Ketika Dosa Menggunung, Masih Terbukakah Pintu Taubat?
KETIKA seorang hamba merasa dirinya tidak akan mendapat ampunan akan dosa-dosa yang telah ia lakukan, ketika ia mengira Allah telah menutup pintu taubat baginya, padahal ia sangat ingin kembali kepada Allah, ia sangat ingin membersihkan dirinya dari kotoran kemaksiatan. Maka Allah berpesan melalui lisan Rasul-Nya:
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا
تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ
جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri
mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah
Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az Zumar: 53)
Inilah pesan dari Allah kepada para hamba-Nya yang merasa jauh dari
rahmat Allah, merasa dirinya telah tidak mampu lagi membenahi diri,
sehingga mengira lautan kebaikan dan keshalihan mustahil bagi dirinya.
Ketika dosa telah menggunung ingatlah bahwa firman Allah, “Innallaha
Yaghfiru dzunuba jami’a” (Allah mengampuni segala dosa). Semua dosa? Ya,
inilah janji Allah, Allah berfirman:
وَهُوَ الَّذِي يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَعْفُو عَنِ السَّيِّئَاتِ وَيَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ
“Dan Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan
kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Asy
Syuro: 25)
Bagaimana dengan orang-orang yang sering meninggalkan sholat? Ingatlah
“Wa Ya’fu ‘Anissyyiat.” (dan memaafkan kesalahan-kesalahan), bagaimana
dengan orang yang durhaka kepada kedua orang tua? Ingatlah “Wa Ya’fu
‘Anissyyiat.” (dan memaafkan kesalahan-kesalahan), bagaimana dengan
orang yang pernah terjerumus dalam dosa riba? Ingatlah “Wa Ya’fu
‘Anissyyiat.” (dan memaafkan kesalahan-kesalahan).
ingatlah kepada sosok manusia paling durhaka, Firaun. Yang pernah
berkata dengan kecongkakannya, “Ana rabbukumul A’la.” (Akulah Rabb
kalian yang paling tinggi), ketika ia nyawa telah sampai
ditenggorokannya, maka Malaikat Jibril bersegera memasukkan tanah ke
dalam mulutnya. Mangapa Jibril melakukan hal ini? Ia khawatir jika
Firaun berkata “La ilaha illah” dan Allah merahmatinya. Maka Allah
berfirman kepada Jibril, “
وَعِزَّتِي وَجَلاَلِي لَوْ اسْتَغَاثَنِي وَاسْتَغْفَرَنِي لَغَفَرْتُ لَهُ.
“Demi kemuliaan-Ku dan keaguangan-Ku, jikalau ia berdoa dan memohon ampun kepada-Ku, niscaya aku akan ampuni ia.”
Wahai jiwa yang berputus asa, inilah rahmat Allah kepada manusia yang
paling sombong dan melampaui batas kepada Allah, maka bagaimana dengan
orang yang mengakui kesalahannya, ingin kembali kepada Allah, sambil
meneteskan air mata dengan mengharapkan ampunan Allah?.
Dan ingat pula, bahwa di antara rahmat Allah kepada para hamba-Nya, Ia
(Allah) mengajak para hamba-Nya untuk medapatkan ampunannya,
قَالَتْ رُسُلُهُمْ أَفِي اللَّهِ شَكٌّ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَدْعُوكُمْ لِيَغْفِرَ لَكُمْ مِنْ ذُنُوبِكُمْ
Berkata rasul-rasul mereka: “Apakah ada keragu-raguan terhadap Allah,
Pencipta langit dan bumi? Dia menyeru kamu untuk memberi ampunan
kepadamu dari dosa-dosamu…” (QS. Ibrahim: 10)
Allah sebagai dzat yang maha tinggi, maha mulia tidak hanya menerima
ampunan ketika hamba-Nya datang kepada-Nya, namun dengan sifat
pengasih-Nya Allah pun mengajak hamba guna memputihkan diri mereka dari
noktah kemaksiatan, meskipun dosanya terbilang besar? Ya meskipun
dosanya sebesar gunung Uhud.
Abu Nu’aim berkata dalam “Al Hilyah” dari Wahab bin Munabbih:
أَوْحَى الله إلى دَاود عَلَيْهِ السَّلاَمُ فَقَالَ: يَا دَاوُدَ لَوْ
يَعْلَمُ المدْبِرُوْنَ عَنِّي انْتِظَارِي لَهمْ وَرِفْقِي بِهْم
وَشَوْقِي إِلَى تَرْكِ مَعَاصِيْهِمْ لَمَاتُوا شَوْقًا إِلَّي
وَلَتَقَطَّعَتْ أَوْصَالُهُمْ لِمَحَبَّتِي يَا دَاوُدُ هَذِهِ إِرَادَتِي
باِلمدْبِرِيْنَ عَنِّي فَكَيْفَ بِالمقْبِلِيْنَ عَلَيَّ
Allah berfirman kepada Nabi Daud as: “Wahai Daud, ketahuilah jika
orang-orang yang berpaling dari-Ku itu, mengetahui penungguan-Ku, kasih
sayang-Ku, dan rasa rindu-Ku kepada mereka, untuk menghapus dosa-dosa
mereka, niscaya mereka akan mati saat itu juga karena rindunya padaku,
dan niscaya anggota tubuh mereka akan terputus karena kecintaannya
kepada-ku, Wahai Daud inilah keinginan-Ku terhadap hamba yang berpaling
dariku, lantas bagaimana perbuatan-Ku kepada hamba yang datang menghadap
kepada-Ku?.”
Kalau saja perhatian Allah kepada orang-orang yang berpaling dari-Nya
sedemikian rupa, maka bagaimana perhatian Allah terhadap orang-orang
yang senantiasa berharap ampunan Allah, senantiasa tenggelam dalam
sujudnya untuk meminta ampunan, bagaimana perhatian Allah terhadap orang
yang wajahnya dibasahi dengan air mata karen takut terhadap siksaan
Allah?
Inilah rahmat Allah kepada para hamba-Nya, semoga kita termasuk
orang-orang yang sadar terhadap rahmat Allah, termasuk orang-orang yang
menghadap kepada Allah dengan mengakui kesalahan dan kelalaian. Wallahu
A’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar