Kamis, 17 November 2016

Sejarah Siwak Warisan Nabi


Siwak, Sikat Gigi Warisan Nabi


 
 
Bersiwak? Ini memang bukan kegiatan yang lazim dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Tapi, di negara-negara Timur Tengah, kegiatan mengunyah dan menyikat gigi dengan sebatang kayu kecil ini merupakan sesuatu yang lumrah dan biasa dilakukan setiap hari. 


Mereka menggunakan siwak sebagai alat untuk membersihkan area mulut, terutama gigi. Meski terkesan kuno, siwak masih memiliki banyak penggemar setia. Tak sekadar membersihkan gigi, bersiwak juga memiliki makna yang dalam karena merupakan salah satu sunah Nabi Muhammad SAW. 
 
Sejarah mencatat, siwak telah dikenal dan digunakan sejak berabad-abad lamanya, terutama
oleh bangsa Arab kuno. Tak hanya bangsa Arab kuno, bersiwak juga dipraktikkan oleh masyarakat pada zaman Kerajaan Babilonia, Yunani, dan Romawi.


Di berbagai negara yang menggunakannya, siwak memiliki sebutan yang berbeda-beda. Sekadar contoh, masyakat Tanzania menamakannya miswak. Sedangkan, warga Pakistan dan Indian menyebutnya datan.  


Jangan dikira siwak selalu terbuat dari kayu atau tanaman yang sama. Di Timur Tengah, bahan utama yang sering digunakan adalah pohon arak (Salvadora persica) yang dipotong dengan diameter 0,1 cm sampai lima cm.  Di Afrika Barat, siwak berasal dari pohon limun (Citrus aurantifolia) dan pohon jeruk (Citrus sinesis). 


Lain lagi dengan warga kulit hitam di Amerika, biasanya mereka bersiwak dengan akar tanaman Senna (Cassiva vinea). Sementara, masyarakat India menggunakan kayu pohon neem (Azadirachta indica) untuk membuat siwak.


Melihat sikat gigi yang sangat sederhana ini, tak sedikit orang yang merasa jijik dan menganggap bersiwak tidak higienis. Anggapan itu jelas salah, sebab siwak terbukti mampu membersihkan gigi dan kaya khasiat. 


Sejauh ini, banyak riset yang telah membuktikan khasiat siwak. Salah satunya, penelitian yang dilakukan sejumlah dokter gigi dari King Saud University (KSU), Arab Saudi. Riset itu menunjukkan, proses mengunyah siwak secara berulang menghasilkan getah segar dan silika yang berfungsi membersihkan dan memutihkan gigi. Diketahui pula, di dalam siwak terdapat sejumlah antiseptik alami yang dapat membunuh mikroorganisme berbahaya dalam mulut.


 "Bahkan, pada 1986 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pernah merekomendasikan penggunaan siwak untuk membersihkan gigi dan mulut," ujar Aziza al-Mubarak, salah satu dokter gigi KSU yang terlibat dalam penelitian. 


Tak seperti sikat gigi modern yang banyak beredar sekarang, kata al-Mubarak, siwak memiliki kandungan alami untuk kesehatan gigi dan mulut. 


Seorang dokter gigi lainnya, Majed al-Madani, pun menyatakan hal serupa. ''Siwak mengandung zat alami, seperti pasta gigi. Karena itu, saya merekomendasikan orang-orang untuk menggunakan siwak," katanya, seperti dikutip laman arabnews, beberapa waktu lalu. 


Penelitian lain menunjukkan, siwak mengandung antibakteri alami yang dapat mencegah kerusakan gigi dan penyakit gusi. Siwak juga mengandung zat lain yang bermanfaat mencegah perdarahan pada gusi dan mengurangi risiko kanker mulut. 


Seperti halnya pasta gigi, siwak juga mengandung fluoride dan zat-zat alami lainnya yang dapat membantu melindungi lapisan email pada gigi. Siwak bahkan mampu menjadikan mulut lebih wangi dan segar.


Selain berguna untuk kesehatan mulut, rebusan akar pohon arak yang banyak digunakan masyarakat Arab untuk membuat siwak, juga dapat membantu mengobati gangguan pernapasan dan pencernaan, obat kumur, mengobati bisul, membantu penyembuhan sirosis rahim, melawan tumor, serta menunda siklus menstruasi pada wanita. 

 

Sunah Rasul

 
Dalam Islam, bersiwak untuk membersihkan gigi dan mulut termasuk dalam amalan sunah. Sebuah hadis menyebutkan, ''Ada empat hal yang termasuk dari sunah Rasul, yakni memakai minyak wangi, menikah, bersiwak, dan malu." (HR Ahmad). 


Sementara, hadis lainnya berbunyi, "Siwak membersihkan gigi dan ini menyenangkan Allah. Setiap kali Jibril mengunjungiku, dia menyuruhku menggunakan siwak, hingga aku pun khawatir bahwa menggunakan siwak diwajibkan. Seandainya tidak khawatir akan membebani (merepotkan) umatku, aku akan mewajibkannya." (HR Bukhari dan Muslim). 


Seorang Muslim dapat menggunakan siwak beberapa kali dalam sehari, seperti sesaat sebelum membaca Alquran, setelah makan, sebelum tidur, dan setelah bangun tidur pada pagi hari. Nabi Muhammad SAW sendiri menganjurkan umatnya untuk bersiwak ketika hendak menunaikan shalat. 


Menurut salah satu hadis, keutamaan shalat dengan memakai siwak sebanding dengan 70 kali shalat dengan tidak memakai siwak. Demikian pula setiap kali bertasbih yang diawali dengan bersiwak akan dihitung 70 kali bertasbih.  


Sirah Nabawiyah mencatat, Rasulullah SAW kerap memakai siwak untuk membersihkan gigi pada siang hari tanpa merusak ibadah puasa. Di dalam sebuah Hadis riwayat Bukhari dari sahabat Amir bin Rabiah RA, ia berkata, "Saya melihat Nabi Muhammad SAW membersihkan gigi dengan siwak ketika beliau berpuasa, berulang kali, hingga saya tidak bisa menghitungnya." 


Sayangnya, meski dianjurkan oleh Rasulullah SAW, tak sedikit Muslim yang ''melupakan'' sunah Rasul yang satu ini.  Bahkan, boleh jadi, ada Muslim yang tak tahu tentang siwak dan keutamaannya. Apalagi, dengan kemajuan teknologi, kemunculan berbagai macam produk pasta dan sikat gigi seakan menggeser siwak sebagai alat pembersih gigi.  


Sekadar contoh, Zaina Hamid, Muslimah asal India, mengaku hanya menggunakan siwak untuk membersihkan gigi selama bulan puasa. Hal ini tentu sangat disayangkan, sebab bersiwak dianjurkan dilakukan setiap saat saat berpuasa ataupun tidak. 
 

Si Kecil yang Kaya Khasiat

 
SIWAK
SIWAK
 

Di antara beragam jenis bahan pembuat siwak, pohon arak  (Salvadora persica) adalah yang paling umum digunakan di kawasan Arab atau Timur Tengah. 


Beberapa catatan sejarah menyebut, nama Latin tanaman ini yakni Salvadora persica  diciptakan oleh Dr Laurent Garcin, seorang ahli botani, pengelana, sekaligus kolektor tanaman pohon arak pada 1749. Ia memberikan nama ini sebagai bentuk penghormatan kepada Juan Salvador (1598-1681), seorang ahli obat-obatan dari Barcelona.  


Tanaman ini diduga berasal dari kawasan Persia yang kemudian menyebar ke wilayah-wilayah lain di sekitarnya. Beberapa sumber menyebut, raja-raja Mesir kuno (Fir'aun) dan Babilonia telah menggunakan siwak pada sekitar 7.000 tahun silam. Berabad kemudian, membersihkan gigi dan mulut dengan siwak telah menjadi tradisi yang mendunia, termasuk di negara-negara Muslim. 


Lantas, seperti apa sebenarnya tampilan pohon arak yang kaya khasiat itu? Arak atau Salvadora persica ternyata masuk kategori pepohonan kecil atau semak belukar dengan dahan atau ranting bercabang-cabang. Diameter ranting-ranting ini sekitar 0,1 cm sampai lima cm. 


Jika kulit tanaman ini dikelupas, akan tampak warnanya yang keputihan dan berserat. Nah, serat-serat itulah yang digunakan untuk menyikat atau membersihkan gigi. Selain ranting, siwak juga bisa dibuat dari akar tanaman ini. Berwarna cokelat, akar pohon arak juga memiliki bagian dalam yang berwarna putih.  


Bagaimana dengan aromanya? Siwak dari pohon arak memiliki aroma wangi, seperti seledri dengan cita rasa sedikit pedas. 


Jika diamati lebih detail, pohon arak memiliki daun berbentuk lonjong dengan bunga-bunga kecil berwarna hijau kekuningan. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di lingkungan kering. Pohon arak juga mampu tumbuh di atas lahan dengan kadar garam yang tinggi. Karena itu, selain di gurun, ia pun dapat tumbuh di daerah pesisir. 
 
 
Apakah mendapat pahala dalam penggunaan sikat gigi sebagaimana siwak, apa ada perbedaan diantara keduanya?
Bersiwak bertujuan untuk membersihkan mulut dan gigi dengan menggunakan siwak (yang berasal dari pohon arak)  atau pun dengan sesuatu yang fungsinya sama, yakni bisa membersihkan dengan baik. Tidak dikhususkan bersiwak hanya dengan kayu siwak saja, bisa dari pohon araak maupun yang lainnya.




POHON ARAAK YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN SIWAK



POHON ARAAK YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN SIWAK


Akan tetapi para ulama memberikan catatan bahwa alat untuk bersiwak itu hendaknya tidak mudah hancur, tidak kasar yang bisa merusak gusi, dan tidak menimbulkan bau yang tidak sedap.


Dengan demikian sikat gigi bila digunakan oleh seseorang muslim dengan niat mengikuti sunnah Rasulullah untuk membersihkan mulut dan gigi maka termasuk di dalamnya insya allah, berdasarkan hadits-hadits yang banyak menerangkan tentang keutamaan bersiwak, seperti hadits:

السواك مطهرة للفم ، مرضاة للرب

Bersiwak membuat bersih  mulut dan mendatangkan keridhaan Allah. (Hadits Riwayat Imam Ahmad, An-Nasaai dan Ibnu Maajah)


Akan tetapi banyak kaum muslimin yang berpaling dari penggunaan siwak yang berasal dari pohon araak -padahal lebih utama bersiwak dengannya- karena siwak itu simpel (mudah dibawa), sehingga memungkinkan merealisasikan sunnah di banyak tempat berbeda dengan penggunaan sikat gigi yang hanya terbatas. Misalkan ketika akan shalat (takbiratul ikhram), Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لولا أن أشق على أمتي لأمرتهم بالسواك عند كل صلاة

Sekira tidak memberatkan bagi umatku sungguh akan aku suruh mereka bersiwak setiap hendak shalat”. (Muttafaqun alaih dari hadits Abu Hurairah)

 
 
 
 
 
 

Hadiah Terbaik Adalah Do'a


Hadiah Terbaik Menurut Para Sahabat Nabi


Generasi Salaf amat besar atensi mereka terhadap Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, antusias untuk menyebarkannya, dan hal itu menjadi hadiah paling berharga mereka disebabkan kecintaan mereka terhadap Sunnah Nabi dan semangat mereka untuk mengamalkannya

 

 

Saling memberikan hadiah termasuk perkara yang dianjurkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam . Rasa cinta dan kasih akan terjalin lebih kuat melalui hadiah-hadiah yang diberikan. Perasaan benci dan kaku akan sirna. Hubungan akan bertambah hangat dan akrab antara dua orang Muslim tatkala seseorang dari mereka menyodorkan hadiah kepada yang lain. Pertanyaan yang muncul, apakah hadiah materi merupakan hadiah yang terbaik dan paling berharga bagi orang lain?. Mari kita tengok pandangan Sahabat radhiyallahu ‘anhum tentang hadiah yang terbaik melalui hadits berikut ini.

Imam al-Bukhâri rahimahullah meriwayatkan hadits dalam Shahîhnya melalui jalur ‘Abdur Rahmân bin Abi Lailâ rahimahullah. Ia mengatakan:

لَقِيَنِيْ كَعْبُ بْنُ عُجْرَةٍ فَقَالَ: أَلَا أُهْدِيْ لَكَ هَدِيَّةً سَمِعْتُهَا مِنَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم”. فَقُلْتُ :”بَلَى فَأَهْدِهَا إِلَيَّ”. فَقَالَ :”سَأَلْنَا رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَقُلْنَا: ” يَا رَسُوْلَ اللهِ كَيْفَ الصَّلَاةُ عَلَيْكَمْ أَهْلَ الْبَيْتِ؟ فَإِنَ الله َ عَلَّمَنَا كَيْفَ نُسَلِّمُ “

Ka’b bin ‘Ujrah radhiyallahu ‘anhu menjumpaiku, lalu ia berkata, ‘Maukah kamu aku beri hadiah yang aku dengar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam . Maka, aku menjawab, “Ya. Hadiahkanlah itu kepadaku”. Kemudian ia berkata, “Kami bertanya Rasûlullâh shallallahu ‘alaihi wasallam. Kami mengatakan, ‘Wahai Rasûlullâh, bagaimanakah mengucapkan shalawat kepada engkau wahai Ahlil Bait? (Karena) sesungguhnya Allâh Ta’ala telah mengajarkan kepada kami untuk mengucapkan salam kepada (engkau)’.
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ucapkanlah oleh kalian

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، اَللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.”

Dalam teks hadits di atas, ada dialog menarik antara ‘Abdur Rahmân bin Abi Lailâ rahimahullah dari generasi Tabi’in dan Ka’b bin ‘Ujrah radhiyallahu ‘anhu, seorang Sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam . Dialog yang berisi tawaran hadiah oleh Ka’b radhiyallahu ‘anhu kepada ‘Abdur Rahman bin Abi Laila rahimahullah. Akan tetapi, hadiah yang dimaksud bukanlah hadiah berupa materi duniawi, namun berujud sebuah hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Mari kita simak ulasan Syaikh ‘Abdul Muhsin al-’Abbâd hafizhahullah, seorang Ulama besar dalam bidang hadits dari Madinah, tentang hadits ini dan relevansinya dengan kunci kemenangan umat Islam. Beliau hafizhahullâh mengatakan (dengan bahasa bebas), “Perkataan Ka’b bin ‘Ujrah radhiyallahu ‘anhu kepada Ibnu Abi Lailâ rahimahullah

“‘Maukah kamu aku beri hadiah yang aku dengar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

, menunjukkan bahwa hadits-hadits Rasûlullâh shallallahu ‘alaihi wasallam, mengetahui Sunnah beliau dan pengamalannya merupakan perkara paling penting menurut mereka dan paling disukai oleh hati mereka. Oleh karena itu, Ka’b radhiyallahu ‘anhu mengutarakan apa yang diungkapkannya sebagai hadiah itu untuk mengingatkan tentang pentingnya perkara yang akan ia sampaikan kepada Ibnu Abi Lailâ rahimahullah, supaya ia siap untuk memahaminya dan mempersiapkan diri menerima dan menguasainya.

Ketika generasi Salaf amat besar atensi mereka terhadap Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, antusias untuk menyebarkannya, dan hal itu menjadi hadiah paling berharga mereka disebabkan kecintaan mereka terhadap Sunnah Nabi dan semangat mereka untuk mengamalkannya, maka mereka pun menjelma pemimpin-pemimpin umat manusia dan menjadi terpandang di muka bumi. Kemenangan terhadap musuh menyertai mereka. Begitu juga, kekuatan dan dominasi menjadi milik Islam dan kaum Muslimin. Sebagaimana Allâh Ta’ala berfirman (yang artinya): 

Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allâh, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”. (QS. Muhammad/47:7).

Berbeda keadaannya dengan realita yang kita saksikan pada kaum Muslimin hari ini yang menyedihkan hati, karena tidak ada saling menolong di antara mereka, mereka dalam keadaan bercerai-berai, kurang perhatian terhadap ajaran syariat dan jauh darinya, kecuali orang-orang yang Allâh Ta’ala rahmati yang jumlahnya tidak banyak.

Karena umat Islam sekarang ini demikian keadaannya, maka musuh-musuh mereka tidak memperhitungkan dan tidak pula memikirkan mereka sama sekali. Umat Islam takut terhadap musuh, setelah sebelumnya para pendahulu umat Islam amat ditakuti musuh. Para pendahulu umat telah berhasil melumpuhkan pusat kekuasaan musuh, demikian pula orang-orang yang terdidik oleh mereka.

Apabila seorang Muslim yang cerdas mencermati kandungan hadits mulia ini yang berupa tingginya nilai Sunnah dalam jiwa generasi Salafus Shalih dan agungnya kedudukan Sunnah dalam jiwa mereka, dan Sunnah menjadi bingkisan berharga dari mereka, lalu ia mengalihkan pandangan kepada keadaan kebanyakan orang yang mengaku beragama Islam sekarang ini dan kondisi mereka yang kurang perhatian terhadap syariat dan hidup dengan acuan yang lain, maka ia akan mengetahui rahasia generasi para pendahulu berhasil mengalahkan musuh-musuh, meski jumlah personel dan peralatan perang mereka amat minim, sementara umat Islam sekarang kalah di hadapan musuh, meski jumlah mereka banyak.

Tidak akan tegak kekuatan bagi kaum Muslimin hingga mereka mau kembali kepada al-Qur`an dan Sunnah, dan membuang undang-undang nista produk manusia dan ketetapan-ketetapan lain yang berasal dari luar Islam dan kemudian dilanjutkan dengan membersihkan jiwa-jiwa mereka dan negeri mereka darinya”. (Kutub wa Rasâilu ‘Abdil Muhsin al-‘Abbâd al-Badr Vol II, hlm.560-561).

Hadits ini menjadi dasar penting tentang pemberian hadiah berupa ilmu yang bermanfaat. Hadiah yang berisi paparan tentang kebenaran, ajakan untuk mengikuti kebenaran dan peringatan dari perkara yang dilarang syariat manfaatnya sangat luas dan pahalanya sebanyak orang yang mengikutinya. (Lihat al-Intishâru li Ahlis Sunnah wal Hadîts fî Raddi Abâthîli Hasan al-Mâliki, Syaikh ‘Abdil Muhsin al-‘Abbâd al-Badr, Cet.I, Thn.1424H, hlm. 10).

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهْمْ شَيْئًا

Barang siapa mengajak kepada petunjuk lurus, maka baginya pahala sebanyak pahala orang-orang yang mengikutinya”. (HR. Muslim no.2674)
.
Atas dasar keterangan singkat di atas, mari kita meniru langkah generasi Salaf dalam menyebarluaskan ilmu sebagai hadiah dan bingkisan paling berharga bagi umat. Aktifitas ‘bagi-bagi hadiah’ bisa dipraktekkan secara sederhana dengan menghadiahkan buku-buku saku, atau bahkan lembaran bulletin yang berisi doa-doa dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam , ajaran-ajaran Ahli Sunnah wal Jamaah yang mengagungkan Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan memperingatkan umat dari syirik, bid’ah dan kekeliruan lainnya, hikmah-hikmah dari para Ulama Salaf dan kebaikan-kebaikan lainnya.
Untuk itu, jadikan medsos sebagai media menyebarluaskan kebaikan yang datang dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.  

Wallâhu a’lam.


Rabu, 16 November 2016

Cara Meraih Sholat Yang Khusyu


Cara Meraih/Mendapatkan Sholat Khusyu




 
 
 
 
Semua orang yang mengaku beragama islam wajib minimal paling tidak menunaikan ibadah sholat wajib lima waktu setiap hari, yaitu sholat shubuh, dhuhur, ashar, maghrib dan isya. Sholat merupakan tiang agama yang wajib dijaga oleh setiap umat muslim di seluruh dunia baik yang muda maupun tua, yang miskin maupun kaya, yang sehat maupun yang sakit, yang bodoh maupun yang pandai, dan lain sebagainya.
 
Dalam melaksanakan ibadah sholat diharuskan untuk mengikuti tata cara sholat yang baik mulai dari wudhu, niat, gerakan, tuma’ninah, kekhusyu’an, dan lain-lain. Sholat yang asal-asalan akan memperbesar resiko ibadah solat kita tidak diterima oleh Allah SWT. Diharapkan seluruh umat muslim untuk selalu memperbaiki sholatnya dari waktu ke waktu dengan mempelajari ilmu ibadah dari sumber yang bisa dipercaya dan dijadikan panutan dengan dasar Hadits Nabi Muhammad SAW dan tuntunan para imam besar.
 
Salah satu hal yang cukup penting dalam ibadah sholat baik yang sunah maupun yang wajib adalah khusyu’. khusyuk adalah konsentrasi penuh dalam menjalankan ibadah sholat dengan pikiran berhubungan dan berserah diri kepada Allah SWT serta mampu menikmati setiap detik dari sholat tanpa gangguan pikiran dari hal-hal lain yang bersifat keduniawian. Berikut ini merupakan beberapa kiat-kiat untuk kaum muslimin dan muslimat untuk dapat mencapai ibadah sholat yang khusyu :

1. Pusatkan Pikiran Hanya Kepada Allah SWT

Netralkan pikiran anda dari berbagai hal-hal yang berbau dunia mulai dari masalah pekerjaan, keluarga, sekolah, kampus, harta, tahta, wanita, pria, dan lain sebagainya. Serahkan diri anda sepenuhnya hanya kepadaNya untuk menjalankan kewajiban yang diperintahkan kepada kita.

2. Menyadari Bahwa Kita Sedang Menghadap Tuhan

Ciptakan suatu alam pikiran di mana kita sedang berhadapan dengan sesuatu yang luar biasa dahsyat dan tiada tandingannya di dunia maupun di akhirat. Sesuatu yang lebih dari atasan kita, orangtua kita, preman kampung, lurah, camat, bupati, walikota, gubernur, presiden, artis, jin, setan, iblis, malaikat, dan lain sebagainya.

3. Mempelajari dan Memahami Arti dan Makna Bacaan Sholat

Pelajarilah arti dan makna di balik ucapan-ucapan kita saat sedang sholat, lalu pahami dan hapalkan. Munculkan arti dan makna bacaan sholat kita saat kita sedang sholat.

4. Menganggap Sholat Yang Sedang Dilakukan adalah Sholat Terakhir

Setiap manusia maupun jin tidak ada yang mengatahui secara pasti apa yang akan terjadi di masa yang akan datang termasuk hari kematian. Anggap saja kita akan meninggal dunia saat sholat berlangsung maupun setelah sholat. Orang mukmin yang tahu dia mau wafat maupun mau kiamat besar, maka orang itu akan segera meningkatkan ibadahnya serta menjalankan ibadah dengan sebaik-baiknya.

5. Jika Pikiran Terganggu Segera Kembali Konsentrasi

Apabila anda tiba-tiba tersadar bahwa anda sedang terlena dengan buaian alam pikiran dunia kita, maka bersegeralah kembali kepada arti dan makna bacaan sholat kita atau kembali mengingat Allah SWT.

6. Memperhatikan Kondisi Tubuh Sebelum Sholat

Pastikan bahwa kita sudah merasa nyaman dan siap untuk melaksanakan ibadah sholat kita dengan baik, seperti sudah buang air, sudah makan yang cukup, pikiran sudah netral, bersih dari najis dan hadas, tidak sedang menstruasi, dan lain sebagainya.

7. Memperhatikan Kondisi Lingkungan Sebelum Sholat

Usahakan cari tempat sholat yang terbaik bagi kita dilihat dari aspek kebersihan, kenyamanan, kebisingan, gangguan orang lain, gangguan anak-anak, keamanan, perizinan, dan lain-lain.

8. Sholat Tepat Waktu dan Tidak Terburu-Buru

Agar kita bisa sholat dengan khusyuk kita harus solat pada waktu yang paling utama, yaitu sholat tepat waktu di awal waktunya. Untuk laki-laki sholat berjamaah di masjid atau mushola setelah panggilan adzan dan komat, sedangkan untuk yang perempuan boleh dilaksanakan di rumah. Sholatlah dengan santai dengan menikmati setiap detiknya menghadap langsung kepada sang khalik walaupun sebenarnya anda sedang diburu waktu.

9. Ikhlas Semata-Mata Untuk Mendapatkan Ridho Allah SWT

Buang jauh-jauh tujuan sholat kita selain untuk mendapatkan ridho dari Alloh SWT seperti untuk pamer / riya, ingin dilihat atasan, ingin dilihat pacar, ingin dianggap orang sebagai orang alim, sekedar ikut-ikutan orang lain, dan lain sebagainya.

10. Berusaha Untuk Selalu Memperbaiki Sholat Kita

Muslim yang baik akan terpacu terus-menerus melakukan perbaikan ibadah maupun hal-hal yang lain untuk menyempurnakan dirinya sesuai dengan Al-Qur’an dan tuntunan hadist Nabi Muhammad SAW. Amatlah rugi apabila kita melakukan ibadah belum sesuai dengan kaidah yang ada serta tidak ada keinginan sedikit pun untuk belajar memperbaiki diri.


InsyaAllah bisa bermanfaat, semoga bisa menambah ilmu dan Iman kita terhadap Allah SWT.. Kita lakukan sejak dini …






Apa Sebab Utama yang Menghalangi Kekhusyu-an Saat Shalat? - See more at: http://www.voa-islam.com/read/ibadah/2013/03/08/23538/apa-sebab-utama-yang-menghalangi-kekhusyuan-saat-shalat/#sthash.GIoveFKM.dpuf
Apa Sebab Utama yang Menghalangi Kekhusyu-an Saat Shalat? - See more at: http://www.voa-islam.com/read/ibadah/2013/03/08/23538/apa-sebab-utama-yang-menghalangi-kekhusyuan-saat-shalat/#sthash.GIoveFKM.dpuf
l-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah untuk Rasulullah –Shallallahu 'Ala - See more at: http://www.voa-islam.com/read/ibadah/2013/03/08/23538/apa-sebab-utama-yang-menghalangi-kekhusyuan-saat-shalat/#sthash.GIoveFKM.dpuf

SHALAT YANG DI TERIMA & DI TOLAK ALLAH


Inilah Sholat Yang Diterima dan Ditolak

 

 

Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda, 

“Akan datang suatu zaman dimana orang­-orang berkumpul di masjid untuk shalat berjamaah tetapi tidak seorang pun di antara mereka yang mukrnin.”

Sabda Rasulullah yang mulia di atas jelas menarik bagi kita. Akan muncul pertanyaan di benak kita, “Mengapa shalat yang mereka lakukan tidak dianggap sebagai tanda seorang mukmin? Dan mengapa orang yang melakukan shalat di masjid itu tidak dihitung sebagai mukmin?”

Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan menunjukkan tanda-tanda seorang mukmin. Shalat bukan­lah tanda bahwa seseorang yang melakukannya dapat dise­but sebagai mukmin, tetapi ia merupakan tanda bahwa yang melakukannya adalah seorang Muslim. Oleh karena itu, tanda seorang mukmin ialah shalat ditambah dengan syarat yang lainnya, antara lain :
  1. Pertarna, barangsiapa yang beriman (mu’min) kepa Allah dan Hari Akhir, hendaknya dia menghormati tetangganya.
  2. Kedua, barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir hendaknya dia senang menyambungkan tali persaudaraan.
  3. Ketiga, barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir hendaknya dia berbicara yang benar; dan kalau tidak mampu berbicara dengan benar, maka lebih baik dia berdiam diri.
  4. Keempat, tidak dianggap sebagai orang beriman apabila seseorang tidur dalam keadaan kenyang, sementara para tetangganya kelaparan di sampingnya.
Firman Allah dalam sebuah Hadits Qudsi :

أِنَّمَااَتَّقَبَلُ الصَّلاَةَ مِمَّنْ تَوَاضَـعَ بِهَالِعُظْمَتِىْوَلَمْ يَسْتَطِلْ بِهَا عَلَىخَلْقِى وَلَمْ يَبِتْ مُصِرًّاعَلَى مَعْصِيَّتِى وَقَطَعَ النَّهَارَلِذِكْرِىْ وَرَحِمَالْمَسَاكِيـْنَ وَابْنَ السَّبِيْلَ وَالأَْرْمَلَةَ وَرَحِيْمَ الْمُصَابَ ذَلِكَ نُوْرُهُ كَنُوْرِالشَّمْسِ اَكْلأَُهُ بِعِزَّتِى وَاَسْتَحْفِظُهُ مَلاَءِكَتِىوَاَجْعَلُ لَهُ فِىالظُّلُمَاتِ نُوْرًاوَالْجَهَالَةِ عِلْمًا, مَثَلُهُ عَلَى خَلْقِ كَمَثَلِ الْفِرْدَوْسِ فِىالجَنَّةِ (سـيد سابق:اسلامنا

 
Sesungguhnya Aku hanya akan menerima shalat dari orang yang merendahkan diri dengan salatnya karena kebesaranKu (1), yang tidak menyombongkan diri karena makhlukKu (2), yang tidak mengulangi maksiat kepadaKu (3), yang mengisi sebagian siang dengan berdzikir kepadaKu (4), yang menyayangi orang miskin, orang dalam perjalanan, wanita yang ditinggal mati suaminya, dan mengasihi orang yang ditimpa musibah (5).

Cahayanya bagaikan cahaya matahari.Aku melindungi dia dengan kekuasaanKu. Aku perintahkan malaikat untuk menjaganya.Aku jadikan cahaya dalam kegelapannya.Aku berikan ilmu dalam ketidaktahuannya. Perumpamaanya dibandingkan dengan makhlukKu yang lain adalah seperti perumpamaan firdaus di syurga.

Rasulullah S.A.W telah bersabda bahwa :

 “10 orang shalatnya tidak diterima oleh Allah S.W.T, yaitu : 
  1. Seorang lelaki yang shalat sendirian tanpa membaca sesuatu.
  2. Seorang lelaki yang mengerjakan shalat tetapi tidak mengeluarkan zakat.
  3. Seorang lelaki yang menjadi imam, padahal orang yang menjadi makmum membencinya.
  4. Seorang lelaki yang melarikan diri.
  5. Seorang lelaki yang minum arak tanpa mau meninggalkannya (Taubat).
  6. Seorang perempuan yang suaminya marah kepadanya.
  7. Seorang perempuan yang mengerjakan shalat tanpa memakai tudung.
  8. Imam atau pemimpin yang sombong dan zalim menganiaya. 
  9. Seorang yang suka makan riba’.
  10. Seorang yang shalatnya tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan yang keji dan mungkar.” 
Sabda Rasulullah S.A.W yang artinya :

“Barang siapa yang shalatnya itu tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan keji dan mungkar, maka sesungguhnya shalatnya itu hanya menambahkan kemurkaan Allah S.W.T dan jauh dari Allah.” 

Hassan r.a berkata : 

“Kalau shalatmu itu tidak dapat menahan kamu dari melakukan perbuatan mungkar dan keji, maka sesungguhnya kamu dianggap orang yang tidak mengerjakan shalat. Dan pada hari kiamat nanti shalatmu itu akan dilemparkan semula ke arah mukamu seperti satu bungkusan kain tebal yang buruk.” 


Empat Tanda Orang Yang Sholatnya Diterima

 

 

Mungkin ada yang bertanya, ada orang yang rajin shalat, tapi mengapa shalatnya tidak mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, mulutnya masih saja ceriwis kesana ke mari, telpon sana telpon ke sini, sms-an ke sana kemari, bbm-an ke sana kemari, atau juga menggunakan FB, Twitter dan media social lainnya, hanya untuk menggunjingkan orang.

Orang ini berarti tidak merasakan manfaatnya shalat dalam kehidupannya, dia tidak merasakan kenikmatan dari shalat yang dilakukannya, maka besar kemungkinan shalatnya belum diterima oleh Allah SWT, hal ini di sabdakan oleh Rosulullah SAW:

” Pada hari kiamat nanti ada orang yang membawa shalatnya kepada Allah SWT. Kemudian dia mempersembahkan shalatnya kepada Allah SWT. Lalu shalatnya dilipat-lipat seperti dilipatnya pakaian yang kumal, kemudian dibantingkan ke wajahnya. Allah tidak menerima shalatnya “

Banyak sekali orang yang shalat dan shalatnya akan dibantingkan ke wajahnya, ditolak oleh Allah. Bahkan ada yang yang celaka dengan shalatnya. Seperti yang terdapat dalam firman Allah swt dalam surat Al Ma’un 4-5: 

” Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang melalaikan shalatnya “.

Nah orang-orang yang shalat saja masih bisa celaka, apa lagi yang tidak sholat, bahkan ketika Isra Mi’Raj Nabi bertemu dengan kaum yang dipecahkan kepalanya sampai hancur, siapakah mereka? Lalu apa tanda-tanda shalat yang diterima Allah SWT? Jawabanya diberikan oleh Allah dalam hadist Qudsi .

Allah berfirman : 

“Sesungguhnya Aku hanya akan menerima shalat orang-orang yang merendahkan dirinya-karena kebesaran-Ku, menahan dirinya dari hawa napsu karena Aku, yang mengisi sebagian waktu siangnya untuk berdzikir kepada-Ku, yang melazimkan hatinya untuk takut kepada-Ku, yang tidak sombong terhadap makhluk-Ku, yang memberi makan pada orang yang lapar, yang memberi pakaian pada orang yang telanjang, yang menyayangi orang yang terkena musibah, yang memberikan perlindungan kepada orang yang terasing. Kelak cahaya orang itu akan bersinar seperti cahaya matahari. Aku akan berikan cahaya ketika dia kegelapan. Aku akan berikan ilmu ketika dia tidak tahu. Aku akan lindungi dia dengan kebesaran-Ku. Aku akan suruh Malaikat menjaganya. Kalau dia berdoa kepada-Ku, Aku akan segera menjawabnya. Kalau dia meminta kepada-Ku, Aku akan segera memenuhi permintaannya. Perumpaannya dihadapan-Ku seperti perumpamaan syurga Firdaus”.

Dari hadist qudsi yang cukup panjang di atas di atas, dapat kita ketahui bahwa tanda orang yang shalatnya diterima :

Pertama, merendah diri. Para ulama mengatakan : “Kalau kita sudah berdiri di atas sajadah, sudah mengangkat tangan untuk takbir, ketahuilah bahwa kita sudah meninggalkan dunia ini, sudah meninggalkan Moskow atau Jakarta, sudah meninggalkan planet bumi ini, sudah Mi’raj menghadap Allah SWT. Seperti Rosulullah saw, kita sudah berada di Sidratul Muntaha”

Pada suatu hari orang melihat Imam Ali Zainal Abidin sedang berwudhu dan wajahnya berubah menjadi wajah yang pucat pasi. Tubuhnya gemetar. Ketika ditanya ” Wahai Imam. apa yang terjadi?” Imam Ali Zainal Abidin menjawab: ” Engkau tidak mengetahui di hadapan siapa sebentar lagi aku berdiri”.

Ketika berwudhu Imam Ali Zainal Abidin menyadari sebentar lagi beliau akan berdiri dihadapan Robbul Alamin, Penguasa alam semesta ini. Karena itu, pada waktu wudhunya saja beliau sudah gemeteran, sudah ketakutan., karena sebentar lagi mengahadap Allah.

Kedua, menahan napsu. Orang yang diterima shalatnya oleh Allah mampu mengendalikan hawa napsunya. Pada hari kiamat nanti, Sabda Rosulullah: “ Ada orang yang diistimewakan Allah, dilindungi khusus sebagai orang-orang penting pada hari kiamat. Salah satunya adalah orang yang diajak kencan oleh seorang perempuan yang cantik, yang mempunyai pangkat yang tinggi, tapi dia menolaknya, seraya berkata,” Aku takut kepada Allah SWT ” Itulah contoh orang yang mampu mengendalikan hawa napsunya.

Ketiga, banyak berdzikir. Tanda ketiga orang yang shalat diterima Allah SWT adalah banyak berdzikir. Dalam Al Qur’an kita selain diperintahkan untuk banyak melakukan amal sholeh, disuruh juga untuk beramal dengan sebaik-baiknya, hal ini difirmankan Allah yang artinya : “Allah akan menguji kamu siapa yang paling baik amalannya “.

Jadi Allah akan menguji manusia, siapa yang paling baik amalannya (hasanu amalan) dan bukan yang paling banyak amalannya (aksaru amalan). Lebih bagus lagi, manusia itu banyak amalnya dan baik amalannya.

Keempat, solideritas sosial pada sesama. Tanda yang lain dari orang yang shalatnya diterima adalah suka berderma dengan memberikan makanan kepada orang yang lapar atau memberikan pakaian pada orang yang tak punya, dia menyayangi orang yang terkena musibah dan memberikan perlindungan kepada orang yang terasing. Disinilah realisasi orang yang shalatnya diterima dan bila dikaitkan dengan negara kita yang sedang krisis, solideritas sosial dari yang mampu kepada yang tak punya sangat diperlukan.

Bila hal tersebut di atas sudah dilakukan, maka dari wajah orang yang shalatnya diterima akan memancarkan cahaya yang bersinar, cahaya yang menerangi kegelapan dan Allah akan memberikan ilmu pada saat dia tidak tahu.

Dalam hadist yang lain Rosulullah SAW menyebutkan bahwa salah satu cara mendekatikan diri kepada Allah SWT ialah bersipat dermawan dan senang membantu orang lain, terutama pada orang yang sedang kesulitan. Rosulullah bersabda :

” Orang yang dermawan dekat dengan Allah, dekat dengan manusia dan dekat dengan syurga, sedangkan orang yang bakhil atau pelit, jauh dari Allah, jauh dari manusia dan dekat dengan neraka”

Orang Dermawan insya Allah akan menemukan kenikmatan di dalam shalatnya, dia akan memperoleh kenikmatan didalam shalatnya, karena dia dijaga oleh para Malaikat, diberi cahaya dalam kegelapan dan diberi ilmu secara langsung oleh Allah SWT masuk kedalam hati sanubarinya.

Pada saat peperangan di Jaman Rosulullah banyak morang yang Yahudi yang dihukum mati. Ketika seorang tawanan mau dihukum mati, tiba-tiba malaikat Jibril datang memberi tahu Rosulullah, supaya orang Yahudi itu dibebaskan. Diberitahukan bahwa orang Yahudi yang satu ini suka memberikan makanan, manjamu tamu dan suka menolong fakir miskin. Katika Rosulullah datang memberitahukan kepada orang Yahudi itu bahwa dia dibebaskan.

Dia( Orang Yahudi) bertanya : “Mengapa?”
Nabi menjawab ” Allah baru saja memberitahukan padaku bahwa kamu suka membantu orang miskin, suka menjamu tamu dan suka memikul beban orang lain” Orang yahudi itu bertanya kembali ” Apakah Tuhanmu menyukai perilaku itu ?”
Nabi manjawab:” Betul, Tuhanku menyukai hal itu”
Waktu itu juga orang Yahudi itu memeluk Islam. Dia memeluk Islam karena sifat kedermawanannya dicintai Allah SWT.

Orang yang suka memberikan pertolongan, tidak mempersulit orang lain, tidak menahan hak orang lain dan memudahkan urusan orang lain, Insya Allah akan memperoleh kenikmatan dalam shalat, dan orang yang merasakan kenikmatan dalam shalat adalah salah tanda bahwa shalatnya diterima.

Dan orang yang shalatnya diterima Allah niscaya Allah menyintainya dan orang dicintai Allah akan terbukalah baginya segala pintu langit dan bumi, terbukalah segala macam dinding penghalang, terbukalah segala macam selubung kegelapan yang melanda jiwanya.

Nur Allah masuk kedalam hatinya, cahaya Allah masuk kedalam jiwanya, dan terbentuklah jiwa yang mut’mainnah, jiwa yang tenang, jiwa yang ridho dan diridhoi olehNya. Jiwa yang semacam ini tidak takut pada segala macam krisis yang melanda, tidak takut kehilangan jabatan yang fana, tidak takut pada kedudukan yang nestapa, tidak takut kekacauan duniawi, tidak takut hinaan, cacian, makian, ujian, cobaan dan sebagainya, yang dia takuti cuma Allah, Allah dan Allah.

Bila dihati orang yang shalatnya diterima hanya semata-semata Allah,maka tak ada lagi kesempatan untuk membenci, mengunjingkan, iri, dengki dan hasud pada orang lain, bahkan memusuhi setanpun dia tak sempat! Seperti yang dikatakan oleh wanita sufi Rabi’ah Al Adiwiyah :

” Hatiku sudah penuh dengan Allah, tak ada tempat lagi untuk memusuhi setan!”

Orang yang merasakan nikmatnya shalat, tidak akan memusuhi, membenci dan mengutuk siapapun, karena dia bukan pencipta dan pemberi rejeki kepada siapapun. Dia tidak sekali kali meremehkan seseorang, karena dia mengetahui banyak kekasih Allah berasal dari orang yang dianggap hina dina.

Orang yang merasakan nikmatnya shalat, bila dia punya jabatan, jabatannya akan dipergunakan untuk mendekati Allah, diajak bawahannya untuk mengabdi kepada Allah, karena dia mengetahui jabatan itupun sebenarnya bukan miliknya, tapi amanat Allah yang dititipkan kepadanya. Yang nantinya dimintai pertanggung jawaban dihadapan Illahi Robbi.

Makanya ketika Umar Bin Khattab dipilih menjabat khalifah, dia tidak menyebut ” Alhamdulillah” tapi ” Astagfirullah” dia mohon ampun kepada Allah, mengapa? karena yang terbayang dimatanya- bukan kursi empuk dengan berbagai macam fasilitas yang diterimanya, tapi amanat Allah, tanggung jawab kepada Allah itulah yang terbayang dalam pikiranya, bisakah dia mengemban amanat yang dipikulkan kepadanya? Bisakah dia berlaku adil kepada bawahannya?

Bila tidak, nerakalah tempatnya dan pemimpin yang tidak adil, termasuk orang yang tidak dilihat oleh Allah di akherat nanti, dan tidak mendapat ampunan Allah. Orang-orang yang diperlakukan tidak adil akan mengadukan hal tersebut kepada Allah dan Allah akan menjawabnya!

Inilah yang ditakutkan oleh Umar bin Khatab sebagai pemimpin, bandingkan dengan pejabat-pejabat sekarang, jauh sekali bedanya! Umar bin khattab adalah salah satu contoh orang yang sudah merasakan nikmatnya shalat, bahkan dalam shalatpun dia suka menangis, menangisi segala dosa-dosa yang pernah dilakukannya.


Sebelum mengakhiri kajian singkat ini, mari kita bertanya pada diri kita sendiri, sudahkan kita shalat dengan benar? Sudahkah sujud kita, rukuk kita, tuma’ninah kita benar? Mari kita sempurnakan shalat kita dengan sebenar-benarnya, sehingga shalat kita menjadi khusu’, insya Allah shalat yang penuh dengan kekhusu’an dan keikhlasan akan diterima oleh Allah SWT. Amin.

Dan bagi yang belum juga terpanggil hatinya untuk melakukan shalat, saya mengajak dan segala kerendahan hati, marilah shalat, marilah mencapai kemenangan, hayya alashalat, hayya alal falah. Mau kapan lagi? Usia semakin tua, umur semakin berkurang, apa yang engkau cari wahai saudaraku? Masih tidak cukupkah rejeki yang engkau terima dari Allah? Tidak cukupkah gaji yang engkau terima? Mengapa engkau lupakan Allah?
Padahal Allah telah begitu banyak memberi padamu dan Dia tidak mengaharapkan apa-apa darimu, lalu mengapa engkau berpaling wahai saudaraku? Kalau pakai bahasa Nabi,  

Ummati….ummati….ummati, ummatku… ummatku… ummatku. Shalat …..Shalat …..shalat!




Bakteri yang Menguntungkan dan Merugikan



35 Peran Bakteri dalam Kehidupan Manusia yang Menguntungkan dan Merugikan

 

 

Mungkin sudah tidak asing lagi pembahasan mengenai bakteri. Tahukah anda peran bakteri dalam kehidupan manusia? bakteri memang selalu berada disekitar kita yang tidak bisa kita ketahui, peran bakteri dalam kehidupan manusia memang bermacam-macam ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan sehingga diperlukannya antisipasi dalam menjaga kesehatan tubuh manusia yang rentan terkena penyakit.

Berikut adalah peran bakteri dalam kehidupan manusia yang menguntungkan dan merugikan :


Menguntungkan 







Berikut adalah peran bakteri dalam kehidupan manusia yang menguntungkan :

  1. Lactobacillus acidophilus
Bakteri pertama yang menguntungkan dalam kehidupan manusia adalah lactobacillus acidophilus. Bateri ini merupakan salah satu jenis bakteri yang menguntungkan bagi manusia, karena memilik pengaruh yang sangat baik apabila ditambahkan ke dalam susu. Ya, bakteri jeis ini biasanya banyak ditambahkan sebagai bahan tambahan pada produk susu, seperti susu bubuk, susu siap minum, dan jenis produk susu lainnya. Fungsi utama dari bakteri ini di dalam produk susu adalah untuk menambah nilai gizi dari susu sehingga lebih bergizi dan juga bermanfaat dibandingkan susu segar yang belum ditambahkan apa-apa di dalamnya
  1. Tobacillus acidophilus
Bakteri tobacillus acidophils ini merupakan jenis bakter berikutnya, yang masuk ke dalam genus lactobacillus. Bakteri merupakan enis bakteri yang mampu menciptakan asam di dalam berbagai produk. Sama seperti jenis bakteri lactobacillus acidophilus, biasanya bakteri tobacillus ini juga sering ditambahkan ke dalam produk susu, seperti butter, cream, desser, dan juga yoghurt. Bakteri ini berfungsi untuk mengubah gula dan juga karbohidrat menjadi asam laktat, sehingga sering juga dikenal dengan nama bakteri asalm laktat. Bakteri ini bekerja dengan menurunkan ph pada produk tertentu, dan berguna untuk mengurangi perutumbuhan organisme lain di dalam sebuah makanan yang dapat membahayakan tubuh.
  1. Cyanocobalamin
Bakteri yang bermanfaat bagi tubuh berikutnya adalah bakteri cyanobalamin. Bakteri ini merupakan jenis bakteri yang sangat baik untuk manusia, karena merupakan jenis bakteri yang membantu memproduksi vitamin B 12 selama proses pencernaan didalam tubuh manusia berlangsung. Bakteri ini juga memiliki peran penting sebagai jenis bakteri probiotik, yang juga dikeal sebagai bakteri baik di dalam tubuh.
  1. Acidophilus bifidus
Acidopholus bifidus merupakan jenis bakteri baik lainnya yang bermanfaat dalam kehidupan manusia. Bakteri ini merupakan jenis bakteri yang fungsinya sangat penting, karena mampu untuk membantu menurunkan kadar kolestrol di dalam tubuh. fungsi lain dari bakteri ini adalah untuk mencegah tumbuhnya jamur jahat di dalam tubuh kita, yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Singkatnya, bakteri ini sangat baik untuk kesehatan tubuh dan mampu meningkatkan daya tahan tubuh anda.
  1. Streptomyces
Bakteri berikutnya yang juga merupakan salah satu jenis bakteri yang penting dan juga bermanfaat untuk manusia adalah bakteri Streptomyces. Jenis bakteri ini merupakan salah satu bakteri yang sangat penting dalam proses pembuatan antibiotic. Antibiotic sendiri merupakan salah satu jenis zat ataupun bisa kita bilang sebagai obat yang berfungsi untuk mencegah agar tubuh terhindar dari biotik-biotik yang dapat mengganggu kesehatan tubuh. hal ini terjadi terutama ketika tubuh kita sedang berada pada dayatahan tubuh yang rendah, dan terserang penyakit akibat virus.
 
  1. Coli
Kita tentu sudah seringkali mendengar isitilah bakteri ini. ya, banyak yang menyebutkan bahwa bakteri e.colii ini merupakan jenis bakteri jahat yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan gangguan kesehatan lainnya. Hal ini memang benar, terutama apabila bakteri tersebt masuk ke dalam tubuh dari air ataupun benda konsumsi yang belum matang. Namun demikian, di lambung kita, ternyata bakteri e.coli memiliki fungsi penting dan bermanfaat. Fungsi dari bakteri e.coli ini adalah untuk membantu proses pencernaan di dalam tubuh, serta mampu memproduksi vitamin B kompleks dan juga vitamin K, yang tentu saja sangat penting untuk kesehatan tubuh kita.

Selain ke 6 jenis bakteri yang bermanfaat bagi manusia tersebut, ada beberapa jenis bakteri baik lainnya yang bisa kita ketahui. Berikut ini adalah beberapa jenis bakteri yang bermanfaat bagi tubuh lainnya :
  1. Streptococcus mutans
  2. Staphylococcus epidermis
  3. Proprionibacterium acnes
  4. Acidopholus bcateria
  5. Flora usus
  6. Bakteri probiotik
  7. Saccharomyces boulardii
  8. Baktri anaerob
Merugikan





Selain ada bakteri yang menguntungkan manusia, tentu ada pula bakteri-bakteri yang merugikan manusia. Apa saja bakteri-bakteri yang merugikan manusia? Berikut ini adalah bakteri-bakteri yang dapat merugikan manusia :
  1. Neisseria gonorrchoeae
Merupakan jenis bakteri merugikan yang sering tinggal di dalam tubuh manusia, atau menjadikan manusia sebagai inangnya. Bakteri ini dapat menyebabkan kerugian berupa kencing nanah baik pada wanita maupun pada pria.
  1. Bordetella pertussis
Merupakan bakteri merugikan lainnya yang juga menjadikan manusia sebagai inangnya. Bakteri ini menimbulkan kerugian pada manusia berupa menyebabkan munculnya gejala batuk rejan pada manusia, yang sangat mengganggu.
  1. Treponema pallidum
Bakteri jenis ini merupakan jenis bakter yang cukup berbahaya, karena dapat menyebabkan munculnya PMS alias penyakit menular seksual, yaitu penyakit sifilis yang berbahaya
  1. Coxiealla burnetti
Bakteri in tidak hanya menjadikan mausia sebagai inangnya, namun juga beberapa hewan ternak. Bakteri jenis ini dapat menyebabkan munculnya gejala demam yang ditularkan melalui hewan ternak dan juga udara.
  1. Clostridium botulinum
Merupakan jenis bakteri yang bisa hidup dimana saja. Kerugian dari bakteri ini bagi manusia adalah dapat menyebabkan penderitanya mengalami keracunan makanan.
  1. Clostridium Tetani
Bakteri merugikan yang satu ini bisa berdiam di mana saja, tidak hanya menjadikan manusia sebagai inangnya. Kebanyakan bakteri ini memberikan dampak buruk pada manusia berupa munculnya penyakit tetanus.

Bakteri yang merugikan lainnya, selain ke-enam jenis bakteri di atas, masih banyak sekali jenis bakteri lainnya yang bisa merugikan manusia. Berikut ini adalah beberapa jenis bakteri merugikan manusia yang lainnya :
  1. Mycobacterium leprae
  2. Treponema pallidum pertenue
  3. Mycobacterium tuberculosis
  4. Corynebacterium diphtheria
  5. Bacillus anthracis
  6. Francisella tularensis
  7. Vibrio cholera
  8. Propionibacterium acnes
  9. Candidatus liberibacter asiaticus
  10. Streptococcus mutans
  11. Pseudomonas solanacrearum
  12. Vibrio parahaemolyticus
  13. Agrobacterium tumefaciens
  14. Salmonella typhi, Salmonella paratyphi
  15. Staphylococcus aureus
Kebanyakan bakteri-bakteri tersebut merupakan jenis bakteri yang bisa menyebabkan banyak macam penyakit dan juga gangguan kesehatan pada manusia, yang bisa masuk ke dalam tubuh manusia karena kurang bersihnya makanan yang dimakan, sehingga bakteri tersebut bisa masuk ke dalam tubuh manusia dan merugikan.




Electricity Lightning