Senin, 07 November 2016

Cara Menggemukan Badan secara Alami



Cara Menggemukan Badan dalam 1 Minggu secara Alami dan Tanpa Obat





Jika untuk mendapatkan berat badan ideal biasanya ada cara diet cepat, tentu saja ada juga cara menggemukan badan dalam 1 minggu. Mendapatkan bentuk tubuh yang proporsional adalah keinginan semua orang, bagi yang kelebihan berat badan biasanya akan melakukan diet, begitu pula sebaliknya. Menaikkan berat badan bukanlah sesuatu yang sulit jika Anda mengetahui hal-hal yang harus dilakukan untuk mencapainya dan juga apa saja yang menyebabkan berat badan Anda sulit naik, yang mungkin bisa dicarikan solusinya.
Di zaman sekarang ini orang biasanya ingin yang serba cepat dan singkat untuk mendapatkan sesuatu, termasuk untuk mendapatkan berat badan yang ideal. Jika Anda ingin menggemukan badan secara singkat dalam waktu 1 minggu, sebaiknya melakukannya secara alami tanpa menggunakan obat penggemuk badan. Cara alami umumnya tidak beresiko efek samping, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Di bawah ini kami akan membahas berbagai cara untuk menggemukan badan dalam 1 minggu yang bisa dilakukan dan berbagai penyebab mengapa berat badan sulit naik.

Cara Menggemukan Badan dalam 1 Minggu secara Alami


Setiap orang pasti ingin memiliki berat badan yang ideal, salah satunya karena faktor kesehatan dan faktor penampilan. Baik pria ataupun wanita yang berat badannya dibawah ideal, terlalu kurus, tidak ada salahnya untuk mencoba menggemukan badan. Berikut ini kami berikan beberapa pilihan cara yang dapat dilakukan untuk menaikkan berat badan dalam waktu relatif singkat.
  1. Perbanyak Makan
Tentu saja cara pertama adalah memperbanyak makan, namun perlu diperhatikan untuk tidak sembarangan makan. Makanan yang boleh dikonsumsi adalah makanan sehat, junk food sangat tidak dianjurkan. Anda menginginkan berat badan naik, bukan menambah lemak jahat dan kolesterol dalam tubuh. Perbanyak konsumsi karbohidrat dan protein, serta makanan yang mengandung kalori tinggi, tapi tentu saja yang sehat, seperti kacang, selai kacang, susu, keju, telur, buah alpukat, pisang, mangga, buah-buahan kering, daging, dan lain sebagainya. Jika Anda tipe orang yang malas makan, maka perlu manambah nafsu makan Anda terlebih dahulu supaya bisa makan lebih lahap dan teratur tanpa terasa terbebani.
  1. Minum Air Putih
Air adalah komponen utama dalam tubuh kita, rata-rata mencapai 65% berat tubuh pada orang dewasa. Diperlukan banyak air bagi tubuh untuk dapat berfungsi secara optimal, oleh karenanya kurang minum air putih tentu akan merugikan kesehatan. Metabolisme tubuh yang lancar akan menyebabkan berat badan bergerak ke arah berat ideal, termasuk akan menaikkan berat badan jika berada di bawah berat ideal. Cobalah untuk memperbanyak minum air putih, minimal 8 gelas sehari secara rutin. Selain akan meningkatkan berat badan tubuh karena lancarnya metabolisme, juga akan meningkatkan massa tubuh secara langsung (air akan didistribusikan ke seluruh tubuh, jaringan otot yang sehat mengandung air hingga 75%).
  1. Mengatur Waktu Tidur
Cara menggemukan badan dalam 1 minggu selanjutnya adalah dengan mengatur waktu tidur Anda setiap harinya. Terlalu sering begadang atau tidur terlalu larut malam ternyata juga bisa menghambat penambahan berat badan. Jika bukan melakukan hal yang benar-benar penting, hindari tidur terlalu larut malam, atau bisa juga lakukan kegiatan tersebut kesokan harinya. Cobalah untuk mengatur jadwal keseharian secara lebih baik sehingga ada waktu untuk tidur lebih awal. Jika Anda memiliki gangguan tidur, tidak bisa cepat tidur atau bahkan menjurus ke insomnia, hendaknya segera di atasi karena hal tersebut sangat menguras energi 
  1. Makan Teratur
Anda dianjurkan untuk memperbanyak porsi makan untuk menaikkan berat badan secara cepat, tapi tidak boleh melakukannya secara asal-asalan, harus dilakukan secara teratur, tidak dalam satu kali dua kali makan. Makan pagi, siang, sore, dan malam tidak boleh terlewatkan. Anda dapat makan hingga 4 kali dalam sehari karena ini memang program untuk menaikkan berat badan, meskipun dalam keadaan normal memang kurang dianjurkan.
  1. Mengunyah Makanan sampai Halus
Selain jadwal makan teratur, ada hal lain lain lagi yang perlu diperhatikan tentang makanan, yaitu mengunyah makanan sampai halus. Mungkin kegiatan ini terasa sangat membosankan dan kelihatan sepele, namun sebenarnya cukup penting. Melakukan hal ini akan cukup membantu mempercepat proses penambahan berat badan Anda. Hal ini dikarenakan makanan yang dikunyah secara halus dapat lebih mudah dicerna oleh perut dan gizinya segera diserap tubuh, apalagi jika Anda mengonsumsi jenis makanan yang keras dan berserat seperti daging misalnya.
  1. Pola Hidup Sehat
Langkah terakhir yang sebaiknya dilakukan adalah mengubah pola hidup Anda menjadi pola hidup yang lebih sehat. Cobalah untuk introspeksi diri apakah selama ini pola hidup Anda sudah sehat atau justru berantakan. Jika serius ingin menggemukan badan, maka cobalah untuk menghentikan segala jenis aktivitas kebiasaan buruk Anda seperti merokok atau mengonsumsi alkohol. Kemudian imbangi dengan berolahraga secara rutin supaya kesehatan tubuh Anda juga bisa terjaga dengan baik.
Namun demikian, perlu Anda perhatikan bahwa berbagai cara menggemukan badan dalam 1 minggu tersebut hanya akan berhasil jika Anda melakukannya dengan serius dan teratur. Jika dilakukan dengan tidak serius, maka kemungkinan program gemuk dalam waktu singkat yang Anda jalankan akan tidak maksimal atau bahkan gagal. Dan yang paling penting adalah Anda bisa mengubah pola hidup menjadi lebih sehat.

Penyebab Badan Kurus dan Sulit Gemuk


Tidak semua orang bisa mendapatkan berat badan yang ideal dalam waktu yang singkat, terutama dalam menambah berat badan. Ada beberapa faktor penyebab badan kurus yang mungkin selama ini kurang diperhatikan sehingga seolah-olah menjadi gemuk adalah hal yang sulit dan mustahil. Anda perlu mengetahui beberapa faktor penyebab sulit gemuk berikut ini supaya saat memulai melakukan berbagai cara menggemukan badan dalam 1 minggu di atas, Anda bisa mendapatkan hasil yang maksimal.
Faktor penyebab pertama yang biasanya membuat sulit gemuk adalah faktor keturunan. Biasanya jika dalam silsilah keluarga tidak ada garis keturunan gemuk, maka kemungkinan besar Anda juga akan sulit gemuk. Jika memang memiliki keluarga yang umumnya bertubuh kurus, Anda tetap dapat mencoba untuk menaikkan berat badan, tapi tentunya dengan usaha lebih, karena tidak didukung oleh faktor keturunan tadi.
Selain faktor keturunan, ada juga kemungkinan Anda kekurangan asupan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh yang bisa membuat tubuh Anda menjadi kurus dan sulit menjadi gemuk. Perlu dipahami bahwa kurang asupan gizi di sini berbeda dengan kurang makan, karena bisa saja makannya banyak namun kandungan gizinya sedikit. Kebiasaan jajan sembarangan dipinggir jalan mungkin salah satu contoh disini, mungkin Anda bisa kenyang dengan makanan tersebut, namun biasanya gizinya sangat minim.
Penyebab berikutnya adalah kurangnya olahraga. Mungkin Anda terlalu sibuk sehingga tidak sempat berolahraga atau mungkin hanya karena rasa malas. Banyak sekali manfaat olahraga bagi kesehatan, diantaranya melancarkan metabolisme dan melancarkan pencernaan sehingga nutrisi dari makanan dapat diserap tubuh. Tidak ada gunanya banyak makan makanan bergizi tinggi namun tidak maksimal diserap oleh tubuh.
Kurang tidur dan kurang minum air putih pun bisa menjadi salah satu penyebab sulit gemuk. Kesalahan pola hidup termasuk dalam mengatur waktu tidur dan jumlah konsumsi air putih harus benar-benar Anda perhatikan supaya bisa mendapatkan tubuh yang ideal. Selain itu kebiasaan suka mengonsumsi alkohol juga berpotensi besar menyebabkan sulit gemuk, kecuali bagi orang yang memang sudah bertubuh gemuk. Dan faktor penyebab lain yang memungkinkan Anda menjadi sulit gemuk adalah kondisi pikiran stres yang berlebih sehingga terkadang Anda akan kehilangan nafsu makan.
Nah, setelah mengetahui beberapa penyebab sulit gemuk tadi, apakah Anda mengalami salah satu atau beberapa faktor penyebab? Jika iya, sebaiknya Anda menghindarinya dan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat. Selamat mencoba berbagai tips dan cara menggemukan badan dalam 1 minggu di atas, semoga sukses.


Alergi Makanan


Pengertian Alergi Makanan


Alergi makanan adalah reaksi alergi yang terjadi akibat sistem kekebalan tubuh kita keliru merespons protein yang berasal dari makanan dan menganggapnya sebagai suatu ancaman. Salah satu reaksi alergi yang muncul bisa berupa rasa gatal dan ruam pada kulit


.


Berdasarkan zat pemicu dan jangka waktu munculnya gejala, alergi makanan terbagi menjadi tiga jenis, yaitu immunoglobulin E, non-immunoglobulin E, dan gabungan keduanya.

Immunoglobulin E merupakan salah satu zat antibodi yang ada di dalam sistem kekebalan tubuh kita. Alergi makanan yang dipicu oleh produksi zat ini merupakan jenis alergi makanan yang paling umum terjadi dan gejalanya biasa akan muncul tidak lama setelah penderita makan.

Sedangkan untuk alergi makan yang dipicu oleh zat-zat antibodi selain immunoglobulin E, rentang waktu munculnya gejala akan membutuhkan waktu yang lebih lama atau biasanya berjam-jam setelah penderita makan.

Jenis alergi makanan yang terakhir adalah kombinasi dari immunoglobulin E dan non-immunoglobulin E. Orang yang menderita kondisi ini akan merasakan gejala-gejala dari kedua jenis alergi makanan tersebut.

Gejala Alergi Makanan

Penderita alergi makanan yang dipicu zat immunoglobulin E, biasanya akan mengalami gejala berupa ruam merah dan gatal di kulit, sensasi kesemutan atau gatal di dalam rongga mulut, sulit menelan, dan pembengkakan pada mulut, wajah, serta bagian tubuh lainnya. Tekstur ruam pada alergi ini biasanya tampak timbul pada permukaan kulit.

Selain gejala-gejala tersebut, penderita alergi makanan jenis ini ada juga yang mengalami gejala mual dan muntah, mata terasa gatal, bersin-bersin, pening atau pusing, diare, sakit perut, serta sesak napas.

Pada kasus alergi makanan non-immunoglobulin E, gejala utama yang timbul sebenarnya hampir sama dengan gejala pada alergi makanan yang diperantarai oleh zat immunogbulin E, yaitu munculnya rasa gatal dan ruam di kulit. Namun bedanya, tekstur ruam pada jenis alergi ini tidak tampak timbul. Selain itu ada yang mengalami gejala seperti penyakit eksim atopik, yaitu ketika kulit tampak kering dan pecah-pecah, berwarna merah, serta terasa gatal.

Kadang-kadang alergi makanan non-immunoglobulin E dapat memunculkan gejala-gejala yang sama seperti yang disebabkan oleh kondisi lainnya. Ini berarti bisa sulit membedakan penyebab gejala dan bisa dianggap bukan sebagai reaksi alergi. Gejala-gejala tersebut di antaranya:
  • Area kelamin dan anus tampak berwarna kemerahan.
  • Gangguan pencernaan.
  • Sembelit.
  • Nyeri ulu hati.
  • Frekuensi buang air besar meningkat.
  • Adanya lendir atau darah pada kotoran.
  • Kulit pucat.
  • Rewel pada bayi.
Jangan sepelekan alergi makanan karena pada kasus tertentu bisa mengarah kepada suatu kondisi yang disebut anafilaksis atau reaksi alergi parah. Gejala awal anafilaksis memang terlihat seperti gejala alergi makanan biasa, namun dalam waktu yang sangat cepat, gejala dapat memburuk dan penderitanya bisa mengalami peningkatan detak jantung yang sangat cepat, sulit bernapas, penurunan tekanan darah yang sangat drastis, dan pingsan. Jika tidak segera ditangani dengan baik, anafilaksis bahkan bisa menyebabkan kematian.

Makanan-makanan Penyebab Alergi

Semua makanan berpotensi menyebabkan alergi. Namun ada beberapa jenis makanan tertentu yang sangat umum menyebabkan kondisi tersebut, contohnya udang, lobster, kepiting, ikan, dan kacang-kacangan.

Alergi akibat kacang-kacangan umum dialami oleh anak-anak. Selain kacang-kacangan, anak-anak juga bisa mengalami alergi setelah mengonsumsi susu, telur, gandum, dan kedelai. Alergi susu pada anak-anak sering kali menimbulkan gejala campuran yang ada di dalam alergi immunoglobulin E dan non-immunoglobulin E, yaitu pembengkakan dan sembelit.

Faktor-faktor Peningkat Risiko Alergi Makanan

Jika Anda menderita alergi selain alergi makanan, maka peluang Anda untuk terkena alergi makanan lebih besar dibandingkan orang-orang yang belum pernah memiliki alergi apa pun. Selain itu, jika Anda memiliki riwayat penyakit asma, risiko terkena alergi makanan juga lebih tinggi karena kedua kondisi ini cenderung timbul secara bersamaan.

Peluang Anda untuk terkena alergi makanan juga lebih tinggi apabila terdapat anggota keluarga yang memiliki riwayat alergi, penyakit biduran, eksim, atau asma.

Faktor risiko yang terakhir adalah usia. Anak-anak dan bayi lebih rentan terkena alergi makanan dibandingkan dengan orang dewasa karena daya serap sistem pencernaan manusia terhadap makanan-makanan pemicu alergi cenderung menurun seiring perkembangan usia.

Meski alergi makanan cenderung hilang saat seseorang berangsur dewasa, namun pada beberapa kasus tertentu, kondisi ini bisa kembali muncul saat mereka dewasa. Terlebih lagi jika anak-anak alergi terhadap udang, lobster, dan kepiting, atau kerap mengalami reaksi alergi yang parah, maka kondisi mereka tersebut bisa saja akan terus ada seumur hidup.

Diagnosis Alergi Makanan

Dalam mendiagnosis alergi makanan, biasanya dokter akan menanyakan seputar pola gejala dan riwayat kesehatan pasien terlebih dahulu sebelum memutuskan melakukan uji laboratorium.

Selain rentang waktu munculnya gejala setelah terpapar makanan, tingkat keparahan, dan lama gejala muncul, dokter juga akan menanyakan mengenai tingkat keseringan kemunculan gejala dan makanan apa yang sekiranya menjadi penyebab.

Dokter juga biasanya ingin memastikan apakah pasien memiliki keluarga dengan riwayat alergi atau apakah pasien sendiri memiliki riwayat alergi, meski itu bukan alergi makanan.
Setelah keterangan dari pasien dirasa cukup, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menguatkan diagnosis. Jenis pemeriksaan pertama adalah tes darah untuk mengukur kadar antibodi alergi atau immunoglobulin di dalam aliran darah.

Selain uji kadar antibodi dalam laboratorium, jenis pemeriksaan lainnya yang bisa dilakukan adalah tes tusuk kulit. Di dalam tes ini, dokter akan menaruh zat alergen dari ekstrak suatu makanan yang diduga menyebabkan alergi Anda. Selanjutnya dokter menusuk-nusuk kulit pasien dengan jarum kecil yang steril agar alergen tersebut masuk ke dalam sel kulit. Jika setelahnya kita mengalami reaksi alergi, seperti kemerahan, gatal, atau pembengkakan pada kulit, maka kita positif menderita alergi makanan yang dites.

Jenis pemeriksaan ketiga adalah tes eliminasi makanan. Di dalam tes ini, dokter akan menugaskan Anda untuk menghindari suatu jenis makanan yang diduga menjadi penyebab alergi selama setengah hingga satu setengah bulan, kemudian setelah itu mengonsumsinya kembali.

Apabila dalam kurun waktu tersebut Anda tidak lagi mengalami reaksi alergi, namun justru kembali mengalaminya setelah makanan tersebut dikonsumsi lagi, maka Anda positif menderita alergi makanan.

Tes darah dan tes tusuk kulit biasanya dilakukan pada pasien yang diduga menderita alergi makanan yang diperantarai zat immonoglobulin E, yaitu ketika gejala berkembang dengan sangat cepat. Sedangkan tes eliminasi makanan biasanya dilakukan pada kasus alergi makanan non-immonoglobulin E, yaitu ketika gejala berkembang secara lambat.

Harap diingat bahwa jangan coba-coba melakukan uji alergi makanan sendiri tanpa pengawasan atau bimbingan dari dokter ahli agar terhindar dari efek samping yang membahayakan, salah satunya adalah reaksi alergi parah atau anafilaksis.

Pengobatan Alergi Makanan

Sebenarnya tidak ada obat yang dapat menyembuhkan alergi makanan. Tujuan pemberian obat di sini adalah untuk meredakan reaksi alergi yang muncul. Karena itu alangkah baiknya bagi Anda untuk mengenali makanan-makanan pemicu alergi Anda dan menghindarinya.Berdasarkan tingkat keparahan gejala, ada dua jenis obat alergi yang umumnya digunakan. Yang pertama adalah obat-obatan antihistamin. Obat ini digunakan untuk meredakan reaksi alergi atau gejala alergi yang masih tergolong ringan hingga menengah.

Sangat penting untuk berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter sebelum mengonsumsi obat ini, karena ada beberapa jenis antihistamin yang tidak cocok digunakan oleh anak-anak yang berusia di bawah 2 tahun, seperti promethazine dan alimemazine.

Jenis obat alergi yang kedua adalah obat yang mengandung adrenalin. Obat ini biasanya diberikan oleh dokter untuk menanggulangi gejala alergi parah pada kasus anafilaksis dengan cara disuntikkan. Adrenalin mampu meredakan gejala sulit bernapas dengan cara memperlebar saluran napas, serta menanggulangi tekanan darah rendah.

Waktu yang Tepat Untuk ke dokter

Jika Anda atau anak Anda mengalami reaksi alergi tidak lama setelah mengonsumsi suatu makanan, dianjurkan untuk langsung menemui dokter. Selain untuk mencegah gejala makin memburuk, hal ini juga dapat mempermudah dokter dalam melakukan diagnosis.

Jika Anda, anak, atau orang-orang di sekitar Anda mengalami gejala-gejala anafilaksis atau reaksi alergi parah, segera bawa ke rumah sakit. Penanganan yang diberikan secepatnya akan bermanfaat untuk meningkatkan peluang penderita untuk selamat.


Alergi Obat


Pengertian Alergi Obat

 

Alergi obat adalah reaksi berlebihan sistem kekebalan tubuh terhadap obat-obatan tertentu yang Anda gunakan. Kondisi ini berbeda dengan efek samping obat yang umumnya tercantum pada kemasan maupun keracunan obat akibat overdosis.

Pada umumnya, alergi obat terjadi karena sistem kekebalan tubuh berusaha memerangi zat tertentu yang terkandung dalam obat tersebut. Hal ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh menganggap obat sebagai substansi yang bisa menyakiti tubuh.



 

Gejala-gejala Alergi Obat

Reaksi alergi obat umumnya muncul secara bertahap seiring sistem kekebalan tubuh yang membangun antibodi untuk melawan obat tersebut. Reaksi ini mungkin tidak muncul secara langsung saat pertama menggunakan obat.

Pada tahap penggunaan pertama, sistem kekebalan tubuh akan menilai obat sebagai substansi berbahaya bagi tubuh kemudian mengembangkan antibodi secara perlahan-lahan. Pada penggunaan berikutnya, antibodi ini akan mendeteksi dan menyerang substansi dari obat tersebut. Proses inilah yang bisa memicu gejala-gejala alergi obat.

Sebagian besar alergi obat memiliki gejala yang ringan dan biasanya akan reda dalam beberapa hari setelah Anda berhenti meminum obat tersebut. Berikut ini adalah beberapa gejala umum dari alergi obat yang bisa Anda cermati.
  • Ruam atau bentol-bentol pada kulit.
  • Gatal-gatal.
  • Hidung beringus.
  • Batuk-batuk.
  • Demam.
  • Sesak napas atau napas pendek.
  • Mata terasa gatal atau berair.
  • Pembengkakan.
Meski demikian, reaksi alergi yang parah juga dapat memicu anafilaksis (reaksi alergi yang menyebabkan kegagalan fungsi sistem tubuh secara luas). Kondisi ini sangat serius dan bisa berakibat fatal sehingga memerlukan penanganan secepat mungkin.
Berhati-hatilah jika Anda mengalami reaksi alergi. Periksakan segera diri Anda ke dokter untuk mengetahui penyebabnya sehingga bisa dihindari.

Obat Apa Saja yang Bisa Menyebabkan Reaksi Alergi?

Hampir semua obat bisa memicu reaksi yang tidak diinginkan dari tubuh, tapi tidak semua reaksi termasuk alergi. Alergi obat disebabkan oleh reaksi sistem kekebalan tubuh pada obat tertentu. Beberapa jenis obat yang berpotensi memicu reaksi alergi meliputi:
  • Antibiotik (misalnya, penisilin).
  • Anti inflamasi non-steroid.
  • Aspirin.
  • Krim atau lotion kortikosteroid.
  • Antikonvulsan.
  • Insulin.
  • Vaksin.
  • Obat-obatan untuk hipertiroidisme.
  • Serta obat-obatan untuk kemoterapi atau HIV.

Faktor-faktor yang Meningkatkan Risiko Alergi Obat

Tidak semua orang akan mengalami reaksi alergi akibat obat. Para pakar menduga ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko alergi obat pada seseorang. Faktor-faktor risiko tersebut meliputi:
  • Peningkatan pajanan terhadap obat tertentu, misalnya karena penggunaan yang berulang, berkepanjangan, atau dengan dosis tinggi.
  • Faktor keturunan. Risiko Anda untuk mengalami alergi obat akan meningkat jika ada anggota keluarga Anda memiliki alergi terhadap obat-obatan tertentu.
  • Pernah mengalami jenis alergi lain, misalnya alergi makanan.
  • Memiliki alergi terhadap obat lain. Contohnya, jika alergi terhadap penisilin, Anda juga berpotensi untuk mengalami alergi terhadap amoxicillin.
  • Mengidap penyakit yang menyebabkan tubuh rentan terhadap reaksi alergi obat, misalnya HIV.

Proses Diagnosis Alergi Obat

Sama seperti penyakit lain, tahap awal diagnosis alergi obat adalah dengan memeriksa kondisi kesehatan dan fisik Anda. Terutama, waktu kemunculan gejala, jenis obat yang digunakan, maupun tingkat keparahan serta perubahan pada gejala yang dialami. Jika dibutuhkan, dokter juga bisa menganjurkan pemeriksaan yang mendetail untuk memastikan diagnosis, misalnya:
  • Tes kulit. Obat-obatan yang dicurigai menyebabkan alergi akan diaplikasikan ke kulit dengan jarum, suntikan atau tempelan. Hasil positif memperlihatkan kulit memerah, gatal-gatal, atau muncul benjolan. Jika hal itu terjadi, Anda hampir pasti mempunyai alergi terhadap obat tersebut.
  • Tes darah. Tes ini jarang digunakan karena tingkat akurasi terhadap alergi obat sangat terbatas. Tapi, jika dokter menduga akan ada reaksi yang parah bila tes kulit dilakukan pada Anda, maka dokter kemungkinan akan melakukan tes darah. Tes ini juga berfungsi untuk mengetahui kondisi lain yang bisa memunculkan gejala yang Anda alami.

Langkah Penanganan dan Pencegahan pada Alergi Obat

Penanganan utama untuk alergi obat adalah dengan mengatasi dan meredakan gejala-gejala yang dialami. Langkah ini bisa dilakukan dengan berhenti mengonsumsi atau menggunakan obat yang menyebabkan alergi.
Pemberian antihistamin mungkin disarankan untuk menghalangi unsur kimia sistem kekebalan tubuh yang diaktifkan tubuh saat terjadi reaksi alergi. Penggunaan kortikosteroid dapat mengatasi inflamasi akibat reaksi alergi yang lebih serius.

Bagi yang mengalami anafilaksis, penderita membutuhkan penanganan secepatnya dengan suntikan epinefrin. Pasien juga sebaiknya menjalani perawatan di rumah sakit agar bisa mendapatkan bantuan pernapasan dan menstabilkan tekanan darah.

Selain mengobati, kita juga dapat mencegah munculnya alergi obat. Langkah utama dalam mencegah alergi obat adalah dengan menghindari obat yang menjadi sumber alergi. Contohnya dengan mengenakan gelang atau kalung penanda alergi jika memungkinkan, memberi tahu dokter atau tenaga medis tentang jenis obat yang bisa memicu reaksi alergi pada Anda. Apabila telah terjadi reaksi anafilaksis atau reaksi alergi obat yang berat, dokter mungkin akan meresepkan suntikan epinefrin. Bawalah selalu untuk berjaga-jaga apabila terjadi reaksi serupa.



Dampak Dari Alergi



Ternyata Alergi Bisa Sebabkan Autisme

 

 

Alergi adalah suatu proses inflamasi yang tidak hanya berupa reaksi cepat dan lambat, melainkan juga merupakan proses inflamasi kronis yang kompleks. Biasanya alergi akan muncul sejak penderita masih anak-anak. Meski terlihat sepele, alergi ternyata bisa menyebabkan autisme atau gangguan saraf pada otak.

Hal tersebut diperkuat oleh beberapa teori yang menyatakan bahwa alergi bisa mengakibatkan gangguan pada sistem susunan saraf pusat si penderitanya. Setidaknya ada empat teori yang bisa jadi bukti bahwa alergi dapat menyebabkan autisme. Simak penjelasannya berikut ini:

 

1. Teori gangguan di organ sasaran

 

Berbagai hasil dari proses alergi, seperti sel basofil, eosinofil, limfosit, dan beragam molekul (IgE, mediator sitokin, dan kemokin) merupakan komponen yang berperan dalam peradangan di organ tubuh manusia. Gejala klinis yang terjadi karena reaksi imunologik tersebut adalah dapat mengganggu organ tertentu yang disebut organ sasaran. 

Contohnya, alergi di paru-paru efeknya adalah batuk atau asma, jika sasarannya kulit akan terlihat sebagai urtikaria, dan jika organ sasarannya saluran pencernaan maka gejalanya adalah diare.
Disamping itu, sistem susunan saraf pusat atau otak juga dapat menjadi organ sasaran alergi. Sistem susunan saraf pusat adalah pusat koordinasi tubuh. Maka bisa dibayangkan kalau otak terganggu akan banyak kemungkinan manifestasi klinik yang ditimbulkannya, termasuk gangguan perilaku pada anak (autisme). Apalagi gejala alergi sering menimbulkan proses peradangan yang lama dan kompleks.

 

2. Teori metabolisme sulfat

 

Seperti pada penderita intoleransi makanan, kemungkinan juga dapat terjadi pada alergi makanan karena gangguan dalam metabolisme sulfat di tubuh. Gangguan Metabolisme sulfat juga diduga sebagai penyebab gangguan ke otak. Bahan makanan mengandung sulfur yang masuk ke tubuh dirubah menjadi sulfat dan dibuang melalui urine. 

Pada penderita alergi, mekanisme ini mengalami gangguan. Dimana pengeluaran sulfat melalui urine terganggu, dan metabolisme sulfur menjadi sulfit. Sulfit inilah yang dapat menggakibatkan gangguan kulit (gatal) pada penderita. Diduga sulfit dan beberapa zat toksin yang dihasilkan dapat menganggu fungsi otak. Gangguan tersebut menghasilkan beberapa zat kimiawi dan beracun yang tidak dapat dikeluarkan dari tubuh sehingga dapat mengganggu otak


.

 

3. Teori gangguan pencernaan

 

Teori gangguan pencernaan memiliki kaitan dengan sistem susunan saraf pusat, dan saat ini sedang menjadi perhatian utama. Teori ini juga menjelaskan tentang bagaimana mekanisme terjadinya gangguan perilaku seperti autisme, melalui hipermeabilitas intestinal (Leaky Gut Syndrome). Secara patofisiologi kelainan Leaky Gut Syndrome salah satunya disebabkan oleh alergi makanan.

 

4. Teori pengaruh reaksi hormonal pada alergi

 

Keterkaitan hormon dengan peristiwa alergi telah banyak dilaporkan di berbagai penelitian, seperti adanya penurunan hormon. Pada penderita alergi akan terjadi penurunan hormon kortisol dan metabolik. Penurunan hormon kortisol dapat menyebabkan kelelahan atau lemas, sedangkan penurunan hormon metabolik dapat mengakibatkan perubahan berat badan. 

Namun sebaliknya, hormon progesteron dan adrenalin tampak cenderung meningkat bila proses alergi itu timbul. Peningkatan hormon progesteron dapat mengakibatkan rambut rontok, dan gangguan kulit kering di bawah leher, tapi berminyak di atas leher. Perubahan hormonal yang terjadi ini ternyata mampu mempengaruhi fungsi susunan saraf pusat atau otak. Diantaranya, gangguan emosi, gampang marah, kecemasan, panik, sakit kepala, migraine, dan keluhan lainnya.

Itulah beberapa teori yang membuktikan bahwa alergi bisa menyebabkan autisme pada penderitanya. Untuk Anda yang punya riwayat alergi, lebih baik periksa ke dokter secara rutin terutama saat alergi itu muncul.


Tes Alergi Tubuh


Cara Dini Tes Alergi Tubuh




Setiap orang memiliki kondisi tubuh yang berbeda. Begitu pula dengan respon abnormal dari sistem kekebalan tubuh atau alergi yang dimilikinya. Debu, wewangian, bulu, produk susu, hewan, atau udara dingin, bisa menjadi penyebab alergi tubuh. Namun biasanya seseorang baru menyadari memiliki alergi setelah mengalami kondisi tertentu.

Tes alergi merupakan salah satu pemeriksaan dasar untuk mengetahui alergi dan respon yang tidak normal dari tubuh. Dengan adanya tes tersebut dapat membantu memastikan alergi yang Anda miliki benar merupakan alergi, sekaligus untuk mengetahui penyebab munculnya alergi yang dialami. Untuk mengetahui penyebab alergi (alergen) sebaiknya lakukanlah tes alergi terlebih dahulu. 

Hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah dengan melihat riwayat alergi pada keluarga Anda. Bila kedua orangtua menderita alergi, maka kemungkinan Anda dapat menderita alergi yang sama sebesar 50%. Namun, meskipun tidak ada keturunan yang mengalami alergi, Anda tetap memiliki potensi alergi sekitar 15%. Oleh karena itu, tes alergi sangat penting untuk dilakukan sebagai upaya deteksi dini alergen yang bisa dialami.



Test alergi yang dapat dipilih untuk menentukan respon tubuh tidak normal?
 

  • Tes Tusuk Kulit : 

    Tes alergi ini bermanfaat untuk mengetahui apakah seseorang memiliki alergi pada apa yang dihirup, seperti tungau, debu, serbuk sari bunga, serta alergi pada makanan seperti susu, udang, atau kepiting. Tes kulit ini dapat dilakukan untuk memeriksa hingga 33 jenis alergen. Tes dilakukan dengan menyuntikkan alergen ke lengan sisi bawah dengan jarum 2 mm. Hasilnya diketahui setelah 15-20 menit, jika positif memiliki alergi maka akan timbul bentol merah pada bekas tusukan jarum.

  • Tes Kulit Intrakutan : 

    Tes ini bertujuan untuk mengetahui jenis alergi seseorang terhadap obat yang disuntikkan. Cara dan metode yang dilakukan hampir sama dengan tes tusuk kulit hanya suntikan berisi obat yang akan diteskan.

  • Tes Tempel : 

    Tes ini untuk mengetahui alergi jika terjadi kontak terhadap bahan kimia, atau terjadinya dermatitis kontak. Tes dilakukan di punggung dan hasilnya bisa dilihat setelah 48 jam. Bila ada lentingan merah pada bagian yang disuntik maka hasilnya positif.

  • Tes RAST (Radio Allergo Sorbent Test) : 

    Betujuan untuk mengetahui apakah seseorang memiliki alergi pada apa yang dihirup atau apa yang dimakan. Caranya dengan mengambil serum darah anak sebanyak 2 cc lalu diproses secara komputerisasi dan hasilnya bisa dilihat setelah 4 jam.

  • Tes Provokasi & Eliminasi Makanan :

    Tes ini berfungsi untuk mengetahui alergi terhadap makanan, obat, atau apa yang dihirup. Tes ini dilakukan dengan cara menerapkan diet untuk berpantang tehadap jenis makanan dan minuman tertentu selama 2-3 minggu. Bila tidak ada keluhan, maka akan diminta untuk mengonsumsi pencetus alergi. Tes provokasi dilakukan 1 minggu untuk makanan dan 1 minggu minuman bila ada gejala dicatat dan disebut alergi bila dalam 3 tes provokasi ditemui gejala.

  • Tes Provokasi Obat : 

    Tes ini berfungsi untuk mengetahui alergi terhadap obat yang diminum sehingga bisa dengan cepat mengambil langkah atau cara mengatasi alergi obat. Metode yang digunakan dalam tes ini DPBC (Double Blind Placebo Control) atau uji samar ganda, dimana pasien diminta untuk minum obat dengan dosis yang dinaikkan secara bertahap lalu hasilnya bisa diketahui setelah 15-30 menit.
Itulah beberapa tes yang dapat Anda lakukan sebagai langkah untuk deteksi dini dalam melakukan tes alergi. Sebaiknya, tes alergi ini tidak dilakukan untuk mendeteksi seluruh kasus penyakit alergi. Tes alergi diperlukan untuk membantu mengetahui faktor pencetus gejala alergi dan bukan untuk menegakkan diagnosis penyakit alergi.
Tes alergi juga tidak perlu dilakukan untuk kasus-kasus alergi yang faktor pencetusnya sudah dapat diketahui melalui proses tanya jawab dengan dokter Anda. Tes alergi ini dibutuhkan bagi pasien dengan gejala yang dicurigai sebagai penyakit alergi yang berat, persisten, atau berulang tanpa jelas diketahui pencetusnya.


Menambah Berat Badan


Menambah Berat Badan Menjadi Lebih Ideal



Saat orang lain ingin menurunkan berat badan, bukan hal yang salah jika Anda ingin tahu bagaimana cara agar tubuh menjadi lebih berisi.
Memiliki berat badan ringan tidak selalu menyenangkan. Hal ini dapat menjadi persoalan jika penyebabnya adalah kekurangan nutrisi atau mengidap penyakit tertentu. Belum lagi jika kondisi tersebut dapat memburuk saat Anda sedang mengandung. Namun ada cara sehat yang dapat ditempuh agar Anda dapat menambah berat badan.



Periksa Terlebih Dahulu Kesehatan Anda

Cara terbaik untuk meningkatkan berat badan tergantung kepada hal apa yang menyebabkan berat badan Anda berkurang. Maka sebelum memulai program peningkatan berat badan, periksa terlebih dahulu apakah berat Anda memang berada di bawah berat badan normal dengan menghitung indeks massa tubuh Anda. Jika memang berat badan Anda kurang dari yang seharusnya, maka bisa jadi Anda membutuhkan penanganan medis.
Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan berat tubuh Anda berkurang dari normal antara lain:
  • Hipertiroidisme atau kelenjar tiroid yang terlalu aktif.
  • Penyakit coeliac yang membuat tubuh tidak dapat menyerap nutrisi dari makanan.
  • Gangguan makan seperti anoreksia nervosa.
Orang yang mengidap penyakit-penyakit di atas membutuhkan pengobatan dari dokter dan psikiater jika dibutuhkan.

Memperoleh Tubuh Ideal yang Lebih Berisi




Terlepas dari gangguan-gangguan medis di atas, Anda yang ingin menaikkan berat badan secara sehat dapat mengikuti panduan di bawah ini.

Pilih makanan sehat yang kaya dengan nutrisi. Cara terbaik untuk mendapatkan badan lebih berisi adalah bukan dengan mengonsumsi sebanyak mungkin makanan berlemak dan berkadar gula tinggi, melainkan memilih makanan sehat dengan kandungan mineral, vitamin, dan nutrisi yang tepat.  Konsumsi lebih banyak buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-kacangan, serta sumber protein tanpa lemak seperti tahu, tempe, dan daging ayam tanpa kulit.
Makan lebih sering. Orang yang kekurangan berat badan sering merasa kenyang dengan cepat. Daripada makan dua hingga tiga kali sehari dalam porsi besar, lebih baik makan 5-6 kali sehari dalam porsi-porsi yang lebih kecil.
Mengonsumsi jus atau smoothies. Smoothies adalah minuman berbahan dasar buah yang dicampur susu atau yoghurt serta bahan-bahan lain yang disatukan dandiblender. Hindari minuman bersoda, kopi, serta minuman ringan lain yang tidak mengandung nutrisi. Anda juga dapat mengganti camilan Anda dengan segelas jus segar.
Mengonsumsi camilan. Di sela-sela jam makan utama, konsumsi camilan bernutrisi seperti buah kurma, jagung rebus, kacang kedelai, avokad, salad sayur. Sebisa mungkin batasi makanan-makanan yang diolah dengan cara digoreng dalam rendaman minyak.
Tambahkan kalori. Tambahkan kalori dalam tiap makanan Anda. Taburkan keju parut pada roti dari biji-bijian utuh, atau telur dadar pada sup ayam Anda. Meski demikian, tetap berhati-hati dalam memilih makanan penambah kalori agar tidak mengakibatkan kelebihan glukosa atau lemak tidak sehat dalam tubuh.
Minum saat makan atau 30 menit sesudah makan. Minum banyak air sebelum makan dapat membuat tubuh kenyang. Sebaliknya, minum di tengah makan atau 30 menit setelahnya membuat tubuh dapat menyerap lebih banyak kalori.
Membiasakan diri untuk berolahraga. Olahraga yang melatih kekuatan dapat meningkatkan berat badan dengan cara membentuk otot Anda. Selain itu, olahraga juga bermanfaat untuk membangkitkan nafsu makan. Aerobik, angkat beban, bersepeda statis, berenang, dan berlari adalah olahraga yang bisa dicoba. Padukan olahraga dengan konsumsi minuman yang kaya protein, seperti susu cokelat rendah lemak. Minuman ini juga dapat dikonsumsi sebelum tidur.
Istirahat dengan cukup. Kurangnya kualitas dan waktu tidur berpotensi membuat metabolisme tubuh tidak dapat bekerja dengan baik. Tidur dan bangun tepat waktu dapat meningkatkan berat badan.
Menaikkan Berat Badan Pasca sakit

Sakit dalam waktu cukup lama dan kehilangan nafsu makan dapat membuat berat badan turun. Padahal pada masa ini tubuh paling membutuhkan makanan dengan kalori, vitamin, mineral, dan nutrisi yang cukup untuk kembali pulih.
Berikut ini adalah beberapa makanan yang mudah dicerna, mudah diolah, sekaligus sehat untuk mengembalikan kondisi tubuh: smoothies, bubur dan sayur, telur rebus, tahu, sup ayam, roti gandum dengan keju, susu, bubur oatmeal, kentang rebus, ubi rebus, atau pisang. Selalu masak daging mentah hingga sepenuhnya matang dan hindari mengonsumsi ikan mentah.
Meningkatkan nafsu makan pada saat dan setelah sakit merupakan upaya yang tidak mudah. Berikut ini adalah beberapa tips yang diharapkan dapat membuat Anda kembali makan dengan lahap.
  • Berjalan-jalan sebentar sebelum makan diharapkan dapat membangkitkan selera makan Anda.
  • Konsumsilah makanan kesukaan Anda.
  • Makanan manis dapat membangkitkan selera makan. Padukan bahan seperti madu dan susu pada jus atau smoothies Anda.
Selain olahraga dan pola makan sehat, di pasaran banyak beredar suplemen vitamin yang menjanjikan peningkatan berat badan. Amankah produk tersebut? Suplemen vitamin tidak akan efektif jika Anda tidak mengonsumsi makanan sehat dan rutin berolahraga. Bahkan sebagian suplemen dapat mendatangkan risiko buruk bagi kesehatan. Namun jika Anda berniat mengonsumsinya, pertama-tama pastikan produk tersebut telah terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Dengan mengikuti panduan di atas, tubuh yang lebih berisi dan sehat diharapkan bukan lagi sekadar impian.


Electricity Lightning