Senin, 31 Oktober 2016

Mengenal Penyakit Asam Urat


Pengertian Penyakit Asam Urat



Penyakit asam urat atau gout adalah kondisi yang dapat menyebabkan gejala nyeri yang tidak tertahankan, pembengkakan, dan rasa panas di persendian. Meski semua sendi di tubuh bisa terkena asam urat, namun yang paling sering terserang adalah sendi jari tangan, lutut, pergelangan kaki, dan jari kaki.

Laki-laki lebih rawan terkena penyakit asam urat dibandingkan dengan perempuan, terutama saat usia mereka di atas 30 tahun. Pada perempuan, penyakit ini biasanya berisiko timbul setelah menopause.

Orang yang terkena serangan penyakit asam urat biasanya akan merasakan perkembangan gejala yang cepat dalam beberapa jam pertama. Rasa sakit bisa berlangsung selama 3-10 hari. Pembengkakan tidak hanya terjadi di sendi, namun juga di daerah sekitar sendi disertai warna kulit yang memerah. Pada tahap ini, penderita dapat tidak mampu bergerak secara leluasa.






Di Indonesia, orang sering salah kaprah menyamakan penyakit asam urat (gout/pirai) dengan rematik. Padahal rematik adalah istilah umum yang dipakai untuk menggambarkan rasa sakit pada persendian atau otot yang mengalami peradangan. Penyakit asam urat (gout/pirai) hanya salah satu penyebab nyeri pada persendian. Mengenali gejala dan tanda pada gout dapat membantu seseorang membedakan dengan nyeri sendi yang disebabkan oleh kondisi lain.
Banyak orang mengira apabila kadar asam urat di dalam darah tinggi (hiperurisemia), maka akan terkena gout. Hal ini tidak benar, karena hanya sekitar 1/3 penderita hiperurisemia yang mengalami gout.


Penyebab penyakit asam urat

 



Gejala nyeri dan pembengkakan pada penyakit asam urat disebabkan oleh tusukan kristal-kristal tajam di sekitar sendi yang terbentuk akibat penumpukan zat asam urat. Seseorang yang suka mengonsumsi makanan dengan kandungan asam urat tinggi (contohnya jeroan, hidangan laut, daging merah) dan seseorang yang gemar mengonsumsi minuman beralkohol akan berisiko tinggi terkena penyakit asam urat. Selain itu, penyakit ini juga rawan dialami oleh orang-orang yang menderita obesitas, diabetes, hipertensi, atau penyakit ginjal kronik.

Menurut penelitian, seseorang yang memiliki keluarga penderita penyakit asam urat juga dapat terkena kondisi sama. Dengan kata lain, penyakit ini bersifat genetik juga.


Diagnosis penyakit asam urat




Temuilah dokter jika Anda merasakan gejala-gejala penyakit asam urat. Dalam melakukan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan atau tes untuk memastikan adanya kristal-kristal natrium urat pada persendian. Hal ini perlu dilakukan karena ada jenis penyakit lain yang bisa menyebabkan gejala menyerupai penyakit asam urat. Pemeriksaan kadar asam urat dalam darah juga biasanya dilakukan.
Sebelum melakukan tes, biasanya pertama-tama dokter akan bertanya mengenai:
  • Lokasi sendi yang terasa sakit.
  • Seberapa sering Anda mengalami gejala dan seberapa cepat gejala tersebut muncul.
  • Obat-obatan tertentu yang sedang Anda konsumsi.
  • Riwayat penyakit asam urat di keluarga Anda.


Penanganan penyakit asam urat

 



Penanganan penyakit asam urat memiliki dua sasaran utama, yaitu meringankan gejalanya dan mencegah serangan terulang kembali.

Untuk meringankan gejala penyakit asam urat, Anda bisa menempelkan kantong es pada bagian sendi yang terasa sakit. Anda juga bisa mengonsumsi obat pereda rasa sakit, misalnya colchicine, OAINS (obat anti-inflamasi nonsteroid), dan obat-obatan golongan steroid.

Sedangkan untuk mencegah kambuhnya serangan penyakit asam urat, Anda bisa mengonsumsi obat penurun kadar asam urat (misalnya allopurinol). Selain itu, Anda diharuskan untuk menjauhi makanan-makanan pemicu penyakit asam urat dan segera turunkan berat badan. Utamakan makanan rendah kalori untuk mendukung upaya mendapatkan berat badan ideal.

Kombinasi obat-obatan dari dokter serta perilaku hidup sehat umumnya terbukti ampuh dalam menurunkan kadar asam urat dan melarutkan kristal-kristal tajam yang telah terbentuk. Dengan kombinasi tersebut, maka diharapkan pasien penyakit asam urat tidak lagi mengalami kambuh.


Komplikasi penyakit asam urat


Meski penyakit asam urat jarang menimbulkan komplikasi, namun tetap patut kita waspadai. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi, di antaranya:
  • Munculnya benjolan keras (tofi) di sekitar area yang mengalami radang.
  • Kerusakan sendi permanen akibat radang yang terus berlangsung dan tofi di dalam sendi yang merusak tulang rawan dan tulang sendi itu sendiri. Kerusakan permanen ini biasanya terjadi pada kasus penyakit asam urat yang diabaikan selama bertahun-tahun.
  • Batu ginjal yang disebabkan oleh pengendapan asam urat yang bercampur dengan kalsium di dalam ginjal.

 

Gejala Penyakit Asam Urat

 

Sendi yang tiba-tiba terasa sangat sakit (terutama sendi jempol kaki) merupakan gejala penyakit asam urat yang umum terjadi. Sering kali penderita penyakit ini kesulitan untuk berjalan akibat rasa sakit yang sangat mengganggu. Meski dapat muncul kapan saja, namun umumnya gejala biasanya lebih terasa di malam hari.

Tidak hanya sendi jempol kaki saja, sendi-sendi lain yang terletak di ujung anggota badan juga rentan terkena serangan penyakit asam urat. Contohnya adalah sendi pergelangan kaki, telapak kaki tengah, lutut, pergelangan tangan, jari-jari tangan, dan siku.
Biasanya nyeri berkembang dengan cepat dalam tempo beberapa jam saja. Nyeri hebat ini akan disertai dengan pembengkakan, sensasi panas, serta kemunculan warna kemerahan pada kulit yang melapisi sendi.

Serangan penyakit asam urat umumnya berlangsung dalam kurun 3-10 hari. Saat gejala mereda dan bengkak mengempis, kulit di sekitar sendi yang kena akan tampak bersisik, terkelupas, dan terasa gatal. Meski serangan bisa reda dengan sendirinya, namun kondisi ini tidak boleh diabaikan. Pengobatan harus tetap dilakukan, antara lain untuk mencegah risiko kambuh dengan tingkat keparahan gejala yang meningkat, risiko penyebaran ke sendi-sendi yang lain, dan risiko kerusakan permanen pada sendi.

Penyebab Penyakit Asam Urat

 

Penumpukan asam urat di dalam sendi adalah penyebab penyakit asam urat. Asam urat sejatinya merupakan limbah yang terbentuk dari penguraian zat purin yang ada di dalam sel-sel tubuh. Sebagian besar asam urat dibuang melalui ginjal dalam bentuk urine dan sebagian kecil lainnya dibuang melalui saluran pencernaan dalam bentuk tinja.

Jika asam urat yang dibuang dari tubuh jauh lebih sedikit dari jumlah yang diproduksi, maka asam urat akan menumpuk dan membentuk kristal-kristal tajam natrium urat berukuran mikro yang bermuara di dalam sendi atau di sekeliling jaringan sendi. Ketika kristal-kristal tajam tersebut masuk ke ruang persendian dan mengganggu lapisan lunak sendi, maka terjadilah peradangan yang terasa sangat sakit.

Ada beberapa faktor yang bisa memicu naiknya kadar asam urat di dalam darah, salah satunya adalah makanan berzat purin tinggi yang kita konsumsi. Contoh-contoh makanan tersebut adalah jeroan hewan (ginjal, hati, jantung), hidangan laut (kerang-kerangan, kepiting, ikan teri, ikan makarel), dan daging merah (sapi, kambing, kerbau).
Selain makanan, kita juga bisa berisiko mengalami penumpukan sama urat di dalam darah jika mengonsumsi minuman manis (baik gula buatan maupun alami) dan minuman beralkohol secara berlebihan.

Risiko terkena penyakit asam urat juga tinggi bagi orang-orang yang sedang menjalani pengobatan menggunakan obat-obatan jenis tertentu, misalnya niacin, aspirin, obat penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitor), obat penghambat beta (beta blocker), sislosporin, diuretik, dan obat-obatan kemoterapi.

Sedangkan jika dipandang sebagai bentuk komplikasi, penyakit asam urat berisiko tinggi dialami oleh orang-orang yang sedang menderita penyakit ginjal kronik, penyakit diabetes, hipertensi, obesitas, kolesterol tinggi, osteoarthritis, psoriasis, dan sindrom metabolisme.
Terlepas dari keempat faktor pemicu di atas, penyakit asam urat juga diduga masuk ke kelompok penyakit turunan alias penyakit genetik. Ini artinya mereka yang memiliki anggota keluarga berpenyakit asam urat berisiko mengalami kondisi yang sama. Menurut penelitian, proporsi dari risiko ini adalah 20 persen.

Lebih sedikitnya jumlah perempuan yang terkena penyakit asam urat dibandingkan laki-laki kemungkinan terkait dengan kondisi menopause. Setelah perempuan mengalami menopause, kadar asam urat dapat meningkat dan mulai merasakan gejala-gejala penyakit asam urat.
Terlepas dari faktor-faktor di atas, ada juga sebagian orang yang memiliki kadar asam urat tinggi dalam darah mereka, namun tidak ditemukan pembentukan kristal-kristal natrium urat pada sendi-sendinya. Selain itu, di antara sebagian orang yang memiliki kadar asam urat yang sama pun, tingkat kerentanan mereka akan berbeda-beda. Mengenai hal tersebut, hingga kini belum ada penjelasan yang pasti.

Diagnosis Penyakit Asam Urat 

 

Temui dokter jika Anda merasakan gejala penyakit asam urat meski kerap reda dengan sendirinya. Penanganan medis dibutuhkan untuk mencegah kekambuhan dan memburuknya kondisi seiring waktu.

Untuk benar-benar memastikan apakah Anda menderita penyakit asam urat, dokter perlu melakukan tes khusus untuk mengukur kadar asam urat atau melihat keberadaan kristal-kristal zat tersebut di dalam sendi. Namun sebelum melakukan tes tersebut, pertama-tama dokter biasanya akan menanyakan pada Anda tentang beberapa hal, yaitu: 

  • Lokasi sendi yang terasa sakit.
  • Seberapa cepat gejala berkembang dan seberapa sering gejala tersebut muncul.
  • Makanan dengan kadar purin tinggi yang mungkin sering Anda konsumsi.
  • Minuman beralkohol atau minuman berkadar gula fruktosa tinggi yang mungkin sering Anda konsumsi.
  • Obat-obatam pemicu penyakit asam urat yang mungkin sedang Anda gunakan.
  • Penyakit dengan komplikasi penyakit asam urat yang mungkin sedang Anda derita.
  • Riwayat kesehatan keluarga Anda.
Jawaban dari pertanyaan di atas nantinya akan digunakan dokter untuk mendukung hasil tes yang dilakukan.
Salah satu jenis tes yang bisa mendeteksi keberadaan kristal asam urat adalah tes cairan sendi. Di dalam tes ini dokter akan mengambil sampel cairan sinovial di dalam sendi yang mengalami radang menggunakan jarum dan menelitinya melalui mikroskop. Jika pasien memang menderita penyakit asam urat, biasanya kristal-kristal natrium urat hampir selalu terlihat pada sampel cairan sinovialnya.

Metode pemeriksaan ini juga membantu dokter untuk memastikan bahwa gejala tidak disebabkan oleh penyakit lain (misalnya septic arthritis dengan gejala pembengkakan dan kemunculan rasa nyeri yang tidak tertahankan disertai demam).

Jenis tes yang kedua adalah pemindaian ultrasound (USG). Tes ini kini marak digunakan karena dianggap paling sederhana dan aman untuk mendeteksi keberadaan kristal natrium urat di dalam sendi yang mengalami radang atau di dalam lapisan kulit dalam.

Selain itu, dokter mungkin juga perlu melakukan tes darah untuk mengukur kadar asam urat di dalam darah. Tes ini juga biasanya dilakukan pada setengah bulan atau satu bulan pasca terjadinya serangan gejala. Alasan dokter perlu menunggu waktu selama itu adalah karena level asam urat cenderung turun ketika serangan berlangsung.

Metode pemeriksaan X-ray biasanya hanya digunakan oleh dokter untuk tujuan pengesampingan. Karena meski kurang mampu mendeteksi keberadaan kristal asam urat di dalam sendi, metode pemeriksaan ini tetap mampu mendeteksi kondisi lain dengan gejala-gejala yang serupa (contohnya adalah chonrocalcinosis atau peradangan sendi akibat pembentukan kristal kalsium). Apabila kondisi-kondisi lain juga tidak ditemukan berkaitan dengan kerusakan sendi yang ada, maka dokter bisa berasumsi bahwa pasien menderita penyakit asam urat.

Pengobatan Penyakit Asam Urat 

 

Penting untuk beristirahat dengan cukup selama Anda mengalami serangan penyakit asam urat. Angkatlah tungkai Anda dan hindarkan sendi yang sedang mengalami radang dari benturan. Mengompres sendi dengan sekantong es selama sekitar dua puluh menit juga dapat membantu meredakan rasa nyeri. Jangan mengompres lebih dari waktu tersebut dan jangan menempelkan es secara langsung ke kulit karena dapat merusak kulit.

Segera minum obat yang diresepkan oleh dokter begitu Anda merasakan serangan penyakit asam urat. Obat yang umum digunakan untuk meredakan peradangan dan nyeri adalah kelompok obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti indometasin, diclofenac, naproxen, dan etoricoxib.

Efek samping penggunaan OAINS meliputi sakit maag dan gangguan pencernaan. Untuk meminimalkan timbulnya efek samping tersebut, dokter biasanya akan meresepkan obat penghambat pompa proton (PPI) sebagai penyerta.

Penting untuk mengikuti seluruh petunjuk pemakaian yang diberikan oleh dokter dalam mengonsumsi OAINS. Obat ini biasanya harus terus digunakan selama serangan penyakit asam urat belum reda, hingga dua hari setelah serangan reda untuk mencegah kambuh.
Apabila OAINS kurang mampu meredakan gejala penyakit asam urat atau Anda tidak diperbolehkan mengonsumsi obat ini dikarenakan kondisi tertentu, dokter dapat meresepkan colchicine sebagai pengganti yang juga berkhasiat untuk menghilangkan rasa sakit dan pembengkakan. Colchicine jarang menimbulkan efek samping.

Efek samping berupa sakit perut, mual, dan diare biasanya timbul apabila obat ini dikonsumsi dalam dosis tinggi.
Pada kasus penyakit asam urat dengan gejala parah yang tidak bisa diredakan dengan OAINS atau colchicine, dokter biasanya akan meresepkan kortikosteroid. Selain dalam bentuk tablet, obat ini juga bisa diberikan dokter dalam bentuk suntik untuk meredakan nyeri secara cepat.

Apabila digunakan dalam dosis rendah dan dalam jangka waktu singkat, kortikosteroid jarang menimbulkan efek samping. Sebaliknya, jika digunakan dalam dosis tinggi dan jangka waktu lama, obat ini berisiko menimbulkan efek samping, seperti otot terasa lemas, kulit mudah memar, penipisan tulang, dan kenaikan berat badan.


Mencegah terulangnya serangan penyakit asam urat


Makanan yang mengandung banyak purin dapat meningkatkan kadar asam urat di dalam tubuh dan membuat kita rentan untuk terserang gejala penyakit asam urat. Oleh karena itu, hindari makanan semacam itu. Contoh-contoh makanan yang banyak mengandung purin adalah jeroan (jantung, hati, ginjal, dan otak), makanan laut (kerang-kerangan, kepiting, dan udang), daging merah, makanan yang mengandung ragi, dan ikan yang banyak mengandung minyak (sarden, makarel, dan ikan teri). 

Selain karena jeroan, kadar asam urat juga bisa meningkat apabila kita terlalu banyak mengonsumsi camilan manis, minuman manis, dan minuman beralkohol. Jenis minuman beralkohol yang paling berisiko memicu serangan penyakit asam urat adalah bir, wiski, dan vodka.

Kurangi berat badan apabila Anda memiliki proporsi tubuh kegemukan (obesitas) karena fisik seperti itu akan membuat Anda rentan terhadap serangan penyakit asam urat. Selain itu, jangan mengesampingkan pentingnya berolah raga secara cukup agar tubuh Anda selalu sehat dan bugar. Jika kebetulan Anda sedang merasakan gejala penyakit asam urat, namun ingin menjaga kebugaran fisik, hindarilah melakukan olah raga yang dapat memberikan tekanan pada sendi yang meradang. Sebaiknya pilih olahraga renang karena air dapat ikut menopang berat badan sehingga sendi tidak terlalu mengalami tekanan.

Minum air putih secukupnya tiap hari. Disamping dapat menghindarkan diri dari dehidrasi, air juga dapat memperlancar pembuangan asam urat melalui urine sehingga risiko pembentukan kristal menjadi minim. Disarankan agar kita minum sekitar 6-8 gelas air mineral per hari, bahkan lebih banyak jika kita juga rutin melakukan olahraga atau sedang berada di bawah cuaca panas.

Selain melalui pengaturan makanan, minuman, berat badan, dan olahraga, serangan gejala penyakit asam urat juga bisa dicegah melalui obat-obatan yang diresepkan oleh dokter. Biasanya obat pencegah asam urat diperuntukkan bagi pasien yang sering mengalami kambuh atau pasien yang sudah terkena komplikasi penyakit asam urat. Berikut ini jenis-jenis obat pencegah serangan penyakit asam urat. 

  • Allopurinol. Tablet yang diminum sekali dalam sehari ini dapat membantu tubuh menurunkan jumlah asam urat dengan cara menghambat enzim yang bertugas mengubah purin menjadi asam urat. Dosis allopurinol harus disesuaikan untuk memastikan tercapainya penurunan kadar asam urat sesuai target, yaitu di bawah 360 umol/L atau 6 mg/dl. Dosis obat ini biasanya akan meningkat tiap 3-4 minggu, tergantung kepada hasil pemeriksaan darah. Kristal-kristal asam urat di dalam tubuh umumnya akan hilang secara total dalam waktu 1-2 tahun masa pengobatan. Kadang-kadang serangan gout dapat terjadi ketika Anda pertama kali menggunakan pengobatan dengan allopurinol. Hal ini disebabkan oleh menyusutnya kristal-kristal yang ada di tulang rawan sendi akibat kadar asam urat yang berkurang drastis hingga di bawah titik jenuh. Kristal yang menyusut tersebut menjadi lebih mudah meloloskan diri dari tulang rawan ke dalam rongga sendi dan akhirnya membuat lapisan sendi atau sinovium mengalami radang. Namun jangan khawatir hal ini akan berhenti setelah tubuh Anda benar-benar bersih dari kristal natrium urat. Yang terpenting adalah Anda jangan menyerah menjalani terapi pengobatan ini demi hasil yang maksimal. Efek samping yang mungkin saja timbul dari penggunaan allopurinol adalah sakit kepala, gangguan pencernaan, diare, dan ruam kulit. Khusus untuk efek samping ruam kulit, temui dokter jika Anda mengalaminya karena bisa jadi itu merupakan tanda alergi terhadap obat.
  • Probenecid. Obat ini mampu menurunkan kadar asam urat dengan cara meningkatkan kemampuan ginjal untuk membuangnya. Efek samping yang mungkin saja ada setelah menggunakan probenecid adalah sakit perut, ruam kulit, dan risiko penyakit batu ginjal.

Mencegah penyakit asam urat dengan vitamin C


Menurut sebuah penelitian, vitamin C mampu mencegah penyakit asam urat dengan cara meningkatkan kinerja ginjal dalam membuang asam urat yang ada di tubuh kita. Dosis vitamin C yang dianjurkan adalah 500 miligram per hari.

Namun sebelum Anda mengonsumsi suplemen vitamin C, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter karena dikhawatirkan Anda memiliki masalah kesehatan yang bisa bertambah parah atau sedang menjalani pengobatan dengan obat yang tidak boleh digunakan bersamaan dengan suplemen vitamin C.

Komplikasi Penyakit Asam Urat 

 



Ada beberapa masalah kesehatan lainnya yang bisa muncul akibat penyakit asam urat, terlebih jika kondisi ini diabaikan atau tidak diobati. Beberapa contoh komplikasi akibat asam urat di antaranya adalah penyakit batu ginjal, munculnya benjolan-benjolan di bawah kulit yang disebut tofi, dan kerusakan sendi, dan masalah psikologis.


Penyakit batu ginjal


Asam urat di dalam tubuh dikeluarkan dalam bentuk air seni melalui ginjal. Adakalanya asam urat tersebut menciptakan endapan-endapan di dalam ginjal, terlebih jika kadarnya yang tinggi. Jika ukuran endapan masih kecil, maka tubuh akan membuangnya secara alami melalui saluran kemih. Namun jika ukurannya terlalu besar, maka bisa menimbulkan penyakit batu ginjal.

Selain sensasi seperti selalu ingin buang air kecil, penderita penyakit batu ginjal biasanya akan merasakan sakit saat buang air kecil akibat terganggunya aliran urine. Jika tidak segera ditangani, penyakit ini bisa menyebabkan infeksi di dalam sistem kemih. Menurut data, sekitar 10-25 persen penderita penyakit asam urat turut mengalami masalah batu ginjal.

Dokter biasanya akan memberikan obat yang dapat melarutkan batu ginjal dan menurunkan kadar keasaman dalam urine. Selain itu, penderita batu ginjal juga disarankan untuk minum banyak air untuk mengeluarkan endapan-endapan asam urat.


Munculnya benjolan-benjolan tofi


Tofi adalah gumpalan-gumpalan kecil berwarna putih atau kuning di balik kulit yang terbentuk dari akumulasi kristal-kristal asam urat. Benjolan tofi biasanya muncul pada lutut, siku, jari kaki dan jari tangan, lengan, tumit, atau bahkan telinga.

Biasanya tofi muncul pada penderita penyakit asam urat parah atau yang sudah lama tidak ditangani. Namun ada juga tofi yang muncul pada orang yang bahkan belum pernah mengalami serangan penyakit asam urat. Meski sering kali tidak menimbulkan rasa sakit, rutinitas sehari-hari (misalnya berpakaian atau makan) bisa terganggu jika tofi tumbuh di jari tangan.

Kemunculan tofi menjadi sinyal bahwa pengobatan penyakit asam urat tidak bisa ditunda-tunda lagi dan harus segera dilakukan. Jika kadar asam urat berhasil diturunkan, tofi akan berangsur-angsur mengecil seiring larutnya kristal-kristal natrium urat. Namun sebaliknya jika terus dibiarkan, maka tofi akan membesar dan pada akhirnya menimbulkan rasa sakit. Tofi yang meradang tersebut bahkan bisa pecah dan mengeluarkan cairan menyerupai pasta gigi yang terdiri dari campuran nanah dan kristal-kristal urat. Segera konsultasikan kepada dokter jika tubuh Anda ditumbuhi tofi berukuran besar atau terasa menyakitkan. Apabila dianggap perlu, dokter akan melakukan pembedahan untuk membuang tofi tersebut.


Kerusakan pada sendi


Kristal-kristal natrium urat yang terus menumpuk dan membentuk tofi di dalam sendi lambat laun bisa merusak sendi. Bukan hal yang mustahil jika kerusakan sendi secara permanen bisa terjadi apabila kondisi ini tidak kunjung ditangani. Jika sendi sudah rusak, maka operasi terpaksa harus dilakukan oleh dokter untuk memperbaiki atau menggantinya.


Masalah psikologis


Perubahan suasana hati dan stres bisa saja dialami oleh penderita penyakit asam urat. Bukan hanya karena nyeri luar biasa yang dirasakan, tapi juga efek dari kondisi ini yang membuat rutinitas sehari-hari menjadi terganggu. Jika diabaikan, maka tidak mustahil bisa mengarah kepada depresi. Maka dari itu, sebelum muncul masalah psikologis yang lebih serius, segera temui dokter jika Anda adalah penderita penyakit asam urat dan Anda merasa stres dengan kondisi yang dialami.

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
                                                                                                                              privatebundas.blogspot.com
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Electricity Lightning