Kamis, 15 September 2016

Zuppa Soup



Bahan-bahan

  1. 8 lembar puff pastry
  2. 300 ml susu cair tawar
  3. 1/2 sdt Pala
  4. 100 gr Jagung pipil
  5. 100 gr dada ayam potong dadu
  6. 1 bh Sosis
  7. 2 sdm margarin untuk menumis
  8. 1/2 sdt garam
  9. 1 sdt masako ayam
  10. 1/2 sdt gula
  11. 3 siung bawang putih- cincang halus
  12. 1/2 sdt merica
  13. 1 bh bawang bombay kecil
  14. 1 sdm terigu

Langkah

  1. Panaskan wajan. tumid bawang bombay dan bwg putih hingga harum, masukkan terigu, aduk2, lalu masukkan ayam, biarkan agak matang, masukkan jagung, susu cair, lalu masukkan bahan lain. aduk terus agar terigu tidak menggumpal. setelah agak kental matikan api.
  2. Siapkan gelas keramik, masukkan cream soup hingga 3/4 gelas. lalu tutup dengan puff pastry. lakukan sampai puff pastry habis, olesi atas nya dengan telur agar mengkilat cantik.
  3. Panggang di oven panas, sekitar 15 menit. Zuppa Soup Siap dihidangkan.



Memotong Rambut dan Kuku Ketika Haid?


 Bolehkah Memotong Rambut dan Kuku Ketika Haid?

 

 


Berkembang pemahaman di masyarakat, orang yang tengah haid dilarang memotong kuku dan rambut. Alasannya, dalam kondisi itu orang tersebut tidak dalam keadaan suci. Jadi rambut dan kuku yang terpisah dari tubuhnya tentu juga tidak suci. Jika rambut dan kuku ini dibuang, ia akan bermasalah di hari Kiamat nanti.

Analoginya, di hari berbangkit setiap orang akan dikembalikan lagi seluruh anggota tubuhnya secara sempurna sebagaimana di dunia. Jika ada anggota tubuh yang dibuang seperti rambut dan kuku dalam keadaan tidak suci, tentu ia akan kembali dalam keadaan tidak suci pula. Ini akan menjadi aib bagi dirinya karena beberapa anggota tubuh seperti rambut dan kuku yang najis atau tidak suci. Benarkah demikian?

Permasalahan ini kerap ditanyakan kepada para ulama. Larangan memotong kuku dan rambut kerap disamakan dengan orang yang berqurban. Sebagaimana hadis Nabi SAW, orang yang berqurban dilarang untuk memotong rambut dan kuku terhitung saat memasuki tanggal 1 Zulhijjah. (HR Muslim).

Namun persoalan wanita yang sedang haid, nifas, atau junub, tidak ditemui satupun pendapat ulama yang mengakomodir larangan untuk memotong kuku atau rambut. Dalilnya, karena memang tidak ditemui dalil yang melarangnya.

Ibnu Taimiyah dalam kitab fenomenalnya Majmu’ Al-Fatawa, (21/120-121) pernah mengupas persoalan ini. Fatwa Ibnu Taimiyah berasal dari pertanyaan orang kepadanya pasal boleh-tidaknya memotong rambut atau kuku saat junub atau haid. Ibnu Taimiyah membantah jika memotong rambut atau kuku saat haid punya kaitan dengan hari berbangkit sebagaimana diisukan.

Menurut Ibnu Taimiyah, seorang mukmin tak boleh disebut najis. Ini berdalil dengan hadis Nabi SAW, "Sesungguhnya orang Islam itu tidak najis." (HR Bukhari Muslim). Bahkan jika seorang mukmin yang sudah meninggal, jenazahnya tidak disebut najis (HR Hakim). Sebutan Najis hanya bagi orang kafir saja. Firman Allah SWT, "Hanyalah orang-orang musyrik itu najis." (QS at-Taubah [10]: 28). Adapun orang haid dan nifas hanya darahnya saja yang najis, bukan orangnya. Demikian pula bagi orang yang junub.

Dalam hadis Nabi SAW dan atsar para sahabat ditemui anjuran bagi wanita haid dan nifas untuk memelihara kebersihan. Misalkan, orang yang haid dianjurkan untuk mandi dan menyisir rambutnya. Padahal bagi sebahagian wanita yang mengalami kerontokan, menyisir rambut dapat mencabut sebahagian rambut.

Hal ini terjadi kepada istri Nabi SAW, Aisyah RA. Ketika Aisyah RA menunaikan haji Wada' bersama Nabi SAW, ia mendapati dirinya haid. Nabi SAW memintanya untuk mandi dan bersisir. "Uraikan rambutmu dan bersisirlah. Serta berihlal (talbiyah) dengan haji dan tinggalkan umroh," sabda Beliau SAW. (HR Bukhari Muslim).

Ahli fiqh Mazhab Syafi'iyah secara tegas memperbolehkan kaum wanita yang haid atau nifas memotong kuku, mencukur bulu ketiak/ kemaluan, dan seterusnya. Tak ada keterangan jika melakukan hal-hal tersebut akan berdampak buruk di hari berbangkit nanti. Demikian diterangkan dalam kitab Tuhfatul Muhtaj (4/56).

Mufti Arab Saudi, Syekh Ibnu Utsaimin dalam kumpulan fatawa Az-Ziinah Wal Mar’ah karangannya juga disinggung persoalan ini. Syekh Utsaimin membantah jika orang yang tengah haid, nifas, atau junub dilarang untuk memotong kuku dan rambut. Malahan orang yang haid dan nifas sebenarnya dianjurkan memelihara kebersihan tubuhnya seperti memotong kuku dan bercukur.

Al-Utsaimin menambahkan, jika wanita yang haid atau nifas mengalami mimpi basah, ia dianjurkan untuk mandi janabat sebagaimana waktu ia suci. Demikian juga jika ia bercumbu dengan suaminya tanpa jima' yang sampai keluar mani. Maka wanita ini tetap melakukan mandi janabah walau ia dalam keadaan haid dan nifas.

Muhammad bin Yusuf Al-Ibadhi dalam kitabnya Syarkh An-Nail Wa Syifai Alil (1/347) menyebut pemahaman yang melarang wanita haid dan nifas memotong kuku/ rambut tersebut sebagai perkara bid'ah. Yang demikian jika ia meyakini akan berpengaruh pada hari berbangkit. Umat Islam dilarang untuk mengharamkan perkara yang dibolehkan. Sebagaimana dilarang untuk membolehkan perkara yang dihalalkan.

Hadis Rasulullah SAW menegaskan, "Sesungguhnya yang paling besar dosa dan kejahatannya dari kaum muslimin adalah orang yang bertanya tentang hal yang tidak diharamkan, lantas hal tersebut menjadi diharamkan karena pertanyaannya tadi." (HR Bukhari). Dalam persoalan memotong rambut atau kuku bagi wanita haid dan nifas hukumnya boleh. Tidak boleh disebut makruh, apalagi haram tanpa ada dalil yang menerangkan. Wallahu'alam.



Tumis Teripang Spesial


Resep Tumis Teripang Spesial

Bahan-bahan:

1 kg teripang
600 gr bakut atau iga sapi
200 gr jamur hioko
1 bh pare, iris-iris
100 gr jamur merang, belah 2
1 bh wortel, iris tipis
100 gr scallop/kerang
100 gr kacang polong
100 gr tahu sumedang
1 sdm garam
5 cm jahe
1 sdm kecap asin
2 sdm minyak wijen
1 sdm angjiu/arak cina
1 sdt merica bubuk
1/3 cup maizena
6 siung bawang merah, iris halus
2 sdm saus tiram
400 ml air panas

Cara membuat:

1. Rebus teripang dengan garam dan jahe selama 10 menit. Masukkan ke air dingin dan bersihkan. Lalu iris panjang melintang.
2. Taburi iga sapi dengan kecap asin, minyak wijen, angjiu, dan merica selama 4 jam. Kemudian balut iga sapi dengan maizena.
3. Panaskan minyak wijen dan minyak goreng masing–masing 2 sdm pada wajan, masukkan bawang merah, jahe, dan iga sapi yang telah dilapisi maizena. Masak dengan api kecil hingga kulit iga sapi crispy.
4. Tambahkan jamur hioko, scallop, jamur merang, pare, dan wortel, aduk rata. Tambahkan saus tiram dan air panas hingga menutupi seluruh bahan.
5. Masak selama 30 menit. Tambahkan teripang, kacang polong, dan tahu sumedang. Masak sebentar hingga seluruh bahan matang. Tambahkan seasoning secukupnya. Angkat dan sajikan.

HUKUM BELAJAR AGAMA TANPA GURU


Tepatkah Belajar Agama Tanpa Guru? 

 


 

 

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah dalam Kitabul ‘Ilmi menjelaskan bahwa seseorang penuntut ilmu hendaknya memiliki guru dan tidak membiarkan dirinya belajar sendiri


Mempelajari agama Islam merupakan kewajiban bagi setiap pemeluknya. Dalil-dalil dari al-Qur’an dan as-Sunnah telah banyak menunjukkan tentang wajibnya ibadah yang satu ini. 

Hari ini setiap orang yang ingin mempelajari Islam dapat dengan mudah melakukannya. Kemajuan dunia teknologi dan berkembangnya dunia tulis-menulis khususnya buku-buku agama Islam membuat setiap orang bisa kapan saja dan dimana saja mempelajari agamanya. 

Akan tetapi ada satu hal yang perlu diperhatikan belakangan ini, beberapa orang merasa cukup untuk belajar dari buku-buku dan tulisan-tulisan yang beredar di berbagai media, tanpa perlu bimbingan seorang guru. Apakah hal ini tepat bagi seorang muslim dalam mempelajari agama-Nya, khususnya para penuntut ilmu ? Simak paparan berikut ini.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah dalam Kitabul ‘Ilmi menjelaskan bahwa seseorang penuntut ilmu hendaknya memiliki guru dan tidak membiarkan dirinya belajar sendiri tanpa bimbingan. Seseorang yang memiliki guru akan memperoleh beberapa manfaat, diantaranya:
  1. Menemukan metode yang mudah dalam belajar. Dia tidak perlu bersusah payah memahami sebuah kitab untuk melihat apa pendapat yang paling kuat dan apa sebabnya, demikian pula apa pendapat-pendapat yang lemah dan alasannya. Ketika seseorang memiliki guru, maka guru itu yang akan mengajarinya dengan metode yang lebih mudah. Guru itu akan menjelaskan perbedaan pendapat di kalangan ahli ilmu, manakah pendapat yang terkuat beserta dalil-dalilnya. Tidak diragukan lagi, hal ini sangat bermanfaat bagi penuntut ilmu.
  2. Lebih cepat paham. Seorang penuntut ilmu jika membaca di hadapan gurunya akan lebih cepat mengerti dibandingkan jika mempelajari sendiri. Jika dia hanya membaca seorang diri, boleh jadi ia akan menemukan istilah-istilah baru yang sulit untuk dipahami dan membutuhkan usaha serta pengulangan yang memakan waktu dan tenaga. Bahkan bisa jadi dia jatuh dalam kesalahan saat memahaminya
  3. Adanya hubungan yang terjalin antara penuntut ilmu dan para ulama. Maka dari itu membaca sebuah buku di hadapan para ulama lebih bermanfat dan lebih utama daripada membacanya sendiri.
Di kesempatan lain, Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin ditanya tentang sebuah ungkapan yang berbunyi :

مَنْ كَانَ شَيْخُهُ كِتَابَهُ فَخَطَئُهُ أَكْثَرْ مِنْ صَوَابِهِ

Barangsiapa yang gurunya adalah bukunya, maka kesalahannya lebih banyak daripada benarnya”.

Syaikh mengatakan bahwa perkataan ini tidaklah benar maupun salah secara mutlak. Akan tetapi seseorang yang belajar dari sebuah buku dan orang-orang yang dikenal dengan ilmunya serta dapat dipercaya dalam menyampaikan ilmunya secara bersamaan maka hal ini dapat meminimalisir kesalahan yang terjadi. Wallahu A’lam.


HUKUM BELAJAR AGAMA TANPA GURU

 
 
 
Asy-Syaikh Ibnu Baaz rahimahullah pernah mengomentari perkataan tersebut sebagai berikut :
 
أمَّا قولُهم: "مَن لا شيخَ له؛ فشيخُه الشيطان"؛ فهذا باطل، ما له أصل، وليس بحديث. وليس لك أن تتَّبع طرق الشيخ إذا كان مخالفاً للشرع، بل عليك أن تتبع الرَّسول -صلَّى الله عليه وسلَّم- وأصحابَه -رضي الله عنهم وأرضاهم- ومَن تَبِعهم بإحسان، في صلاتك، وفي دعائك، وفي سائر أحوالك. يقول الله -جلَّ وعلا-: {لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ}[الأحزاب: 21]. ويقول -سبحانه وتعالى-: {وَالسَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ..} الآية [التوبة: 100]. فأنت عليك أن تتبعهم بإحسان باتِّباع الشَّرع الذي جاء به النَّبيُّ -صلى الله عليه وسلَّم- والتَّأسِّي بهم في ذلك وعدم البدعة التي أحدثها الصوفية وغير الصوفية. والله المستعان

 
“Adapun perkataan mereka (yaitu Asy-Syaikh Ibnu Baaz) :
 
barangsiapa yang tidak punya guru (syaikh), maka gurunya adalah setan’; maka perkataan ini adalah bathil. Tidak ada asalnya. Bukan pula hadits. Tidak boleh bagimu untuk mengikuti jalan seorang syaikh apabila ia menyelisihi syari’at. Bahkan wajib bagimu untuk mengikuti Rasul shallallaahu ‘alaihi wa sallam, para shahabatnya radliyallaahu ‘anhum, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik dalam shalatmu, doamu, dan seluruh keadaanmu. 
 
Allah ‘azza wa jalla berfirman : 
 
‘Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu’ (QS. Al-Ahzaab : 21). 
 
Allah subhaanahu wa ta’ala juga berfirman : 
 
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik’ (QS. At-Taubah : 100). 
 
Maka wajib bagimu untuk mengikuti mereka dengan baik, dengan mengikuti syari’at yang dibawa oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam; serta mencontoh mereka dalam hal tersebut. Juga wajib bagimu untuk tidak berbuat bid’ah yang diada-adakan oleh Shuufiyyah dan non-Shuufiyyah.  
 
Wallaahul-musta’aan





Rabu, 14 September 2016

Doa Seorang Ibu Yang Mengguncangkan Arsy Allah




Subhanallah, Doa Dari Seorang Ibu Dapat Menembus Langit Bahkan Mengguncangkan Arsy Allah






Kita pasti ingat tentang kisah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang pernah ditanya oleh sahabatnya mengenai orang yang wajib kita hormati. Beliau menjawab “Ibumu” hingga tiga kali kemudian barulah menjawab “Ayahmu” setelahnya.

Begitu mulianya seorang Ibu sehingga harus kita hormati hingga tiga kali lebih besar dibandingkan dengan seorang ayah. Bagaimana tidak? Pengorbanan seorang ibu terhadap anaknya sangatlah besar. Setelah bersusah payah mengandung selama sembilan bulan, kemudian menyusui hingga sang anak berumur dua tahun dan kemudian membesarkannya hingga dewasa dan mampu mengurus diri sendiri dan berumah tangga. Bahkan mungkin setelah berkeluarga pun masih saja ada yang merepotkan ibu nya.

Kita pasti mengetahui ada istilah ‘syurga di telapak kaki ibu’. . Tapi tahukah kamu bahwa bukan hanya syurga saja yang dibawanya namun juga sekolah kehidupan. Dipungkiri atau tidak, peran seorang ibu dalam mengurus dan mendidik anaknya memang lebih besar dari peran seorang ayah. Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat, menunjukan bahwa anak yang dirawat oleh ibunya sejak kecil lebih cerdas dibandikan anak yang dirawat oleh ayahnya.
Penelitian ini berdasarkan riset yang dilakukan pada sejumlah anak atas kemampuan berpikir selama masa kanak-kanak atau menjelang remaja. Dan terbukti bahwa peran seorang ibu sangatlah penting dalam menumbuh kembangkan kecerdasan anak.

Bersyukurlah jika masih memiliki otang tua, khususnya ibu. Ia akan senantiasa mendoakan kita dalam setiap shalatnya, dalam setiap waktu sepertiga malam-malamnya. Tahukah kamu bahwa seseorang yang sukses biasanya lebih dekat dengan ibunya. Karena kesuksesannya selalu didoakan oleh sang ibu. Siang, malam, pagi dan petang. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah bersabda:

Tiga macam golongan yang dianya mustajab dan tidak diragukan lagi kedahsyatannya. Yakni doa orang tua kepada anaknya, doa musafir (orang yang sedang berpergian), dan orang yang didzalimi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Subhanallah. Olehkarena itu sudah sepatutnya kita taat dan hormat pada ibu. Jangan pernah menyakiti hatinya, karena doa seorang ibu mampu menggetarkan arsy Allah dan membuahkan ijabah dari Allah Azza wa Jalla.

 

Ini Alasan Doa Ibu Dapat Menembus Langit Bahkan Mengguncang Arsy Allah

 

Dalam Al Quran, kita banyak mendapati perintah Allah untuk berbuat baik kepada ibu dan bapa. Bukan dalam satu atau dua surat, melainkan ada beberapa dalam Surat Al Quran.
 
Hal itu tentulah menandakan bahwa Allah Maha Tahu jika kelak akan ada masa dimana anak banyak tidak berbakti pada orang tuanya. Dan kenyataannya, dari dulu hingga saat ini sudah banyak kisah dan kasus tentang anak durhaka kepada orang tuanya.
 
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Qs. Luqman : 14)

Ayat diatas menyebutkan keutamaan seorang ibu yang mengandung dalam kondisi lemah bertambah-tambah dan menyusui. Dengan demikian kita bisa mengetahui bagaimana posisi Ibu dalam islam. Beliau sangatlah mulia dan wajib dimuliakan, bahkan melebihi posisi seorang ayah.

Kita pun pasti ingat tentang kisah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang pernah ditanya oleh sahabatnya mengenai orang yang wajib kita hormati. Beliau menjawab “Ibumu” hingga tiga kali kemudian barulah menjawab “Ayahmu” setelahnya.

Begitu mulianya seorang Ibu sehingga harus kita hormati hingga tiga kali lebih besar dibandingkan dengan seorang ayah. Bagaimana tidak? Pengorbanan seorang ibu terhadap anaknya sangatlah besar.
 
Setelah bersusah payah mengandung selama sembilan bulan, kemudian menyusui hingga sang anak berumur dua tahun dan kemudian membesarkannya hingga dewasa dan mampu mengurus diri sendiri dan berumah tangga.

Bahkan mungkin setelah berkeluarga pun masih saja ada yang merepotkan ibunya. Kita pasti mengetahui ada istilah ‘syurga di telapak kaki ibu’. Tapi tahukah kamu bahwa bukan hanya syurga saja yang dibawanya namun juga sekolah kehidupan.

Dipungkiri atau tidak, peran seorang ibu dalam mengurus dan mendidik anaknya memang lebih besar dari peran seorang ayah. Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat, menunjukan bahwa anak yang dirawat oleh ibunya sejak kecil lebih cerdas dibandikan anak yang dirawat oleh ayahnya.

Penelitian ini berdasarkan riset yang dilakukan pada sejumlah anak atas kemampuan berpikir selama masa kanak-kanak atau menjelang remaja. Dan terbukti bahwa peran seorang ibu sangatlah penting dalam menumbuh kembangkan kecerdasan anak.

Bersyukurlah jika masih memiliki otang tua, khususnya ibu. Ia akan senantiasa mendoakan kita dalam setiap shalatnya, dalam setiap waktu sepertiga malam-malamnya.

Tahukah kamu bahwa seseorang yang sukses biasanya lebih dekat dengan ibunya. Karena kesuksesannya selalu didoakan oleh sang ibu. Siang, malam, pagi dan petang. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah bersabda:

“Tiga macam golongan yang dianya mustajab dan tidak diragukan lagi kedahsyatannya. Yakni doa orang tua kepada anaknya, doa musafir (orang yang sedang berpergian), dan orang yang didzalimi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Oleh karena itu sudah sepatutnya kita taat dan hormat pada ibu. Jangan pernah
 
 




TANDA KEBESARAN DAN KEAGUNGAN ALLAH ‘AZZA WA JALLA


TANDA KEBESARAN DAN KEAGUNGAN ALLAH ‘AZZA WA JALLA PADA MALAIKAT PEMIKUL ‘ARSY-NYA

 







?TANDA KEBESARAN DAN KEAGUNGAN ALLAH ‘AZZA WA JALLA PADA MALAIKAT PEMIKUL ‘ARSY-NYA?

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Allah ta’ala berfirman,

وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ

? “Dan yang memikul ‘arsy Rabbmu di hari itu ada delapan malaikat.” [Al-Haaqah: 17]
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

أُذِنَ لِى أَنْ أُحَدِّثَ عَنْ مَلَكٍ مِنْ مَلاَئِكَةِ اللَّهِ مِنْ حَمَلَةِ الْعَرْشِ إِنَّ مَا بَيْنَ شَحْمَةِ أُذُنِهِ إِلَى عَاتِقِهِ مَسِيرَةُ سَبْعِمِائَةِ عَامٍ

? “Aku telah diizinkan untuk mengabarkan tentang para malaikat pemikul ‘arsy, sesungguhnya satu malaikat, jarak antara daun telinga sampai ke bahunya, sejauh perjalanan 700 tahun.” [HR. Abu Daud dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu’anhuma, Ash-Shahihah: 151]
Asy-Syaikhul Mufassir As-Sa’di rahimahullah berkata,

وهؤلاء الملائكة، قد وكلهم الله تعالى بحمل عرشه العظيم، فلا شك أنهم من أكبر الملائكة وأعظمهم وأقواهم، واختيار الله لهم لحمل عرشه، وتقديمهم في الذكر، وقربهم منه، يدل على أنهم أفضل أجناس الملائكة عليهم السلام، قال تعالى: وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ

? “Dan mereka adalah para malaikat yang ditugaskan Allah ta’ala untuk memikul ‘arsy-Nya yang agung, maka tidak diragukan lagi bahwa mereka termasuk malaikat yang terbesar, teragung dan terkuat. Dan pilihan Allah untuk mereka dalam tugas memikul ‘arsy, serta penyebutan mereka yang didahulukan dan dekatnya mereka dengan Allah, menunjukkan bahwa mereka adalah bangsa malaikat yang paling mulia ‘alaihimussalaam, Allah ta’ala berfirman: “Dan yang memikul ‘arsy Rabbmu di hari itu ada delapan malaikat.” (Al-Haaqoh: 17).” [Tafsir As-Sa’di, hal. 732]

Asy-Syaikhul Muhaddits Al-‘Abbad hafizhahullah berkata,

أي: فإذا كان ما بين شحمة أذنه إلى عاتقه سبعمائة عام، فكيف ببقية جسمه؟ أي فهو على ضخامة عظيمة لا يعلم كنهها وقدرها إلا الله سبحانه وتعالى. وقد ذكر هذا الحديث في هذا الباب لأنه يتعلق بإثبات العرش، والله تعالى فوق العرش

 ? “Makna hadits: Apabila jarak antara daun telinga sampai ke bahunya 700 tahun, maka bagaimana lagi dengan sisa bagian badannya yang lain? Artinya malaikat tersebut sangat besar sekali, tidak ada yang mengetahui bentuk dan ukuran mereka kecuali Allah subhanahu wa ta’ala. Dan disebutkannya hadits ini dalam bab ini, karena hadits ini terkait dengan penetapan (keimanan) terhadap adanya ‘arsy, dan Allah ta’ala di atas ‘arsy.” [Syarhu Sunan Abi Daud, 27/195, Asy-Syaamilah]
?#Beberapa_Pelajaran:

1) Keagungan dan kebesaran Allah tabaraka wa ta’ala yang Maha Mampu menciptakan, menguasai dan mengatur seluruh makhluk-Nya, yang besar dan yang kecil. Dan Dialah yang Maha Besar, seluruh makhluk kecil di hadapan-Nya.

2) Dialah Allah satu-satunya yang pantas disembah, mempersekutukan-Nya dengan selain-Nya adalah perendahan terhadap-Nya, karena itu berarti menyamakan-Nya dengan makhluk-makhluk yang kecil lagi hina dan kadang kotor penuh dosa dan najis, oleh karena itu kesyirikan adalah dosa, kezaliman dan kebodohan terbesar.

3) Agungnya ‘arsy Allah ta’ala sebagai makhluk terbesar dan atap seluruh makhluk, Allah di atasnya tanpa membutuhkannya sedikit pun, bahkan ‘arsy dan seluruh makhluk yang butuh kepada-Nya. Dan Allah lebih besar dari seluruh makhluk-Nya.

4) Keutamaan para malaikat yang memikul ‘arsy, maka wajib mencintai dan memuliakan mereka.

5) Keutamaan para ulama, penuntut ilmu dan pengajar kebaikan, dari tiga sisi:

Pertama: Allah ta’ala telah menyebutkan persaksian para ulama dan malaikat terhadap tauhid secara bersamaan,

شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

“Allah bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah melainkan Dia, Yang Menegakkan Keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga mempersaksikannya). Tidak ada yang berhak disembah melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” [Ali Imron: 18]

Kedua: Para ulama, penuntut ilmu dan pengajar kebaikan senantiasa didoakan oleh para malaikat, dan yang mendoakan mereka adalah para pemikul ‘arsy (Lihat Tuhfatul Ahwadzi, 6/484).
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ، وَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ، وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ، وَمَنْ فِي الْأَرْضِ، وَالْحِيتَانُ فِي جَوْفِ الْمَاءِ، وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ، كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ، وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ، وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا، وَلَا دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

“Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu agama, maka Allah akan memudahkan baginya sebuah jalan menuju surga, dan sungguh malaikat menghamparkan sayapnya karena ridho kepada penuntut ilmu, dan sungguh seorang ulama itu dimohonkan ampun baginya penduduk langit dan bumi, sampai ikan di kedalaman laut, dan sungguh keutamaan orang yang berilmu di atas ahli ibadah bagaikan keutamaan bulan di malam purnama di atas seluruh bintang-bintang, dan sungguh para ulama adalah pewaris para nabi, dan sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka siapa yang mengambilnya, ia telah mengambil bagian yang melimpah.” [HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi dari Abu Ad-Darda’ radhiyallahu’anhu, Shahihul Jaami’: 6297]

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالأَرَضِينَ حَتَّى النَّمْلَةَ فِي جُحْرِهَا وَحَتَّى الحُوتَ (فِي الْبَحْرِ) لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الخَيْرَ

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya serta penduduk langit dan bumi, sampai semut di sarangnya, bahkan ikan (di lautan), benar-benar bershalawat atas orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.” [HR. At-Tirmidzi dan Ath-Thabrani dalam Al-Kabir dari Abu Umamah Al-Bahili radhiyallahu’anhu, Shahihul Jaami’: 1838]

Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata,

عَالِمٌ عَامِلٌ مُعَلِّمٌ يُدْعَى كَبِيرًا فِي مَلَكُوتِ السَّمَوَاتِ

“Seorang ulama yang mengamalkan ilmu serta mangajarkannya dimuliakan para malaikat yang ada di langit.” [Diriwayatkan At-Tirmidzi]

Ketiga: Allah ta’ala menyebutkan orang-orang yang hadir di majelis ilmu di hadapan para malaikat yang ada di sisi-Nya. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ، يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ، وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمِ السَّكِينَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ

“Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu agama, maka Allah subhanahu wa ta’ala akan memudahkan baginya jalan ke surga, dan tidaklah satu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah, mereka membaca kitab Allah dan saling mengajarkannya di antara mereka, kecuali akan turun kepada mereka ketenangan, dicurahkan kasih sayang, diliputi para malaikat dan Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan mereka di hadapan malaikat yang ada di sisi-Nya.” [HR. Muslim dari Abu Hurairah radhyillahu’anhu]

6) Para malaikat yang besar lagi gagah perkasa tersebut tunduk kepada Allah ta’ala, senantiasa beribadah kepada-Nya dan tidak pernah bermaksiat kepada-Nya, maka kita sebagai makhluk yang lemah lagi kecil sepatutnya lebih takut dan tunduk kepada Allah jalla wa ‘ala dengan senantiasa menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

7) Para malaikat yang sangat dekat dengan Allah dan paling mulia pun beribadah kepada-Nya, maka tidak patut mereka dipersekutukan dengan Allah ta’ala, dan tentunya makhluk-makhluk yang derajatnya lebih rendah dan lebih jauh dari Allah daripada mereka, lebih tidak patut lagi untuk dipersekutukan dengan Allah ta’ala.

8) Mengenal kebesaran dan keagungan Allah melalui ayat-ayat-Nya dan makhluk-makhluk-Nya.

9) Menyadari kelemahan dan kehinaan kita sebagai makhluk, maka sangat tidak patut untuk menyombongkan diri, dan hakikat sombong adalah menganggap remeh manusia dan menolak kebenaran.

10) Sebagaimana ‘Arsy adalah makhluk yang nyata, demikian pula Malaikat adalah makhluk yang nyata dan memiliki sifat-sifat yang terpuji, dan setan juga makhluk yang nyata dan memiliki sifat-sifat tercela, tidak seperti keyakinan sebagian ahli filsafat bahwa malaikat hanyalah potensi baik dalam diri manusia dan setan hanyalah unsur jelek dalam diri manusia, oleh karena itu diantara perusak aqidah terbesar adalah ilmu filsafat.





MANUSIA YANG DI DOA KAN OLEH PARA MALAIKAT


MANUSIA YANG DI DOA KAN OLEH PARA MALAIKAT PEMIKUL ARSY





Dalam tulisan kali ini Ana ingin mengajak Saudara2ku untuk merenungi dan memahami dua buah ayat dalam Al Qur’an yang bercerita tentang para Malaikat Allah yang tanpa diminta oleh manusia, mereka (Para Malaikat) tersebut ternyata selalu mendo’akan kita (Para Manusia) di dunia agar dimohonkan Ampunan serta dijauhkan dari Azab api neraka.

Marilah kita simak Do’a Para Malaikat tsb sebagaimana tercantum dlm Surat Al Mu’min ayat 7 dan 8 :

(Para Malaikat) yang memikul `Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya
bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya
serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman
(Sambil mengucapkan): "Ya Tuhan kami,
Rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu,
Maka berilah ampunan kepada ORANG-ORANG YANG BERTAUBAT
Dan MENGIKUTI JALAN ENGKAU
Dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang bernyala-nyala,

Ya Tuhan kami,
Masukkanlah mereka ke dalam surga `Adn
Yang telah Engkau janjikan kepada mereka
Dan ORANG-ORANG YANG SALEH di antara
Bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana,

Do’a Para Malaikat itu memberi petunjuk kepada kita bahwa :
1). Di Bumi ini ada orang yang selalu didoakan oleh para Malaikat.
2). Yang didoakan oleh para Malaikat tersebut bukan hanya diri kita tetapi juga seluruh keluarga kita: Orang Tua kita , Istri kita , Keturunan kita.

Siapakan kiranya manusia yang beruntung dan termasuk dalam golongan orang yang didoakan oleh para Malaikat itu ?

Pertama : Manusia yang bertobat dari Kesalahan yang pernah ia lakukan.
Tidak ada manusia yang tidak pernah berbuat salah. Sebaik-baiknya manusia adalah yang pernah berbuat salah kemudian ia menyadari kesalahannya serta bertobat dan tidak mengulangi laki kesalahannya.

Kedua : Manusia yang selalu berusaha mengikuti Jalan yang dituntunkan oleh Allah melalui Nabi Yang Mulia Rasulullah SAW.

Ketiga : Yang selalu mengerjakan Amal Shaleh di antara Bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka.
Dalam ayat lain hal itu juga ditegaskan :
Masuklah engkau ke dalam surga, beserta isteri-isteri engkau untuk digembirakan. (Az Zukhruf : 70).

(Yaitu) surga `Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (Ar Ra’d : 23).

Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya. (Ath Thuur :52).

Kita memang tidak mendengar suara gemuruh para Malaikat Yang sedang bertasbih dan juga selalu mendo’akan kita. Namun melalui Al Qur’an kita mengetahui DAN YAKIN bahwa SAAT INIPUN PARA MALAIKAT TERSEBUT SEDANG BERTASBIH DAN MENDOAKAN KITA.

Mudah-Mudahan kita termasuk kedalam Manusia Yang Dido’akan oleh Para Malaikat tersebut.



Electricity Lightning