Rabu, 09 November 2016

Khasiat Buah Delima


Manfaat Buah Delima

 

 

Buah Delima adalah tanaman buah yang belakangan ini menjadi konsumsi favorit orang Amerika. Buah ini menawarkan segudang khasiat kesehatan, khususnya untuk merawat kulit agar selalu segar dikarenakan kandungan antioksidan yang sarat melebihi kadar pada teh hijau dan anggur merah.

Dalam beberapa riwayat, buah delima disebut sebagai buah pembawa keberuntungan. Belum jelas alasannya, yang pasti banyak terdapat manfaat buah delima bagi kesehatan dan kecantikan. Pembuktian sudah pernah dilakukan dengan melaksanakan penelitian. Seperti American Journal of Clinical Nutrition yang memaparkan bahwa tingginya antioksidan dalam delima dapat mencegah oksidasi LDL (kolesterol jahat) dalam tubuh.

Sejumlah penelitian juga menyusul, ada yang menemukan manfaat buah delima bagi kesehatan, antara lain mengatasi gangguan perut, jantung, merawat gigi, rematik, kanker, kurang darah, dan diabetes. Secara tradisional, buah ini dijadikan jus atau sari buah untuk dikonsumsi. 

Kandungan antioksidan dalam satu gelas sari buah delima lebih banyak dibandingkan satu gelas teh hijau, jus jeruk, atau anggur merah. Itulah mengapa sekarang ini sedang marak penjualan sekaligus pengonsumsian sari buah delima di negara-negara Eropa, terlebih Amerika.

 
 
 
 
Sebetulnya, apa saja manfaat konsumsi buah delima secara rutin? 

1. Membiarkan kulit awet muda
 
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa delima mengandung antioksidan dalam jumlah tinggi yang menjadikan dirinya sangat banyak menawarkan manfaat, khususnya bagi kulit. Kandungan antioksidan tersebut mampu menangkal radikal bebas serta memperbaiki jaringan atau sel-sel tubuh yang rusak, sehingga membuat kulit tetap sehat dan awet muda.

2. Memproteksi ginjal
 
Sebuah lembaga penelitian menuliskan laporan dalam jurnal kasus gagal ginjal yang menuding ekstrak buah delima mampu mencegah kerusakan ginjal dan memproteksi organ vital tersebut terhadap serangan racun berbahaya yang bisa datang dari luar.
 
3. Memperbaiki dan melindungi hati
 
Belum lama ini terbit hasil penelitian dalam Jurnal Toksikologi dan Industri Kesehatan yang memaparkan bahwa sari buah delima yang dikonsumsi secara teratur dapat melindungi hati dan melakukan regenerasi setelah terjadi kerusakan.

4. Mendorong sistem kekebalan tubuh
 
Penting untuk menjaga kondisi kesehatan tubuh dengan meningkatkan imunitas. Anda bisa membantu peningkatan sistem imun dengan rajin konsumsi jus delima setiap harinya. Kehadiran vitamin C penting dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh, yang melindungi Anda dari bakteri penyakit.
 
5. Melawan alergi
 
Delima memiliki sifat anti-alergi yang sudah terbukti. Ternyata, senyawa polifenol yang mampu melawan reaksi alergi dengan mengurangi proses biokimia yang terjadi di dalam tubuh setelah sensitifitas tubuh terganggu karena sesuatu, entah makanan atau sentuhan langsung terhadap beberapa benda.
 
6. Melindungi jantung dari penyakit mengancam
 
Jantung merupakan organ penting yang harus terjaga kondisinya. Penyakit yang menyerang jantung sangatlah berbahaya dan mengancam keselamatan. Dalam Jurnal Penyakit Aterosklerosis terdapat bukti bahwa delima memiliki kemampuan untuk mensintesa kolesterol dan memecah radikan bebas dalam sistem vaskular.
 
7. Perlindungan terhadap kanker
 
Salah satu Universitas di Riverside, California menjalankan sebuah studi atau penelitian terhadap jus delima yang mana laporannya diterbitkan dalam Jurnal Translational Oncolog. Perihal hasil penelitian, tertulis jelas bahwa jus dan sari buah delima bisa membunuh atau mengurangi laju pertumbuhan sel kanker.

8. Mencegah kanker payudara
 
Universitas yang sama juga mengadakan pembelajaran untuk mengetahui kegunaan dari komposisi gizi dalam jus delima, antara lain luteolin, asam ellagic, dan asam punicic yang secara bersamaan mampu mencegah kanker payudara.
 
Mereka menuliskan hasil tersebut dalam Jurnal Breast Cancer Research and Treatment yang secara singkat tertulis bahwa ekstrak buah delima berkontribusi aktif dalam mencegah perkembangan sel kanker payudara. Para wanita dianjurkan untuk rutin konsumsi buah delima jika ingin terhindar dari penyakit yang mengerikan tersebut.

9. Mencegah kanker kulit
 
Karena kaya akan antioksidan yang baik bagi kulit, penyakit semacam kanker kulit dapat dikurangi risikonya. Jelasnya, bilamana delima rutin mengasup tubuh maka terjadi penurunan jedua jenis kanker kulit, yakni sel karsinoma basal dan sel skuamos. (British Journal of Dermatology, dikutip dari Care2)
 
10. Memberi perlindungan pada DNA
 
Secara tidak langsung, antioksidan dan fitronutrien penting lain dalam buah delima bekerja melindungi (DNA) yang diperlihatkan dari beberapa interaksi dengan materi genetik tubuh.

11. Mengontrol tekanan darah
 
Dalam Plant Foods for Human Nutrition Journal tertulis jelas bahwa ekstrak buah delima mempunyai kemampuan dalam mencegah kenaikan tekanan darah yang dipicu oleh konsumsi makanan tinggi lemak.
 
12. Memberi efek pengurangan berat badan
 
Manfaat delima terhadap penurunan berat badan ini tidak terjadi secara langsung, melainkan diawali dengan kedatangan efek dari kegunaan delima dalam mengontrol gula darah, meningkatkan sensitifitas tubuh terhadap sisten insulin, meredakan peradangan, dan meningkatkan berbagai faktor lain yang terlibat dalam sindrom metabolik pemicu obesitas dan diabetes

13. Mengoptimalkan reaksi konsumsi obat oral
 
Penelitian menunjukkan bahwa sari buah delima mampu meningkatkan efektifitas obat yang digunakan untuk melawan bakteri gram yang dapat meresistan obat.

14. Menjaga enzim PSA tetap stabil
 
Dikutip dari Tanyadok, PSA merupakan enzim yang berperan untuk mengencerkan cairan ejakulasi untuk mempermudah pergerakan sperma, enzim ini dikeluarkan oleh kelenjar prostat.

Pada sebuah studi yang melibatkan 50 orang penderita kanker prostat, beberapa diantaranya selalu rutin konsumsi 8 ons jus delima per hari. Hasilnya, orang yang konsumsi delima tiap hari membantu enzim PSA dalam jumlah stabil, sehingga mengurangi kebutuhan pasien untuk melakukan kemoterapi atau terapi hormon (perawatan lanjutan).
 
15. Mencegah dan mengobati osteoarthritis
 
Buah legenda yang telah tersebut dalam banyak hikayat ini menawarkan efek pengobatan pada penderita osteoarthritis. Kandungan yang bekerja memberi efek tersebut adalah polifenol dan beberapa fitonutrien lain, semuanya juga memberi efek pencegahan pada penyakit ini.

16. Menurunkan risiko penyumbatan pembuluh darah
 
Delima merah bekerja menurunkan risiko terjadinya penyumbatan darah di dalam arteri yang membuat sirkulasi darah ke jantung dan otak terganggu atau bahkan terhambat. Kemampuan ini juga dikenal dengan efek anti-aterogenik pada jantung.

17. Membuang kolesterol jahat
 
Manfaat delima untuk jantung lainnya adalah menurunkan kadar LDL (kolesterol jahat) yang mengundang banyak gangguan kesehatan, sementara hal lain yang juga dilakukan oleh nutrisi dalam delima adalah meningkatkan jumlah kolesterol baik yang biasa dikenal HDL.

18. Tidak mempengaruhi kadar gula darah
 
Peneliti tidak melarang penderita diabetes untuk konsumsi jus buah delima yang memiliki rasa manis karena fruktosa. Lama sebelumnya mereka sudah mengadakan penelitian untuk membuktikan dampak negatif dari delima pada penderita diabetes. Hasil yang didapat cukup mengejutkan, tidak terjadi perubahan (kenaikan) gula darah yang signifikan pada pasien diabetes yang setiap hari rutin minum jus delima selama dua minggu penuh.

19. Merelaksasikan perut
 
Karena delima punya peranan yang cukup penting dalam sistem sekresi enzim dalam pencernaan, tentu buah ini dapat digunakan dalam pengobatan diare dan disentri. Agar hasil yang diperoleh lebih sempurna, campurkan 1 sendok teh madu pada segelas jus buah delima sesuai jumlah yang dianjurkan hingga masalah pencernaan yang Anda alami sembuh.

20. Mencegah penyakit anemia
 
Anemia adalah keadaan di mana tubuh mengalami defisit sel darah merah. Ada beberapa indikasi penderita anemia atau kurang darah, antara lain:
  • Sering mual atau morning sickness tepat saat bangun dari ranjang tidur.
  • Kelopak mata berwarna pucat.
  • Merasa capek atau letih sepanjang waktu dalam kurun satu bulan, bahkan lebih.
  • Sakit kepala terus menerus akibat kekurangan oksigen.
  • Napas terengah-engah, bahkan disertai sesak akibat terjadi penurunan oksigen akibat anemia.
  • Terjadi palpitasi atau detak jantung yang tidak stabil, terkadang kencang dan lambat. Ketika anemia, akan terjadi peningkatan detak jantung yang Anda rasakan dengan jantung berdebar tidak teratur.
  • Ujung jari dan wajah berwarna pucat.
  • Ditandai dengan kerontokan rambut, jadi Anda harus waspada terhadap kerontokan rambut yang parah.
  • Menurunnya sistem imun yang rentan mengundang penyakit. 

Salah satu upaya untuk menaikkan kadar sel darah merah adalah rutin mengonsumsi jus buah delima atau utuh memakan buah dan bijinya. Di dalam tubuh, zat besi akan dikirim oleh delima untuk membantu mengatasi defisit darah.

21. Membantu regenerasi tulang rawan
 
Manfaat delima yang satu ini masih terkait dengan penderita osteoarthritis. Delima bekerja menghambat kinerja enzim yang bertanggung jawab merusak tulang rawan. Dengan terhambatnya kinerja enzim ini maka tulang rawan sendi akan terhindar dari kerusakan.
 
22. Menurunkan risiko kelahiran prematur
 
Ada pula manfaat delima merah untuk ibu hamil atau perawatan prenatal. Ketika hamil, ibu membutuhkan vitamin dan mineral dalam jumlah besar. Delima memiliki asam folat yang dibutuhkan untuk diet prenatal. Sifat anti-peradangan jus delima akan melancarkan peredaran darah, yang penting untuk pengembangan janin.
 
Dengan bantuan kalium, masalah semacam kram kaki yang kerap terjadi ketika kehamilan akan berkurang intensitasnya. Bila ketika hamil Anda rutin konsumsi jus delima, risiko bayi lahir prematur dan kekurangan berat badan akan berkurang.

23. Mempercepat proses penyembuhan luka
 
Buah delima berperan dalam meregenerasi sel-sel yang berada di lapisan dermis dan epidermis kulit. Delima merah diketahui berkhasiat mempercepat proses penyembuhan luka. Delima merah juga bekerja sebagai tabir surya alami yang mampu melindungi kulit dari paparan matahari langsung, mencegah luka bakar dan kerusakan akibat paparan konstan cahaya matahari.
 
24. Mencerahkan dan mengelastiskan kulit
 
Kulit membutuhkan kolagen dan elastin agar tetap kencang dan tercegah dari penuaan dini, seperti pembentukan garis-garis halus atau yang biasa dikenal sebagai kerutan (keriput). Delima merah mendorong produksi kolagen dan elasin dengan memperpanjang umur fibroblas. 

Fibroblas sendiri merupakan sel-sel produsen kolagen dan elastin yang memberikan struktur lapisan pada kulit tengah atau dermis. Kedua properti kulit ini akan mendukung kulit lebih sehat dan kuat dari terpaan masalah eksternal. Minum jus atau sari buah delima setiap hari dapat mencerahkan dan membuat kulit elastis.

25. Pencegahan terhadap penyakit Alzheimer
 
Alzheimer merupakan penyakit pada sistem saraf yang terjadi karena protein abnormal berkembang dalam otak yang mengakiabtkan jaringan pada otak menyusut. Bila tidak diketahui dan diberi perawatan secepat langsung akan terjadi perubahan sikap, perilaku, dan kepribadian. 

26. Merawat gigi dan mencegah datangnya penyakit 
 
Buah delima juga diyakini banyak orang mempunyai kiprah dalam rongga mulut, tepatnya gigi dan gusi. Anda bisa mendapatkan gigi yang cemerlang dan mencegah terbentuknya plak dan karang gigi. Penyakit gusi juga dapat dicegah dengan rutin konsumsi minyak biji delima. Manfaat delima untuk merawat gigi ini didapat dari kandungan vitamin C yang tinggi. 

27. Membantu mengembalikan gairah seksual
 
Pada The Journal of Urology juga tertera manfaat buah delima untuk membantu menyembuhkan masalah disfungsi ereksi. Seorang pria yang terganggu organ kejantannya akan membuat hubungan seksual kurang memuaskan.

Efek Samping Buah Delima Bagi Kesehatan

 

 

  • Dalam beberapa kasus, jus delima tidak menunjukkan efek samping. Namun, beberapa orang pernah mengaku megalami alergi beberapa jam setelah konsumsi jus delima.
  • Penggunaan sari buah delima dengan tujuan menurunkan tekanan darah rendah akan memungkinkan sebagian pasien mengalami penurunan tekanan darah yang begitu rendah (hipotensi).
  • Penderita asma harus berhati-hati hendak mengonsumsi olahan delima, karena para peneliti menemukan reaksi seperti alergi, mual, muntah, dan gangguan pernapasan.
  • Meski peneliti telah mengumumkan tidak terjadi peningkatan kadar gula pada pada penderita dibaetes karena kandungan berupa fruktosa, alangkah baiknya Anda hindari buah ini. Sebab, rasa manis yang konsentrasinya lebih tinggi dari gula tetap memungkinkan kenaikan kadar gula darah (glukosa).

Delima memang superfood yang menyehatkan dan membugarkan tubuh. Tetapi Anda juga sudah mengetahui bahwa terdapat bahaya disamping manfaat buah delima yang luar biasa banyaknya. Oleh karena itu, jangan sampai melewati batas dalam konsumsi jus delima agar tidak timbul dampak negatif bagi kesehatan.





Sejarah Kiblat Umat Muslim


14 Tahun Baitul Maqdis Dijadikan Kiblat Umat Islam 

 

 


Pada awal Islam, Rasulullah SAW bersama ummat Islam mendirikan sholat menghadap ke Baitul Maqdis. Hal ini dilakukan selama kurang lebih sekitar 14 tahun lamanya.
Namun pada akhirnya, Allah SWT menyuruh Umat Islam agar kiblatnya ke Ka'bah.


Kisahnya

 
Semasa Nabi Muhammad masih berada di kota Makkah, bila mendirikan shalat, beliau berdiri di sisi selatan Ka'bah, sehingga dapat menghadap ke Baitul Maqdis dan sekaligus juga menghadap ke Ka'bah. Beliau sangat menghargai Baitul Maqdis yang terkenal dengan tanah kelahiran para nabi Allah SWT.

 
Namun setelah beliau hijrah ke kota Madinah, beliau tidak dapat melakukan hal tersebut, mengingat kota Madinah berada di arah utara Kota Makkah, dan Baitul Maqdis berada di arah utara kota Madinah.
Letak geografis kota Madinah ini menjadikan beliau harus membelakangi Ka'bah bila sedang mendirikan shalat. Dan Beliau tidak ingin membelakangi Ka'bah.

 
Perubahan ini, menjadikan beliau bersedih, karena sejatinya beliau lebih suka bila kiblatnya menghadap ke Ka'bah yang merupakan kiblatnya Nabi Ibrahim as, Si Peletak dasar bangunan Ka'bah yang dikerjakan bersama puteranya, Ismail as.

 
Rasa sedih ini menjadikan beliau selama kurang lebih 16 bulan sering menengadahkan wajahnya ke langit dengan harapan Allah memindahkan arah kiblat shalatnya ke Ka'bah. Kira-kira satu setengah tahun lamanya Nabi berdoa kepada Allah SWT agar diberi petunjuk.


Perubahan Arah Kiblat dari Baitul Maqdis Ke Makkah


Subhanallah... setelah sekian lama, akhirnya Allah mengabulkan juga harapan beliau sehingga kiblat shalat dipindahkan ke Ka'bah, sebagaimana dikisahkan dalam ayat 144 surat Al Baqarah.
 
Allah SWT berfirman,


قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُمَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ

 
Artinya:


sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit[96], Maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu berada, Palingkanlah mukamu ke arahnya. dan Sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.
(QS. Al-Baqarah: 144).


Perubahan arah kiblat ini menjadikan kaum yahudi dan juga lainnya bertanya-tanya keheranan, apa gerangan yang menjadikan Nabi Muhammad berpindah arah kiblat?
 
Allah SWT menjawab Keheranan orang-orang Yahudi melalui firmanNya:


قُل لِّلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ يَهْدِي مَن يَشَاءُ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ
 
Artinya:


"Katakan wahai Muhammad, hanya milik Allah-lah arah timur dan barat. allah menunjuki siapa saja yang Ia kehendaki menuju jalan yang lurus."
(QS. Al-baqarah: 142)

 
Pada ayat ini, dengan jelas Allah menegaskan bahwa urusan shalat menghadap ke timur, barat atau lainnya sepenuhnya adalah wewenang Allah, karena Dialah Pencipta alam semesta ini dengan segala arah yang ada.
 
Dengan demikian, menghadap kemana saja asalkan itu sesuai dengan petunjuk Allah maka itu tidak menjadi soal alias benar.
 
Namun apalah artinya menghadap ke suatu arah, bila perbuatan tersebut (menghadap ke arah tersebut) tidak dilandasi petunjuk dari Allah.

Shalat Boleh Menghadap Ke Arah Mana Saja
  

Pada ayat lain, dengan lebih tegas Allah menjelaskan bahwa sekedar menghadap ke arah mana saja, timur, barat, utara, atau selatan tidaklah ada nilainya.
 
Menghadap ke suatu arah hanyalah bernilai ibadah bila anda menghadap ke arah tersebut di landasi oleh nilai-nilai keimanan kepada Allah. Anda menghadap ke arah tersebut karena anda mematuhi perintah Allah semata.
 
Sebagaimana menghadap ke suatu arah hanya akan bernilai ibadah bila anda lakukan demi mengharap kebahagiaan hidup di akhirat. Demikian Allah tegaskan pada ayat 177 surat al baqarah.
 
Allah SWT berfirman,


لَّيْسَ الْبِرَّ أَن تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ

 
Artinya:


"Kebajikan itu bukanlah sekedar menghadapkan wajah ke arah timur dan barat. Namun kebajikan yang sejati adalah kebajikan yang dilakukan oleh orang-orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, para malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang yang dalam perjalanan/ safar, peminta-minta, dan memerdekakan budak. Sebagaimana mereka juga mendirikan shalat , membayar zakat, dan selalu memenuhi janji bila berjanji. Mereka juga bersabar ketika ditimpa kesusahan, derita, dan ketika berperang. Mereka itulah orang-orang yang benar dan merekalah orang-orang yang nyata-nyata bertaqwa."
(QS. Al-Baqarah: 177).


Mengapa Arah Kiblat Dipindahkan?

 

 


PERISTIWA perpindahan arah kiblat terjadi pada bulan Rajab tahun ke-12 pasca Hijrah. Saat Rasulullah melaksanakan shalat Dzuhur kemudian turun wahyu untuk memindahkan arah kiblat. Maka dalam riwayat disebutkan bahwa Nabi sempat shalat 2 rakaat menghadap Baitul Maqdis (masjidil Aqsa) dan 2 rakaat berikutnya menghadap Ka’bah, di masjidil Haram.


Wahyu yang turun tersebut adalah surat al-Baqarah ayat 144, “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit , maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al Baqarah:144)


Makna Perpindahan Kiblat


Dalam beberapa keterangan disebutkan, ketika Allah memerintahkan perintah shalat dan menghadap ke Masjid al-Aqsha (Palestina), hal itu dimaksudkan agar menghadap ke tempat yang suci, bebas dari berbagai macam berhala dan sesembahan.


Ketika itu, kondisi Masjid al-Haram (Kabah) yang merupakan tempat keberangkatan Isra’ dan Mi’raj, belum berupa bangunan masjid. Sebab, kala itu masih dipenuhi berhala-berhala yang jumlahnya mencapai 309 buah dan senantiasa disembah oleh orang Arab sebelum kedatangan Islam. Sehingga, di bawah dominasi kekufuran seperti itu, Rasulullah SAW belum bisa menunai kan ibadah shalat di tempat tersebut.


Selain itu, jika Rasulullah SAW saat itu melaksanakan shalat dengan menghadap ke Masjid al-Haram tentu akan menjadi kebanggaan bagi kaum kafir quraisy, bahwa Rasulullah SAW seolah mengakui berhala-berhala mereka sebagai tuhan. Inilah salah satu hikmah diperintahkannya shalat dengan menghadap ke Baitul Maqdis (al-Aqsha).


Dalam surah Al Baqarah ayat 142, Allah SWT menjelaskan mengapa perpindahan kiblat itu dilakukan.
Orang-orang sufaha diantara manusia akan berkata: “Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?” Katakanlah: “Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus”.


Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan mengenai tafsir ayat ini :


Yang dimaksud dengan sufaha ialah kaum musrik Arab, para pendeta Yahudi, dan seluruh kaum munafiq, sebab ayat itu bersifat umum. Dahulu Rasulullah saw. Disuruh menghadap ke Baitul Maqdis. Di Mekkah, beliau shalat di antara rukun Yamani dan rukun Syami sehingga Ka`bah berada dihadapannya, namun beliau menghadap ke Baitul Maqdis. Setelah beliau hijrah ke Madinah, semuanya keberatan untuk menyatukan keduanya. Maka Allah menyuruhnya menghadap ke Baitul Maqdis. Pandangan itu dikemukakan oleh Ibnu Abbas dan jumhur ulama. Kemudian mereka berselisih, apakah perintah itu melalui Al-Qur`an atau melalui yang lainnya? Para ulama terbagi atas dua pandangan. Ikrimah, Abu al-Aliyah, dan Hasan Bashri berpendapat bahwa menghadap Baitul Maqdis adalah hasil ijtihad Nabi saw.


Maksudnya ialah bahwa menghadap ke Baitul Maqdis dilakukan setelah Nabi saw. Tiba di Madinah. Hal itu berlangsung selama 10 bulan. Beliau banyak berdoa dan memohon kepada Allah agar disuruh menghadap ke Ka`bah yang merupakan kiblat Nabi Ibrahim a.s. Maka Allah memenuhi doanya dan diperintahkan menghadap ke Ka`bah. Maka Nabi saw. Memberitahukan hal itu kepada Khalayak. Shalat pertama yang menghadap Ka`bah adalah shalat ashar, sebagaimana hal ini dikemukakan dalam shahihain, dari hadits al-Barra` r.a. (137), “Sesungguhnya Rasulullah saw shalat menghadap ke Baitul Maqdis selama 16 bulan atau 17 bulan. Beliau merasa heran kalau kiblatnya adalah Baitul Maqdis, sebelum Ka`bah. 


Shalat pertama menghadap Ka`bah adalah shalat ashar. Beliau shalat bersama orang-orang. Lalu, salah seorang jamaah keluar dari masjid dan menuju para penghuni masjid lainnya yang ternyata sedang ruku`. Dia berkata, Aku bersaksi dengan nama Allah, Aku benar-benar telah mendirikan shalat bersama Nabi saw sambil menghadap ke Mekkah. Maka orang-orang pun berputar menghadap ke Baitullah”. Menurut Nasa`I shalat itu ialah shalat zuhur di masjid Bani Salamah. Dalam hadits Nuwailah binti Muslim dikatakan (138), “Bahwa sampai kepada mereka berita mengenai peralihan kiblat ketika mereka tengah shalat zuhur. Nuwailah berkata, “Maka jama`ah laki-laki bertukar tempat dengan jama`ah perempuan (untuk menyesuaikan posisi).”


Namun berita itu baru sampai kepada penduduk Kuba pada saat shalat fajar. Maka datanglah seorang utusan kepada mereka. Dia berkata (139), “Sesungguhnya pada malam ini telah diturunkan Al-Qur`an kepada Rasulullah saw. Allah menyuruh untuk menghadap Ka`bah, maka menghadaplah kamu kesana. Pada saat itu, wajah mereka menghadap ke Syiria. Maka mereka pun berputar menghadap Ka`bah. Hadits ini mengandung dalil bahwa keterangan yang menasakh tidak dapat ditetapkan hukumnya kecuali setelah diketahui, meskipun telah lama turun dan disampaikan. Karena mereka tidak disuruh mengulangi shalat ashar, maghrib dan isya. Wallahu a`lam.


Tatkala ini terjadi, timbullah pada sebagian kaum musyrik, munafiqin, dan ahli kitab keraguan, penyimpangan dari petunjuk, membungkam dan meragukan kejadian.
Mereka berkata, “Apa yang telah memalingkan mereka dari kiblatnya yang dahulu dipegangnya?” Yakni, apa yang telah membuat mereka kadang-kadang berkiblat ke Baitul Maqdis dan kadang-kadang berkiblat ke Ka`bah?


Maka Allah menurunkan ayat

“Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka ke mana pun kamu menghadap di situlah Wajah Allah.” (QS. Al Baqarah (2) : 115)


Yakni kepunyaan Allahlah segala persoalan itu, “Maka kemanapun kamu menghadap, maka disanalah wajah Allah” dan “Kebaktian itu bukanlah dengan menghadapkan wajahmu ketimur atau kebarat, namun kebaktian itu dengan berimannya seseorang kepada Allah.”


Yakni kemanapun Allah mengarahkan kita, maka kesanalah kita menghadap. Karena kesempurnaan ketaatan itu adalah dengan menjalankan berbagai perintah-Nya walaupun setiap hari Allah mengarahkan kita ke berbagai arah. Karena kita adalah hamba-Nya dan berada di bawah pengaturan-Nya. Di antara perhatian-Nya yang besar terhadap umat Muhammad ialah Dia menunjukkan mereka ke kiblat al-Khalil Ibrahim a.s. Oleh karena itu, Dia berfirman, “Katakanlah, Kepunyaan Allahlan timur dan barat, Dia menunjukkan orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.” (Disarikan dari Tafsir Ibnu Katsir)


Dapat ditarik hikmah:


Perpindahan kiblat tersebut adalah dalam ibadat shalat itu bukanlah arah Baitul Maqdis dan ka’bah itu menjadi tujuan, tetapi wujud berserah diri kepada Allah bukan untuk menyembah ka’bah seperti yang difitnahkan para pecundang pembenci Islam. Mereka menuduh muslim menyembah ka’bah dan Allah hanya ada di sana.


Ka’bah merupakan pemersatu umat Islam dalam menentukan arah kiblat. Sama seperti al-Aqsha yang juga belum berupa bangunan masjid (ketika itu), dan al-Shakhra masih berupa gundukan tanah yang dipenuhi dengan debu. Ini adalah menunjukkan sangat pentingnya persatuan umat Islam.

Menghadap kiblat adalah wujud ketaatan seorang hamba kepada Allah karena memang diperintahkan demikian. Kemanapun arah diperintahkan, maka wajib melaksanakannya sehingga menjadi salah satu syarat syahnya sholat.

Semoga bermanfaat



Sejarah Hijir Ismail


Makkah Sekitar Maqam & Zamzam




Hijir Ismail




Dulu Hijir Ismail berbentuk lingkaran penuh tetapi pada zaman quraisy terjadilah perbaikan dan terpotong separuh lingkarannya dengan demikian disebut:Hathim yang artinya terpotong. Hijir yaitu tempat dimana Ibarahim as meletakan istrinya Hajar dan putranya Ismail. Ia memerintahkan Hajar untuk membuat bangsal di tempat itu. Ada pula yang meriwayatkan bahwa nabi Ismail as dan ibunya dikubur di Hijir Ismail. Banyak riwayat yang menjelaskan bahwa Hijir ismail atau Hathim ini adalah bagian dari kabah (kira-kira 3 meter) oleh sebab itu tidak sah thawaf seseorang jika hanya mengelilingi Ka’bah tapi harus juga mengelilingi Hijir Ismail.


Dulu Hijir Ismail termasuk bagian dari Ka’bah, makanya saat thawaf diharuskan mengelilinginya. Pada masa Quraisy Ka’bah mengalami perombakan. Setelah dirombak, bangunan asli Ka’bah berobah dengan bangunan yang dibangun oleh Nabi Ibrahim as dan mengalami penyempitan. Penyempitan itu terjadi di daerah Rukun Syami, sehingga membuat Hijir Ismail tidak lagi masuk dalam Ka’bah. Hijir Ismail seolah-olah berada di luar bangunan Ka’bah dan bentuknya seperti yang kita lihat sekarang. Hal ini dikuatkan melalui Hadits Rasulallah saw.  Siti Aisyah ra. pernah bertanya kepada rasulullah saw. mengenai dinding hijir ismail.Apakah ia bagian dari rukun suci ini? Nabi menjawab: “betul”. Kemudian Aisyah bertanya lagi: Mengapa mereka tidak memasukkan sekalian sisanya ke kabah? Nabi menjawab:”sebab kaummu kekurangan dana.” (H.R. Nasa’i)


Pada zaman Abdullah bin Zubair menjadi penguasa Makkah, beliau berkehendak mengembalikan Ka’bah sesuai dengan bentuk yang dibangun oleh Nabi Ibrahim as. Setelah dimusyawaratkan dengan pemuka pemuka Makkah, beliau melakukan hal tersebut, ia menghancurkan Ka’bah dan membangunnya kembali. Ia memasukkan hijir Ismail (batu setengah lingkaran yang berada di halaman Ka’bah) ke dalam bangunan Ka’bah, lalu membuat dua pintu Ka’bah yang rata dengan tanah, satu arah timur dan satu arah barat. 
Pada kekuasaan Abdul malik bin Marwan, ia memerintahkan Hajjaj bin Yusuf Ats-tsaqafi untuk menutup pintu Ka’bah bagian barat yang dibuat oleh Ibnu Zubair ra dan menghancurkan bangunan tambahan di Hijir Ismail yang masuk ke dalam bangunan Ka’bah. Kemudian Hajjaj menutup pintu Ka’bah bagian barat dan membongkar dinding ke arah Hijir ismail sehingga terpisah dari Ka’bah. Demikianlah bentuk Ka’bah dibiarkan dalam posisi sepeti itu sampai sekarang ini.


Menurut riwayat dari Aisyah ra. bahwasanya beliau berkata:”Aku ingin sekali masuk ke kabah dan sholat didalamnya, lalu rasulullah saw. menarik tanganku dan membawanya ke dalam hijir ismail, sambil berkata:”Sholatlah di dalamnya jika engkau ingin masuk kabah, karena ia merupakan bagian dari Ka’bah”
Setengah lingkaran Hijir Ismail membentang sepanjang 21,57 meter. Garis tengah dari Rukun Hajar Iraqi dan Rukun Syami 11,94 meter, dan dari dinding Ka’bah ke bagian dinding dalam 8,42 meter. Lebar kedua sisi pintunya 2,29 meter, panjang dari pintu ke pintu 8,77 meter. Di dalam Hijir Ismail yang kecil itulah orang berebutan masuk, shalat dan berdoa meminta apa saja sesuai dengan hajat masing-masing. Konon do’a yang paling mustajab di Hijir Ismail dilakukan di bawah talang air.


Sejak terpisahnya dari dari Ka’bah, Hijir Ismail mengalami perbaikan. Dan orang yang pertama kali memperbaiki Hijir Ismail dengan memasang marmer pada pilar Hijir adalah Abu Ja’far Manshur, khalifah Bani Abbasiah, pada tahun 140 H. Demikian seterusnya Hijir Ismail mengalami pembaharuan dari tahun ke tahun sampai sekarang ini.


Hijir Ismail, Tempat Mustajab untuk Berdoa




Hijir Ismail adalah lokasi sebelah utara Ka'bah yang dibatasi tembok yang berbentuk setengah lingkaran. Disitulah Nabi Ismail tinggal semasa hidupnya dan kemudian menjadi kuburan beliau dan juga ibunya.

Ketika suku Quraisy memugar Ka'bah (606 M), mereka kekurangan dana untuk dapat membangun seukuran Ka'bah yang asli. Mereka mengurangi panjang tembok ke bagian utara sehingga Hijir Ismail semakin luas.

Oleh sebab itu, sebagian Hijir Ismail termasuk Ka'bah. Maka, orang yang melakukan tawaf harus mengitari Ka'bah dan Hijir Ismail. Tidak sah tawaf seseorang kalau ia mengitari Ka'bah dengan melewati gang antara Hijir Ismail dan Ka'bah.

Kalau seseorang ingin shalat didalam Ka'bah, cukup shalat di dalam Hijir Ismail ini. Seperti yang pernah diriwayatkan Siti Aisyah, "Aku pernah minta kepada Rasulullah agar diberi izin masuk Ka'bah untuk shalat didalamnya. Lalu, beliau membawa aku ke Hijir Ismail dan bersabda: Shalatlah di sini kalau ingin shalat di dalam Ka'bah karena Hijir Ismail ini termasuk bagian Ka'bah."

Shalat di Hijir Ismail adalah sunah yang berdiri sendiri. Dalam arti tidak ada kaitan dengan tawaf atau umrah atau haji atau ibadah lainnya. Jadi, sebaiknya kalau sudah selesai tawaf dan akan melakukan sa'i, shalatlah di Maqam Ibrahim, terus lakukanlah sa'i tanpa shalat di Hijir Ismail.

Kalau ada kesempatan lain baru lakukan shalat di Hijir Ismail dengan tenang. Karena Hijir Ismail ini juga termasuk tempat mustajab untuk berdoa, terutama yang persis di bawah pancuran (mizab).

Nabi Ismail terkenal dengan kisah sumur zamzam yang fenomenal. Ketika itu, Ismail ditinggalkan berdua dengan Siti Hajar oleh suaminya, Ibrahim AS, di salah satu tempat di Makkah. Kala itu, Makkah merupakan wilayah tandus tak berpenghuni karena tidak ada sumber mata air. Ibrahim meninggalkan Hajar dan Ismail karena harus melaksanakan perintah Allah.

Suatu saat, bekal kurma dan air yang ditinggalkan Nabi Ibrahim untuk istri dan anaknya habis. Si kecil Ismail terus menangis  karena dahaga. Siti Hajar yang tak tega melihat putranya dalam keadaan seperti itu menjadi kebingungan.

Hajar berlari ke puncak Bukit Safa dan Marwah dengan harapan bisa melihat orang yang melintas dan meminta pertolongan. Tapi, hingga tujuh kali berlari, pulang-pergi dari puncak Safa dan Marwah tidak juga ditemui orang yang melintas. Terkait kejadian itu, HR Ibnu Abbas menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: Itulah (asal mula) sai yang dilakukan sekarang antara Safa dan Marwah.”

Terakhir, ketika kembali ke Bukit Marwah, Siti Hajar berdoa, "Berikanlah pertolongan kepadaku jika engkau mempunyai kebaikan.” Saat itulah terlihat malaikat Jibril.  Selanjutnya, malaikat Jibril mengais tanah dengan tumit kakinya. Tapi, dalam riwayat lain, disebutkan dengan sayapnya. Di tempat Jibril itu terpancarlah air. Demikianlah kisah sumber air zamzam




Sejarah Batu Hajar Aswad


Sejarah Asal Usul Batu Hajar Aswad

 

Sejarah Asal Usul Batu Hajar Aswad bermula ketika nabi Ibrahim (Abraham) dan anaknya sedang membangun Ka’bah, dimana pada masa itu banyak sekali komponen-komponen yang tidak terpenuhi. Ka’bah waktu itu belum memiliki atap maupun pintu, jadi Ibrahim dan Ismail berusaha keras untuk membawa bebatuan dari beberapa gunung yang ada untuk menyelesaikan konstruksi bangunan tersebut. Hajar Aswad sendiri menjadi sebuah hal penting ketika umat Islam sedang melakukan perjalan Haji, dimana tawaf dimulai dan diakhiri saat para umat yang sedang berhaji menatap batu ini. Selama bertahun-tahun, tak terhitung lagi jumlah orang termasuk nabi Muhammad, para sahabat, dan jutaan umat Muslim yang mencium batu ini ketika mereka sedang melakukan perjalanan Haji.








Menguak Sejarah Hajar Aswad dan Hubungannya dengan Ka’bah


Asal Usul batu Hajar Aswad tidak bisa lepas dari sejarah Ka’bah itu sendiri. Pembangunan Ka’bah, menurut al-Qur’an pada surat al-Baqarah ayat 127 dilakukan oleh Ibrahim dan anaknya, Ismail. Diceritakan bahwa Allah telah menunjukkan pada Ibrahim dimana mereka harus melakukan pembangunan, yaitu tempat yang amat dekat dengan sumur Zamzam, akhirnya Ibrahim dan Ismail mulai mengerjakan konstruksi Ka’bah kira-kira pada tahun 2130 sebelum masehi. Ketika pembangunan ini tengah berlangsung, Ibrahim menyadari bahwa amat banyak komponen-komponen Ka’bah yang tidak mampu dibuat karena kurangnya bahan, sehingga akhirnya ia dan Ismail pergi menyusuri beberapa gunung untuk membawa bebatuan dengan tujuan menyelesaikan konstruksi Ka’bah tersebut

.
Bahkan setelah seluruh bagian Ka’bah selesai dibangun, Ibrahim masih merasa bahwa ada satu bagian penting yang hilang. Ada salah satu sumber yang mengatakan bahwa Ibrahim memerintahkan Ismail untuk mencarikan satu batu lagi yang dapat memberi “sinyal” kepada umat manusia. Mendengar hal ini, Ismail pergi dari satu bukit ke bukit yang lain hanya demi mencari batu yang bisa menjadi suar dan memberi tanda kepada seluruh umat manusia, dan pada saat inilah, malaikat Jibril diutus Allah untuk membawakan sebuah batu yang konon katanya dulunya berwarna putih dan memberikannya kepada Ismail. Mendapati batu putih yang indah tersebut, Ismail pulang dan alangkah bahagianya Ibrahim melihat batu yang ia bawa. Ismail kemudian menjawab pertanyaan Ibrahim tentang lokasi batu ini dengan jawaban “aku menerima ini dari seseorang yang tidak akan membebani anak cucuku maupun anak cucumu (Jibril)” kemudian Ibrahim mencium batu tersebut, dan gerakan tersebut kemudian diikuti oleh Ismail.


Sejarah Asal Usul batu Hajar Aswad kembali berlanjut setelah batu diletakkan oleh Ibrahim di sudut timur Ka’bah. Tepat setelah melakukan hal itu, Ibrahim mendapat wahyu dimana Allah memerintahkannya untuk pergi dan memproklamirkan bahwa umat manusia harus melakukan ziarah agar Arabia bisa didatangi oleh orang-orang dari tempat yang jauh. Beberapa peneliti percaya bahwa Ka’bah benar dibangun pada tahun 2130 sebelum masehi. Penanggalan ini dinilai konsisten dengan kepercayaan umat Muslim bahwa Ka’bah merupakan masjid pertama dan tertua dalam sejarah. Menurut literatur kaum Samaritan, dalam buku yang berjudul Secrets of Moses tertulis bahwa Ismail dan anak tertuanya, Nebaioth adalah orang yang membangun Ka’bah dan juga kota Mekah. Buku ini dipercaya telah ditulis pada abad ke-10, sementara ada pendapat lain yang menganggap buku ini ditulis pada paruh kedua abad ke-3 sebelum masehi.







Hajar Aswad sendiri sebenarnya sudah menjadi sesuatu yang dihormati bahkan sebelum dakwah tentang Islam oleh Muhammad. Ketika era Muhammad tiba, batu ini juga sudah diasosiasikan dengan Ka’bah. Karen Armstrong dalam bukunya yang berjudul Islam: A Short History, menuliskan bahwa Ka’bah didedikasikan kepada Hubal, salah satu dewa dalam kepercayaan Nabatea, dan di dalamnya ada 365 berhala yang tiap-tiapnya merepresentasikan satu hari dalam satu tahun. Menurut Ibnu Ishaq yang merupakan biografer Muhammad di era awal, Ka’bah sendiri dianggap sebagai dewi, tiga generasi sebelum Islam muncul. Kultur semitik Timur Tengah juga memiliki tradisi untuk menggunakan batu-batu asing sebagai penanda tempat penyembahan, sebuah fenomena yang tertulis baik di Injil Yahudi maupun Qur’an.


Pada era Nabi Muhammad SAW, sejarah batu Hajar Aswad menjadi penting saat beberapa klan di Mekah berkelahi untuk menentukan siapa yang pantas meletakkan Hajar Aswad kembali ke Ka’bah setelah renovasi akibat kebakaran besar. Setelah sebelumnya hampir terjadi perang, para tetua klan mulai menyetujui usulan bahwa mereka harus bertanya kepada orang berikutnya yang melewati gerbang Ka’bah, dan kebetulan orang itu adalah Muhammad yang masih berusia 35 tahun. Setelah mendengar pokok permasalahan, Muhammad meminta para pemimpin klan untuk membawakannya sebuah kain, yang kemudian ia gunakan untuk meletakkan Hajar Aswad di bagian tengah kain tersebut. Setelah diletakkan, Muhammad meminta setiap ketua klan untuk memegang sisi ujung dari kain tersebut, mengangkatnya, dan membawanya ke posisi yang tepat untuk meletakkan Hajar Aswad. Setelah tiba di tempatnya, Muhammad sendiri yang mengambil dan meletakkan Hajar Aswad di posisi yang seharusnya, dan hal ini berhasil menggagalkan perang yang mungkin terjadi di antara klan-klan Mekah tadi.


Sejarah mengenai batu Hajar Aswad terus berlanjut tapi sebelumnya ia sempat mengalami beberapa kerusakan yang signifikan. Batu ini juga diceritakan pernah pecah oleh batu yang ditembakkan oleh katapel saat terjadi penyerangan Mekah oleh Umayyad. Fragmen-fragmen batu yang pecah itu kemudian disatukan kembali oleh Abdullah Ibnu Zubayr menggunakan perak. Pada tahun 930, batu tersebut dicuri oleh kaum Qarmati hingga ke tempat yang sekarang bernama Bahrain. Kini, batu ini menjadi bagian penting dalam upacara keagamaan umat Islam, yaitu ketika mereka melaksanakan haji.


Sekian artikel singkat mengenai asal usul batu hajar aswad, semoga menjadi pengetahuan baru untuk anda semua. Terima kasih telah mengunjungi halaman kami Kumpulan Sejarah


.

Sejarah Ka'bah Di Mekkah


Sejarah Adanya Ka'bah Di Mekkah

 

 

Ka’bah yang terletak ditengah Masjidil Haram di Mekkah dengan bentuk bangunannya yang mendekati bentuk kubus. Ka’bah merupakan bangunan yang dijadikan sebagai patokan atau kiblat atau patokan arah untuk hal yang bersifat ibadah bagi umat Islam di seluruh dunia seperti shalat. Selain itu Ka’bah merupakan bangunan yang wajib dikunjungi atau diziarahi bagi umat Islam pada saat musim haji dan umrah. Pada awalnya, Mekkah hanyalah sebuah hamparan kosong. Dari sejauh mata memandang yang kita lihat hanyalah pasir yang bergumul di tengah terik yang menyengat. Aliran air zam-zamlah yang pertama kali mengubah daerah gersang itu menjadi sebuah tempat kecil yang dimulainya peradaban kelompok baru dunia Islam.

 
 
Ka’bah dinamakan sebagai Bayt al ‘Atiq merupakan bangunan yang dipugar pada masa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail setelah Nabi Ismail berada di Mekkah atas perintah Allah SWT. 
 
 
 
Di dalam Al Qur’an, surat Ibrahim ayat 37 bahwa situs suci Ka’bah telah ada pada saat Nabi Ibrahim yang menempatkan Siti Hajar dan Nabi Ismail ketika masih bayi di lokasi tersebut.
"Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur." (QS. Ibrahim: 37)
 
 
Nabi Ismail adalah putra dari Nabi Ibrahim dan Siti Hajar, dengan kaki mungilnya yang pertama kali menyentuh sumber mata air zam-zam. Siti Hajar dan Nabi Ismail yang ketika itu ditinggal oleh Nabi Ibrahim ke Kanaan di tengah padang pasir, tiba-tiba banyak kedatangan musafir. Ada beberapa musafir yang memutuskan untuk tetap tinggal, namun ada juga yang beranjak pergi. Nabi Ibrahim yang datang dan kemudian menerima wahyu untuk mendirikan Ka’bah di kota tersebut. Ka’bah itu sendiri yang berarti tempat dengan penghormatan dan kedudukan yang tertinggi. Ka’bah yang didirikan oleh Nabi Ibrahim yang terletak tepat di tempat Ka’bah lama yang didirikan Nabi Adam hancur tertimpa dengan banjir bandang pada zaman Nabi Nuh.

 
 
Nabi Adam merupakan Nabi yang pertama kali mendirikan Ka'bah. Pada tahun 1500 SM yang tercatat adalah pada tahun pertama Ka'bah dan kembali didirikan. Berdua dengan putranya yang taat, Nabi Ismail, Nabi Ibrahim yang membangun Ka'bah dari bebatuan bukit Hira, Qubays, dan tempat-tempat lainnya. Semakin tinggi dari hari ke hari mereka membangun Ka'bah, dan akhirnya selesai dengan panjang 30 - 31 hasta, lebarnya 20 hasta. Pada awalnya bangunan tanpa atap, hanyalah empat tembok persegi dengan dua pintu. Di salah satu celah sisi bangunan yang diisi dengan batu hitam besar dikenal dengan nama Hajar Aswad. Batu ini tersimpan di bukit Qubays saat pada masa Nabi Nuh ketika banjir besar melanda. Batu ini sangat istimewa, karena batu ini diberikan oleh Malaikat Jibril.

 
 
Sampai pada saat ini, jutaan umat muslim dunia dapat mencium batu ini ketika saat menjalankan ibadah haji atau umrah, sebuah sejarah yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Setelah selesai dibangun, Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyeru umat manusia agar berziarah ke Ka’bah yang didaulat sebagai rumah Allah SWT. Maka dari sinilah, awal mulanya haji, ibadah akbar bagi umat Islam di seluruh dunia. Karena Ka’bah tidak beratap dan temboknya yang rendah, sekitar dua meteran, barang-harang yang berharga di dalamnya sering sekali dicuri. Bangsa Quraisy yang memegang kendali atas Mekkah ribuan tahun setelah kematian Nabi Ibrahim yang berinisiatif untuk merenovasinya. Untuk melakukan hal tersebut, maka bangunan yang awal harus dirobohkan terlebih dahulu. 
 
 
 
 
 
 
 
Al-Walid bin Al-Mughirah Al-Makhzumy merupakan orang yang pertama kali merohohkan Ka’bah untuk membangunnya dan menjadi bangunan yang baru. Pada zaman Nabi Muhammad, renovasi juga pernah dilakukan pasca banjir besar melanda. Perselisihan tersebut muncul di antara keluarga-keluarga kaum Quraisy tentang siapakah yang pantas untuk memasukkan Hajar Aswad ke tempatnya di Ka’bah. Rasulullah SAW yang berperan penting dalam hal tersebut. Di dalam sebuah kisah yang terkenal, Rasulullah SAW meminta kepada keempat suku untuk mengangkat Hajar Aswad secara bersama dengan menggunakan secarik kain. Ide ini berhasil untuk menghindarkan perpecahan dan pertumbuhan darah di kalangan bangsa Arab. Renovasi terbesar yang dilakukan pada tahun 692.
 
 
Sebelum renovasi, Ka'bah yang terletak di ruang sempit dan terbuka di tengah sebuah masjid yang kini dikenal dengan Masjidil Haram. Pada akhir tahun 700-an, tiang kayu masjid diganti dengan menggunakan marmer dan sayap-sayap masjid diperluas, ditambah dengan beberapa menara. Renovasi yang dirasa perlu, untuk menyusul semakin berkembangnya Islam dan semakin banyaknya jamaah haji dari seluruh jazirah Arab dan sekitarnya. Wajah Masjidil Haram yang kini mulai modern dengan direnovasi pada tahun 1520 pada kepemimpinan Sultan Selim. Arsitektur pada tahun tersebut yang kemudian dipertahankan oleh kerajaan Arab Saudi sampai pada saat ini.
 
 
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
"Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia (Qs. Ali Imran: 96).
 
 
Ka'bah yang disebut juga dengan Baitullah (Rumah Allah SWT) atau Baitul 'Atiq (Rumah Kemerdekaan). Dibangun tembok yang berupa segi empat yang terbuat dari batu-batu yang besar yang berasal dari gunung-gunung di sekitar Mekkah. Baitullah ini dibangun di atas dasar pondasi yang kokoh. Dinding-dinding di sisi Ka'bah ini diherikan nama khusus yang ditentukan berdasarkan nama negeri ke arah mana dinding itu menghadap, terkecuali satu dinding yang diberikan nama dengan sebutan "Rukun HajarAswad" Ada sudut (rukun) atau keempat dinding tersebut antaranya:

  • Sebelah Utara Rukun Iraqi (Irak)
  • Sebelah Barat Rukun Syam (Suriah)
  • Sebelah Selatan Rukun Yamani (Yaman)  
  • Sebelah Timur Rukun Aswad (Hajar Aswad)
 
 
Keempat sisi Ka'bah yang ditutup dengan selubung yang dinamakan dengan Kiswah. Sejak zaman Nabi Ismail, Ka'bah sudah diberikan penutup yang berupa Kiswah ini. Saat ini Kiswah tersebut terbuat dari bahan sutra asli yang dilengkapi kaligrafi dari benang emas. Satu tahun Ka'bah ini dicuci sebanyak dua kali, pada awal bulan Dzul Hijjah dan awal bulan Sya'ban. Kiswah yang diganti sekali dalam setahun. Nabi Muhammad SAW pada usia 30 tahun (sekitar pada tahun 600 M dan belum diangkat menjadi Rasul pada saat itu), karena akibat banjir bandang yang melanda kota Mekkah pada saat itu bangunan ini direnovasi kembali.
 
 
Pada masa itu sempat terjadi perselisihan antara kepala suku atau kabilah yang lain ketika ingin meletakkan kembali batu Hajar Aswad, berkat penyelesaian Nabi Muhammad SAW perselisihan itu berhasil diselesaikan dengan baik tanpa harus ada pertumpahan darah dan tanpa ada pihak yang dirugikan. Menjelang pada saat Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Nabi sampai kepindahannya ke kota Madinah. Dilingkungan Ka'bah yang penuh dengan patung yang merupakan suatu perwujudan dari Tuhan bagi bangsa Arab ketika saat masa kegelapan pemikiran (jahiliyah) sebagaimana ajaran Nabi Ibrahim yang merupakan sebagai nenek moyang dari bangsa Arab dan bangsa Yahudi serta ajaran Nabi Musa terhadap kaum Yahudi, Allah SWT tidak diperbolehkan disembah yang diserupakan dengan benda atau makhluk apapun dan tidak mempunyai perantara untuk menyembahnya serta ia tunggal tidak ada yang menyerupainya dan ia tidak beranak dan tidak pula diperanakan (Surah Al-Ikhlash dalam Al-Qur'an).
 
 
Pada akhirnya Ka'bah dibersihkan dari patung-patung ketika Nabi Muhammad SAW telah membebaskan kota Mekkah tanpa pertumpahan darah. Selanjutnya bangunan Ka’bah ini diurus dan dipelihara oleh Bani Sya’ibah yang sebagai pemegang kunci Ka’bah dan administrasi serta pelayanan haji yang diatur oleh pemerintahan baik itu pemerintahan khalifah Ahu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Muawiyah bin Abu Sufyan, Dinasti Ummayyah, Dinasti Abbasiyyah, Dinasti Usmaniyah Turki, sampai pada saat ini yaitu pemerintah kerajaan Arab Saudi yang bertindak sebagai pelayan dua kota suci, Mekkah dan Madinah.
  Semoga bermanfaat
 
 
 
 

Electricity Lightning