karena bisa jadi itu merupakan tanda alergi terhadap obat.
- Probenecid. Obat ini mampu menurunkan kadar asam urat dengan cara meningkatkan kemampuan ginjal untuk membuangnya. Efek samping yang mungkin saja ada setelah menggunakan probenecid adalah sakit perut, ruam kulit, dan risiko penyakit batu ginjal.
Mencegah penyakit asam urat dengan vitamin C
Menurut sebuah penelitian, vitamin C
mampu mencegah penyakit asam urat dengan cara meningkatkan kinerja
ginjal dalam membuang asam urat yang ada di tubuh kita. Dosis vitamin C
yang dianjurkan adalah 500 miligram per hari.
Namun sebelum
Anda mengonsumsi suplemen vitamin C, sebaiknya konsultasikan terlebih
dahulu kepada dokter karena dikhawatirkan Anda memiliki masalah
kesehatan yang bisa bertambah parah atau sedang menjalani pengobatan
dengan obat yang tidak boleh digunakan bersamaan dengan suplemen vitamin
C.
Komplikasi Penyakit Asam Urat
Ada beberapa masalah kesehatan lainnya yang bisa muncul akibat
penyakit asam urat, terlebih jika kondisi ini diabaikan atau tidak
diobati. Beberapa contoh komplikasi akibat asam urat di antaranya adalah
penyakit batu ginjal, munculnya benjolan-benjolan di bawah kulit yang disebut tofi, dan kerusakan sendi, dan masalah psikologis.
Penyakit batu ginjal
Asam urat di dalam tubuh dikeluarkan dalam bentuk air seni melalui
ginjal. Adakalanya asam urat tersebut menciptakan endapan-endapan di
dalam ginjal, terlebih jika kadarnya yang tinggi. Jika ukuran endapan
masih kecil, maka tubuh akan membuangnya secara alami melalui saluran
kemih. Namun jika ukurannya terlalu besar, maka bisa menimbulkan
penyakit batu ginjal.
Selain sensasi seperti selalu ingin buang
air kecil, penderita penyakit batu ginjal biasanya akan merasakan sakit
saat buang air kecil akibat terganggunya aliran urine. Jika tidak
segera ditangani, penyakit ini bisa menyebabkan infeksi di dalam sistem
kemih. Menurut data, sekitar 10-25 persen penderita penyakit asam urat
turut mengalami masalah batu ginjal.
Dokter biasanya akan memberikan
obat yang dapat melarutkan batu ginjal dan menurunkan kadar keasaman
dalam urine. Selain itu, penderita batu ginjal juga disarankan untuk
minum banyak air untuk mengeluarkan endapan-endapan asam urat.
Munculnya benjolan-benjolan tofi
Tofi adalah gumpalan-gumpalan kecil berwarna putih atau kuning di balik
kulit yang terbentuk dari akumulasi kristal-kristal asam urat. Benjolan
tofi biasanya muncul pada lutut, siku, jari kaki dan jari tangan,
lengan, tumit, atau bahkan telinga.
Biasanya tofi muncul pada
penderita penyakit asam urat parah atau yang sudah lama tidak ditangani.
Namun ada juga tofi yang muncul pada orang yang bahkan belum pernah
mengalami serangan penyakit asam urat. Meski sering kali tidak
menimbulkan rasa sakit, rutinitas sehari-hari (misalnya berpakaian atau
makan) bisa terganggu jika tofi tumbuh di jari tangan.
Kemunculan
tofi menjadi sinyal bahwa pengobatan penyakit asam urat tidak bisa
ditunda-tunda lagi dan harus segera dilakukan. Jika kadar asam urat
berhasil diturunkan, tofi akan berangsur-angsur mengecil seiring
larutnya kristal-kristal natrium urat. Namun sebaliknya jika terus
dibiarkan, maka tofi akan membesar dan pada akhirnya menimbulkan rasa
sakit. Tofi yang meradang tersebut bahkan bisa pecah dan mengeluarkan
cairan menyerupai pasta gigi yang terdiri dari campuran nanah dan
kristal-kristal urat. Segera konsultasikan kepada dokter jika tubuh Anda
ditumbuhi tofi berukuran besar atau terasa menyakitkan. Apabila
dianggap perlu, dokter akan melakukan pembedahan untuk membuang tofi
tersebut.
Kerusakan pada sendi
Kristal-kristal natrium urat yang terus menumpuk dan membentuk tofi di
dalam sendi lambat laun bisa merusak sendi. Bukan hal yang mustahil jika
kerusakan sendi secara permanen bisa terjadi apabila kondisi ini tidak
kunjung ditangani. Jika sendi sudah rusak, maka operasi terpaksa harus
dilakukan oleh dokter untuk memperbaiki atau menggantinya.
Masalah psikologis
Perubahan
suasana hati dan stres bisa saja dialami oleh penderita penyakit asam
urat. Bukan hanya karena nyeri luar biasa yang dirasakan, tapi juga efek
dari kondisi ini yang membuat rutinitas sehari-hari menjadi terganggu.
Jika diabaikan, maka tidak mustahil bisa mengarah kepada depresi. Maka
dari itu, sebelum muncul masalah psikologis yang lebih serius, segera
temui dokter jika Anda adalah penderita penyakit asam urat dan Anda
merasa stres dengan kondisi yang dialami.
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
privatebundas.blogspot.com
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Tidak ada komentar:
Posting Komentar