Kamis, 29 September 2016

Bolu Panggang Ketan Hitam



Resep Membuat Bolu Panggang Ketan Hitam Manis

 





Bahan – Bahan :

  • 6 butir telur ayam ukuran sedang
  • tepung ketan hitam 150 gr
  • mentega 100 gr ( dilelehkan )
  • 1/2 sendok teh garam halus
  • cake emulsifier 1 sendok makan
  • vanili bubuk 1/2 sendok teh
  • santan kelapa 120 ml
  • gula pasir 150 gr

Cara Membuat Bolu Panggang Ketan Hitam

  1. Campurkan tepung ketan hitam, garam dan vanili bubuk, aduk rata
  2. Masukkan telur ayam, cake emulsifier dan gula pasir dalam satu wadah lalu kocok dengan mixer sampai mengembang
  3. Masukkan campuran tepung sedikit demi sedikit sambil diayak, aduk rata
  4. Tuang santan kelapa dan margarine sambil diaduk hingga merata
  5. Siapkan loyang yang sudah dioles dengan mentega dan ditaburi tepung lalu tuang adonan kedalamnya
  6. Panggang dalam sampai bolu benar-benar mengembang dan matang
  7. Angkat lalu dipotong-potong dengan ukuran sesuai selera dan siap untuk disajikan.

Red Velvet Cake Manis


Resep Membuat Red Velvet Cake Manis

 





Bahan-bahan :
  • Tepung terigu protein rendah 200 gram
  • Garam 1/2 sendok teh
  • Coklat bubuk 65 gram
  • Gula pasir 200 gram
  • Unsalted butter 113 gram (potong dadu kecil lalu diamkan pada suhu ruang)
  • Telur 3 butir
  • Vanilla essence oil/pure vanilla extrack 1/2 sendok teh
  • Butter milk 240 mili liter ( bisa juga dengan mencampurkan susu segar dengan 1-2 perasaan jeruk nipis/lemon/cuka. aduk, lalu diamkan selama 10 menit sebelum digunakan)
  • Pewarna makanan merah cair 2 sendok makan (atau bisa disesuaikan menurut selera)
  • Distilled vinegar 1 sendok teh
  • Baking soda 1 sendok teh
Bahan Frosting :

  • Cream cheese 250 gram (diamkan dalam suhu ruang agar lembek)
  • Unsalted butter 100 gram (potong dadu kecil dan diamkan didalam suhu ruang)
  • Gula halus 150 gram (jika menggunakan gula pasir dihaluskan dahulu menggunakan blender)
  • Krim kental 100 gram (pilih yang non dairy cream)

Cara Membuat Red Velvet Cake

  1. Langkah awal, campur dan ayam tepung terigu, coklat bubuk dan garam dalam satu wadah.
  2. Setelah itu siapkan loyang, olesi dengan mentega dan taburi dengan tepung terigu, lapisi dasarnya dengan kertas roti dan olesi lagi dengan mentega jika anda menggunakan kertas roti biasa. gunakan loyang bulat diameter 20 centi meter dan tinggi 5 centi meter.
  3. Selanjutnya panaskan oven pada suhu 180 celcius.
  4. Kemudian dengan menggunakan mixer, kocok mentega hingga lembut dan creamy kurang lebih selama 2-3 menit. lalu dengan kecepatan rendah, masukan gula halus sedikit demi sedikit. kocok hingga adonan ringan, mengembang dan berwarna agak pucat. kurang lebih selama 3 hingga 5 menit.
  5. Masukkan telur satu persatu, caranya masukkan satu telur, kocok terlebih dahulu hingga tercampur rata baru masukkan telur selanjutnya. lalukan terus hingga telur habis.
  6. Masukkan vanilla, aduk rata. jangan lupa aduk dengan menggunakan spatulla agar adonan tercampur dengan rata.
  7. Campurkan pewarna merah ke dalam gelas wadah buttermilk, aduk rata.
  8. Gunakan kecepatan rendah, masukkan tepung terigu bergantian dengan buttermilk(yang sudah dicampur pewarna). dengan urutan tepung-buttermik-tepung-buttermilk-tepung. jika sudah tercampur rata, matikan mixer.
  9. Dalam wadah kecil campur baking soda dengan distilled vinegar. biarkan berbusa karena percampuran tadi, segera masukkan ke dalam adonan. aduk rata. campurkan baking soda dan cuka ini adalah untuk membentuk serat yang khas pada red velvet.
  10. Setelah tercampur dengan rata, masukkan ke dalam loyang dan panggang pada suhu 180 derajat celcius selama 40 hingga 50 menit atau sampai tes tusuk tidak ada adonan yang menempel.
  11. Setelah matang, keluarkan dari oven lalu diamkan dalam loyang kurang lebih selama 5-10 menit. keluarkan dari loyang dan dinginkan dalam rak kawat. jika sudah dingin, masukkan kedalam kulkas. cake red velvet ini sangat rapuh, jadi jika kita paska membelahnya dalam keadaan hangat pasti hasilnya kacau balau/remuk :D. diamkan dulu dikulkas kurang lebih selama 1-3 jam.

Cara Frosting Red Velvet Cake

  1. Langkah awal kocok cream cheese sampai lembut, lalu masukkan mentega, whipcream dan gula halus. lanjutkan mengocok hingga adonan mengental dan siap digunakan.
  2. Frosting cake siap digunakan langsung atau diamkan dahulu didalam kulkas.




Brownies Kukus Gulung


Resep Membuat Brownies Kukus Gulung

 

 

Bahan-bahan yang di siapkan

  • Telur ayam berukuran besar sebanyak 6 butir
  • Gula pasir sebanyak 225 gram
  • Emulsifier sebanyak ½ sendok teh
  • Garam sebanyak ¼ sendok teh
  • Vanila sebanyak 1 sendok teh
Bahan yang dicampurkan :
  • Tepung terigu dengan protein sedang sebanyak 125 gram
  • Cokelat bubuk sebanyak 50 gram
Bahan yang dicairkan :
  • Minyak goreng sebanyak 125 gram
  • Margarin sebanyak 50 gram
  • Dark chocolate batangan sebanyak 100 gram kemudian iris tipis
Bahan untuk filling :

  • Selai buah seperti strawberry, blueberry, atau yang lainnya (sesuai dengan selera masing-masing)

Cara membuat brownies kukus gulung yang mudah dan juga praktis

  1. Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah dengan memanaskan kukusan atau dapat juga menggunakan sebuah dandang yang tutupnya dilapisi oleh sebuah lap bersih atau serbet, setelah itu siapkan dua buah loyang dengan ukuran 28x28cm dengan tebal 3cm kemudian olesi dengan margarin lalu lapisi dengan kertas roti dan sisihkan.
  2. Langkah kedua yang harus dilakukan adalah dengan mengocok bahan-bahan seperti telur, emulsifier, gula pasir, dan juga garam, dengan menggunakan mixer berkecepatan tinggi hingga adonan mengembang dan mengental, masukan vanila kemudian aduk kembali hingga tercampur rata. Setelah itu masukan campuran tepung terigu dengan cokelat bubuk yang telah anda buat tadi dan aduk kembali secara perlahan hingga adonan tercampur rata dengan menggunakan spatula, atau dapat juga dengan menggunakan mixer namun menggunakan kecepatan paling rendah.
  3. Langkah selanjutnya adalah dengan memasukan bahan yang sudah anda cairkan sebelumnya kedalam adonan tadi dan aduk kembali dengan menggunakan spatula secara perlahan hingga seluruh adonan tercampur rata. Setelah itu, tuangkan adonan tersebut secara merata pada dua loyang yang telah anda persiapkan sebelumnya, kemudian masukan loyang yang berisi adonan tersebut pada kukusan yang telah dipanaskan dan kukus adonan selama kurag lebih 10 hingga 12 menit dengan menggunakan api sedang.
  4. Kemudian angkat loyang tersebut dan langsung balikan loyang pada wadah yang beralas kertas roti dengan ukuran yang lebih besar, setelah itu olesi dengan filing yang telah anda siapkan sebelumnya dan gulung adonan brownies tersebut hingga padat namun jangan terlalu keras. Potong-potong brownies kukus gulung hasil kreasi anda tersebut sesuai dengan selera, dan dapat disajikan selagi hangat.




Rabu, 28 September 2016

Kisah Teladan Rasulullah SAW


20 Kisah Teladan Rasulullah SAW 

 

20 Kisah Rasulullah Yang Menunjukkan Tingginya Kasih Sayang Baginda:

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ...

Kisah hidup Rasulullah SAW yang menunjukkan betapa tingginya sifat kasih sayang baginda. Ditengah musimpolitik berapa banyak saudara kita muslim yang terang terangan membuka aib orang laian bahakn sampai memfitnah, mari kita teladani baginda Rasul.




20 Kisah Teladan Rasulullah SAW:

 

1. Pernah seorang Arab Badwi menarik dengan begitu kasar jubah buatan Najran yang kasar kainnya, yang dipakai oleh Rasulullah SAW hingga berbekas leher baginda. Tetapi Rasulullah SAW tidak marah, malah menghadiahkan jubah itu kepada Arab Badwi tersebut.

2. Seorang wanita tua selalu menyakiti Rasulullah SAW dengan meletakkan duri, najis dan lain-lain halangan di jalan yang selalu dilalui oleh Rasulullah SAW. Namun Rasulullah SAW tidak bertindak balas. Pada satu ketika apabila wanita itu sakit, Rasulullah SAW menziarahi dan menunjukkan kasih sayang terhadapnya. Wanita tua itu terharu dengan kebaikan Rasulullah, lantas memeluk Islam di tangan baginda.

3. Rasulullah SAW pernah dilihat oleh para Sahabatnya mencium anak kecil, lantas seorang Sahabat menegurnya, “Engkau mencium anak kecil, ya Rasulullah?” Kerana pada sangkaannya Rasulullah tidak pernah mencium anak kecil. Baginda mengiyakan lantas bersabda, “Barang siapa tidak mengasihi, dia tidak akan dikasihi.”

4. Rasulullah SAW sangat mengasihi Sahabat-sahabatnya. Jika seorang Sahabat sudah dua tiga hari tidak kelihatan, baginda akan bertanya, “Ke mana perginya si polan si polan itu…”

5. Jika ada orang yang meminta tolong pada Rasulullah SAW, tidak pernah baginda tidak menunaikannya. Baginda sangat prihatin dan amat mengambil berat kesusahan orang lain. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang menunaikan satu hajat saudaranya, akan ALLAH tunai 70 hajatnya.”

6. Pernah satu ketika seorang Arab Badwi kencing di satu sudut dalam Masjid Nabi. Ada di antara para Sahabat marah kerana sikap tidak beradab itu. Tetapi Rasulullah SAW tetap tenang dan berkata, “Biarkan dia menyelesaikan hajatnya…” Setelah lelaki tersebut selesai, Rasulullah SAW sendiri membasuh najis itu dan kemudiannya barulah memberitahu Arab Badwi tersebut adab-adab di dalam masjid.





7. Ketika Rasulullah SAW berdakwah dengan anak angkatnya Zaid bin Harisah di Thaif, baginda telah dibaling dengan batu oleh kanak-kanak dan pemuda-pemuda nakal yang disuruh berbuat begitu oleh penduduk kota tersebut. Akibatnya, lutut Rasululah SAW telah berdarah. Melihat penganiayaan itu, malaikat sangat marah sehingga menawarkan untuk menghempap penduduk Thaif dengan bukit-bukit sekitar bandar itu. Tetapi Rasulullah SAW menolaknya dan berkata, “Jangan, mereka tidak tahu saya ini rasul-Nya.” Malaikat menjawab: “Tuan benar.” Selepas itu baginda terus berdoa untuk penduduk Thaif: “Ya ALLAH berilah petunjuk bagi kaumku, mereka tidak mengetahui.”

8. Pernah seorang Sahabat duduk secara menghimpit paha atas paha dengan Rasulullah SAW. Baginda membiarkannya sahaja untuk menjaga hati Sahabat tersebut supaya tidak menganggap yang Rasulullah SAW tidak sudi duduk bersamanya.

9. Sewaktu hijrah ke Madinah, Rasulullah SAW telah dikejar dengan kuda oleh seorang bernama Suraqah yang bercita-cita merebut hadiah yang ditawarkan oleh kafir Quraisy Makkah jika berjaya membunuh Rasulullah SAW. Setiap kali kuda Suraqah mendekati Rasulullah SAW, setiap kali itulah kudanya tersungkur jatuh. Rasulullah SAW tidak bertindak apa-apa. Rasulullah memaafkannya. Akhirnya Suraqah menyerah dan berjanji tidak akan cuba membunuh Rasulullah SAW lagi.

10. Satu ketika seorang musuh bernama Da`thur mendapati Rasulullah SAW sedang berehat di satu batu. Dia terus melompat dan meletakkan pedangnya di leher Rasulullah SAW dan berkata, “Siapa yang akan menyelamatkan nyawa kamu dan tanganku?”

Rasulullah SAW spontan menjawab, “ALLAH!”

Mendengar jawapan Rasulullah itu, Da`thur menggeletar hingga pedangnya jatuh daripada tangan.

Rasulullah SAW mengambil pedang itu dan bertanya, “Kali ini siapa yang akan menyelamatkan kamu dari tanganku?”

Da`thur tergamam dan menjawab, “Tiada siapa.”

Akhirnya Rasulullah SAW memaafkan Da`thur. Melihat kasih sayang yang ditunjukkan oleh Rasulullah SAW itu, Da`thur pun mengucap dua kalimah syahadah (masuk Islam).

11. Rasulullah SAW sangat penyayang dengan anak-anaknya dan bertimbangrasa dengan isteri-isterinya. Pada kesilapan isteri-isterinya, baginda selalu memberi maaf. Baginda juga membantu kerja-kerja rumah dan menampung jubah dan kasutnya sendiri.

12. Rasulullah SAW selalu berjalan dengan fakir miskin dan sering menziarahi janda-janda, bertanya akan keperluan hidup mereka. Bahkan dengan orang-orang miskin dan melarat, baginda selalu duduk bersama mereka, berbual, makan minum dan bermesra dengan mereka.

13. Pernah di satu pagi Hari Raya, Rasulullah SAW bertemu seorang kanak-kanak yang menangis di tepi jalan. Baginda terharu dan bertanya, “Mengapa engkau menangis?” Kanak-kanak tersebut menjawab, “Ayah saya telah mati syahid sementara ibu saya sudah berkahwin lain. Nasib saya terbiar dan saya tidak ada baju barn dan lain-lain persediaan untuk berhari raya.” Rasulullah SAW mengalirkan air mata mengenangkan nasib kanak-kanak tersebut. Baginda berkata: “Sukakah kamu kalau aku menjadi ayahmu dan Aisyah (isteri Rasulullah) menjadi ibumu?” Sungguh tidak terkira gembiranya rasa hati kanak-kanak itu, bila mendengar Rasulullah SAW yang mulia menjadi ayahnya. Baginda pun membawa pulang kanak-kanak tersebut ke rumahnya. Kanak-kanak itu dimandikan, dipakaikan dengan baju raya dan dijamu makan. Betapa gembiranya hati kanak-kanak itu, begitulah gembiranya hati Rasulullah SAW kerana dapat menggembirakannya.

14. Pada ketika yang lain, dalam perjalanan menuju ke pasar, Rasulullah SAW melihat seorang budak (hamba sahaya) sedang menangis di tepi jalan. Bila baginda tanyakan mengapa menangis, budak itu menjawab bahawa dia menangis kerana duit yang diberi oleh tuannya telah hilang. Rasulullah SAW terus mengganti duit yang hilang itu dengan duit baginda sendiri. Tetapi apabila baginda balik dari pasar, dilihatnya budak yang sama masih menangis. “Kenapa kamu masih menangis?” tanya Rasulullah SAW. “Kali ini saya menangis kerana takut dimarahi dan dipukul oleh tuan saya kerana saya sudah terlambat pulang dan pasar,” jawab budak itu.

Untuk mengelakkan budak itu daripada dimarahi, Rasulullah SAW sendiri menemaninya pulang. Rupanya rumah itu dihuni oleh sekumpulan wanita. Rasulullah SAW terus memberi salam. Setelah tiga kali memberi salam, barulah salam Rasulullah SAW itu dijawab. Rasulullah SAW bertanya, “Apakah kamu tidak dengar salam saya sebelumnya?” Wanita-wanita itu menjawab, “Kami dengar, tetapi sengaja kami tidak jawab supaya kami mendapat doa daripada Rasulullah SAW banyak kali…”

Rasulullah SAW terus menerangkan mengapa budak itu lambat. Baginda meminta supaya budak itu tidak dirotan, tetapi sekiranya mereka tidak puas hati, Rasulullah menawarkan dirinya sebagai ganti untuk dirotan. Lantas Rasulullah SAW menyingsing lengan bajunya. Mendengar kata Rasulullah SAW itu, kumpulan wanita itu lantas berkata, ” Tidak, ya Rasulullah. Mulai sekarang, kami merdekakanlah budak ini.” Itulah kesan kasih sayang yang ditunjukkan oleh Rasulullah SAW.

16. Rasulullah SAW berjiran dengan seorang Yahudi. Baginda sangat menjaga hak-hak jiran. Baginda tidak pernah melakukan sesuatu yang menyakiti hati jirannya malah baginda selalu menghadiahkan makanan dan lain-lain hadiah kepada jiran Yahudinya itu.

17. Rasulullah SAW juga sangat mengambil berat tentang hak-hak kafir zimmi. Baginda bersabda: “Siapa yang menzalimi kafir zimmi walaupun orang Islam sayalah pembelanya (penebusnya).”

18. Rasulullah SAW juga sangat mengasihi binatang. Baginda melarang kanak-kanak menyeksa binatang. Untuk menyembelih binatang, Rasulullah SAW berpesan supaya menggunakan pisau yang tajam, agar binatang tersebut cepat mati dan tidak lama dalam kesakitan. Rasulullah SAW sering mengingatkan supaya unta-unta dan himar tidak dibebani oleh muatan yang berlebihan daripada apa yang sanggup ditanggung. Pernah seekor kucing tidur atas serban Rasulullah SAW. Maka baginda menggunting bahagian tempat kucing itu tidur di atasnya kerana tidak mahu mengejutkan kucing tersebut. Ketika dalam perjalanan dan Madinah ke Makkah di tahun kemenangan, Rasulullah melihat seekor anjing di tepi jalan. Anjing itu mengeluarkan suara seakan-akan membujuk anaknya yang sedang mengerumuninya untuk menyusu. Maka Rasulullah meminta seorang Sahabat untuk menjaga jangan sampai ada dan kalangan anggota rombongan baginda yang mengganggu anjing itu dan anak-anaknya. Ketika Rasulullah melihat seekor himar yang telah diberi tanda dengan besi panas di mukanya, baginda menentangnya dan melarang haiwan diberi tanda dan dipukul di mukanya.

19. Ketika Rasulullah meninggalkan kabilah Saqif, ada seorang lelaki yang memohon kepada beliau, “Wahai Rasulullah, berdoalah untuk kebinasaan mereka.” Rasulullah berkata, “Ya ALLAH, berilah petunjuk kepada kabilah Saqif dan bawalah mereka (ke jalan yang benar).”

20. Satu ketika Abu Zar keluar bersama hamba sahayanya yang berpakaian seperti apa yang beliau pakai, lalu ada orang bertanya, “Mengapa kamu berbuat demikian?” Abu Zar menjawab, beliau mendengar Rasulullah berkata: “Hamba sahaya itu adalah saudaramu, mereka di jadikan oleh ALLAH di bawah kekuasaanmu. Maka barangsiapa saudaranya di bawah kekuasaannya (di bawah jagaannya), hendaklah dia memberi makan dengan apa yang dia makan dan memberi pakaian dengan pakaian yang is pakai, dan janganlah hamba itu disuruh melakukan pekerjaan di luar batas kemampuannya. Apabila mereka diperintahkan bekerja maka bantulah mereka.”

INILAH sebahagian daripada cerita-cerita sebagai bukti betapa pengasih dan pemaafnya Rasulullah SAW, model agung kecintaan yang paling unggul dan patut dicontohi oleh manusia sepanjang zaman. Cerita-cerita itu menunjukkan betapa kasih dan sayangnya Rasulullah SAW sama ada kepada manusia atau bintang, yang sepatutnya dicontohi oleh umat Islam.




Kisah Teladan Imam Malik


Teladan Imam Malik

 

 

Imam Malik adalah salah satu dari empat Imam Mazhab. Dia lahir pada 93 H di Madinah. Penulis Kitab Al-Muwaththa’ itu suka mencari ilmu sejak belia dan rajin pula menyebarkannya.

Gigih dan Teguh

Imam Malik adalah nama yang lebih dikenal ketimbang nama lengkapnya: Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir Al-Ashbahy Al-Himyari. Kakek dan ayahnya termasuk kelompok ulama Hadits terpandang di Madinah. Sementara, Madinah adalah kota dengan sumber ilmu yang berlimpah lewat kehadiran ulama-ulama besarnya.

Imam Malik mulai menuntut ilmu di usia sangat muda. Guru Imam Malik sangat banyak. Terutama di masa permulaan, dari kakek dan ayahnya-lah Imam Malik mendapatkan pelajaran Hadits dan ilmu-ilmu lainnya. Setelah itu, berguru-lah dia ke banyak ulama lainnya. Mengutip sebuah sumber, An-Nawawi berkata, “Malik mengambil Hadits dari sembilan ratus orang guru, yaitu tiga ratus orang dari generasi Tabi’in dan enam ratus orang dari generasi Tabi’ Tabi’in”. Berikut ini sekadar menyebut contoh sebagian guru-gurunya: Nafi’, Az-Zuhri, Abdullah bin Dinar, dan Said Al-Maqburi.

Sekalipun di saat itu masih muda, tapi karena berilmu tinggi maka orang-orang mulai mengambil Hadits atau menuntut ilmu lainnya dari Imam Malik, terutama pada zaman Khalifah Harun Al-Rasyid.

Tanpa putus-putus Imam Malik mengabdi di bidang pendidikan selama 62 tahun. Adapun murid-muridnya antara lain adalah Asy-Syafi’i, Ibnu Mubarak, Abdurrahman bin Mahdi, Abu Mashar, dan Yahya bin Yahya Al-Qurthubi.

Imam Malik sangat berhati-hati dalam ‘mengambil’ Hadits. Ibnu Hatim berkata, bahwa “Imam Malik menunjukkan orang-orang yang tidak bisa dipercaya dalam meriwayatkan Hadits. Dia (Imam Malik) tidak meriwayatkan Hadits kecuali Hadits shahih dan tidak mau membicarakan Hadits kecuali Hadits itu diriwayatkan dari perawi yang bisa dipercaya. Imam Malik mempunyai pengetahuan ilmu fikih, pandai ilmu agama, mulia, dan taat beribadah”.

Tentang bukti sikap kehati-hatian Imam Malik, lihatlah Kitab Al-Muwaththa’. Semula, Kitab ini memuat 10 ribu Hadits. Namun, lewat penelitian ulang, Imam Malik hanya memasukkan 1.720 Hadits.
  Syaikh Ahmad Farid menulis di bukunya –60 Biografi Ulama Salaf- bahwa Kitab yang paling shahih dalam meriwayatkan Hadits di zamannya adalah Al-Muwaththa’. Dan, Kitab Al-Muwaththa’ telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa.

Lalu, Al-Qadhi Abu Bakar bin Arabi, berkata: “Al-Muwaththa’ adalah dasar utama dan inti dari Kitab-Kitab Hadits. Sedangkan karya Imam Bukhari adalah dasar kedua. Dan, dari keduanya, muncul Kitab yang menjadi penyempurna, seperti karya Imam Muslim dan At-Tirmidzi”.

Kitab Al-Muwaththa’  adalah Kitab fikih berdasarkan himpunan Hadits-Hadits pilihan. Kitab ini menjadi salah satu rujukan terpenting di bidang fikih. Karya ini memiliki banyak keistimewaan. Misalnya, Kitab ini disusun berdasarkan klasifikasi fikih dengan memerinci kaidah fikih yang diambil dari Hadits dan fatwa Sahabat.

Tak hanya berhati-hati saat ‘memilih’ Hadits, Imam Malik juga sangat menghormati Hadits. Ibnu Abi Uwais berkata: “Jka Imam Malik ingin membicarakan sebuah Hadits, maka dia berwudhu terlebih dahulu, merapikan jenggotnya, duduk dengan tenang dan sopan, kemudian dia baru berbicara.”
Ketika seseorang bertanya tentang kebiasaannya itu, Imam Malik menjawab: “Saya ingin memuliakan Hadits Rasulullah SAW. Saya tidak mau menyampaikan sebuah Hadits kecuali saya dalam keadaan suci dan tenang.”

Di antara kelebihan Imam Malik yang lain, dia sangat menghormati majelis ilmu. Terkait ini, ada kisah menarik: Di sebuah kunjungan ke Madinah, Harun Al-Rasyid -Khalifah Bani Abbasiyyah saat itu- tertarik untuk mendapatkan kajian Kitab Al-Muwaththa’. Harun Al-Rasyid ingin agar Imam Malik datang ke tempat dia tinggal untuk menyampaikan kajian. Harun Al-Rasyid-pun mengutus seseorang untuk memanggil Imam Malik.

Permintaan Harun Al-Rasyid itu tak dikabulkan Imam Malik. ”Saya tidak dapat mengorbankan kepentingan umum hanya untuk kepentingan seorang pribadi,” kata Imam Malik. Maka, tak ada pilihan lain, Sang Khalifah-pun mengikuti kajian Kitab Al-Muwaththa’ bersama dua putranya dengan duduk berdampingan bersama jamaah lainnya di tempat kajian itu biasa dilaksanakan.

Terkait ‘insiden’ tersebut, Imam Malik memberikan nasihat kepada Harun Al-Rasyid: ”Rasyid, Hadits adalah pelajaran yang dihormati dan dijunjung tinggi oleh leluhur Anda. Bila sebagai khalifah Anda tidak menghormatinya, maka tak seorangpun yang akan menaruh hormat kepada Anda. Manusia-lah yang harus mencari ilmu, sementara ilmu tidak akan pernah mencari manusia.”

Ciri pengajaran Imam Malik adalah disiplin, menjaga ketentraman, dan mendorong rasa hormat murid kepada gurunya. Prinsip ini dijunjung tinggi olehnya sehingga tak segan-segan dia menegur keras murid-muridnya yang melanggar prinsip tersebut. Pernah suatu kali Khalifah Mansur membahas sebuah Hadits dengan nada agak keras. Imam Malik tak berkenan dengan sikap itu dan berkata, ”Jangan melengking bila sedang membahas Hadits Nabi.”

Imam Malik berilmu tinggi. Maka, perkataan-perkataan yang keluar dari lisannya bernilai tinggi pula. Berikut ini, sejumlah mutiara kata dari Imam Malik: “Jika ada orang memuji dirinya sendiri, maka dia telah kehilangan kehormatannya”. “Bukan seorang pemimpin, jika dia mengatakan semua yang dia dengar”. Dan, “Jika seseorang tidak bisa berlaku baik terhadap dirinya sendiri, maka dia tidak akan bisa berbuat baik terhadap orang lain”.

Imam Malik dikenal tegas memegang prinsip. Lebih dari sekali ‘pendapat keagamaan’-nya berbeda dengan pendapat penguasa. Atas sikapnya ini, Imam Malik tabah menerima risiko –seperti dicambuk- atas perjuangannya menegakkan risalah Islam.


Kisah Imam Al Ghazali



Kisah Imam Al Ghazali Yang Berguru Dengan Tukang Sol Sepatu







Imam Ghazali seorang Ulama besar dalam sejarah Islam, hujjatul islam yang banyak hafal hadist Nabi SAW. Beliau dikenal pula sebagai ahli dalam filsafat dan tasawuf yang banyak mengarang kitab-kitab.
 


Suatu ketika Imam Al Ghazali menjadi imam disebuah masjid . Tetapi saudaranya yang bernama Ahmad tidak mau berjamaah bersama Imam Al Ghazali lalu berkata kepadanya ibunya :
"Wahai ibu, perintahkan saudaraku Ahmad agar shalat mengikutiku, supaya orang-orang tidak menuduhku selalu bersikap jelek terhadapnya".


 

Ibu Al Ghazali lalu memerintahkan puteranya Ahmad agar shalat makmum kepada saudaranya Al Ghazali. Ahmad pun melaksanakan perintah sang ibu, shalat bermakmum kepada Al Ghazali.Namun ditengah-tengah shalat, Ahmad melihat darah membasahi perut Imam. Tentu saja Ahmad memisahkan diri.
Seusai shalat Imam Al Ghazali bertanya kepada Ahmad, saudaranya itu : " Mengapa engkau memisahkan diri (muffaragah) dalam shalat yang saya imami ? " . Saudaranya menjawab : "Aku memisahkan diri, karena aku melihat perutmu berlumuran darah ".


 

Mendengar jawaban saudaranya itu, Imam Ali Ghazali mengakui, hal itu mungkin karena dia ketika shalat hatinya sedang mengangan-angan masalah fiqih yang berhubungan haid seorang wanita yang mutahayyirah.


Al Ghazali lalu bertanya kepada saudara : "Dari manakah engkau belajar ilmu pengetahuan seperti itu ?" Saudaranya menjawab, "Aku belajar Ilmu kepada Syekh Al Utaqy AL-Khurazy yaitu seorang tukang jahit sandal-sandal bekas ( Tukang Sol Sepatung) . " Al Ghazali lalu pergi kepadanya.



Setelah berjumpa, Ia berkata kepada Syekh Al khurazy : " Saya ingin belajar kepada Tuan ". Syekh itu berkata : Mungkin saja engkau tidak kuat menuruti perintah-perintahku ".
Al Ghazali menjawab : "Insya Allah, saya kuat ".
Syekh Al Khurazy berkata : "Bersihkanlah lantai ini ".
 


Al Ghazali kemudian hendak dengan sapu. Tetapi Syekh itu berkata : "Sapulah (bersihkanlah) dengan tanganmu ". Al Ghazali menyapunya lantai dengan tangannya, kemudian dia melihat kotoran yang banyak dan bermaksud menghindari kotoran itu.
 


Namun Syekh berkata : " bersihkan pula kotoran itu dengan tanganmu ".
Al Ghazali lalu bersiap membesihkan dengan menyisingkan pakaiannya. Melihat keadaan yang demikian itu Syekh berkata : "Nah bersìhkan kotoran itu dengan pakaian seperti itu" .
 


Al Ghazali menuruti perintah Syekh Al Khurazy dengan ridha dan tulus.
Namun ketika Al Ghazali hendak akan mulai melaksanakan perintah Syekh tersebut, Syekh langsung mencegahnya dan memerintahkan agar pulang.
 


Al Ghazali pulang dan setibanya di rumah beliau merasakan mendapat ilmu pengetahuan luar biasa. Dan Allah telah memberikan Ilmu Laduni atau ilmu Kasyaf yang diperoleh dari tasawuf atau kebersihan qalbu kepadanya.



Kisah Nabi Musa as Menjadi Murid


 Kisah Nabi Musa as & Nabi Khidir as



 
Ketika Nabi Musa berjumpa dengan guru yang dicarinya dan memohon kepadanya agar diterima menjadi murid, persyaratan yang diminta gurunya ialah kesabaran untuk menjaga tata krama seorang guru, yakni bersabar menanti tahapan pelajaran tanpa mendesak atau mempertanyakan sesuatu yang belum dibahas, tidak menentang, dan tidak memprotes gurunya.


Dalam Alquran dibahasakan Nabi Musa menaruh harapan besar untuk diterima menjadi murid, Musa berkata kepada Khidir, “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?” (QS. Al-Kahfi: 66). 



Lalu sang guru menjawab, “Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku.” (QS. Al-Kahfi: 67).



Musa agak tercengang sejenak sambil berpikir bagaimana mungkin calon guru yang baru dijumpainya mengerti kalau dia tidak sanggup untuk bersabar. Musa kembali menjawab, “Insya Allah, kamu akan mendapati aku sebagai seorang yang sabar dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusan pun.” (QS. Al-Kahfi: 69). 



Akhirnya Musa diterima sebagai murid, namun ketentuan pertama yang harus dipenuhi Musa dari gurunya ialah “Jika kamu mengikutiku, janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apa pun sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu.” (QS. Al-Kahfi: 70).



Keduanya berangkat ke sebuah tempat yang tidak jelas, dan keduanya tiba di sebuah tempat di pinggir pantai. Di pantai sang guru melakukan sesuatu yang sangat aneh bagi Musa, yaitu melubangi perahu-perahu nelayan miskin di tempat itu. Musa spontan menyatakan keberatannya, “Mengapa kamu melobangi perahu itu, yang akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya? Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar.” (QS. Al-Kahfi: 71).



Pertanyaan Musa yang walaupun diyakini secara akal normal tidak ada yang salah, namun sang guru menganggap sikap batin yang mendorong Musa mengeluarkan pertanyaan dan tanggapan belumlah mencerminkan murid yang pantas untuk memperoleh ilmu ladunni (QS. Al-Kahfi: 65), lalu gurunya memberikan teguran, “Bukankah aku telah berkata, ‘Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku.” (QS. Al-Kahfi: 72).



Menyadari kekeliruan dengan kelancangannya mempertanyakan kebijakan sang guru, Musa memohon maaf kepada gurunya, “Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku, dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku.” (QS. Al-Kahfi: 73).



Apa yang dialami Musa mengingatkan kita kepada sikap malaikat yang mempertanyakan kebijakan Tuhan untuk menciptakan pendatang baru yang bernama Adam dari jenis manusia.



“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.’ Mereka berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?’ Tuhan berfirman: ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui’.” (QS. Al-Baqarah: 30). 



Menanggapi tanggapan balik Allah di ujung ayat tersebut, malaikat juga memohon ampun terhadap kelancangannya. “Maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Baqarah: 32). 



Seandainya Musa menyadari dan belajar apa ending dari cerita malaikat ini tentu tidak akan terjadi teguran dari gurunya. Seperti kita ketahui, pada akhirnya malaikat memahami rahasia besar yang terkandung di dalam diri manusia mengapa ia diciptakan (lihat artikel penciptaan mikrokosmos edisi lalu). 



Permohonan sang murid diterima, dan keduanya kembali melanjutkan perjalanan. Ujian kedua terjadi bagi Musa ketika keduanya menjumpai kerumunan anak-anak kecil sedang bermain dan gurunya tiba-tiba dengan membunuh salah seorang di antaranya. 



Alangkah kagetnya Musa dan spontan memprotes dan menyatakan penyesalan perbuatan gurunya dengan mengatakan, “Mengapa kamu bunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar.” (QS. Al-Kahfi: 74). 



Gurunya dengan tenang menegur muridnya dengan bahasa yang sama, “Bukankah sudah kukatakan kepadamu bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?” (QS. Al-Kahfi: 75). 



Musa berusaha untuk bersabar dan meminta maaf kepada gurunya. Ia meyakinkan gurunya dengan mengatakan, “Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah (kali) ini, janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu. Sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur padaku.” (QS. Al-Kahfi: 75). Akhirnya, sang guru mengizinkan Musa mengikutinya. 



Perjalanan keduanya dilanjutkan ke suatu arah yang tidak jelas. Musa mulai melihat keraguan di dalam dirinya terhadap keabsahan gurunya. Seolah-olah ia ragu apakah ia tidak salah pilih guru.



Keduanya akhirnya berhenti di sebuah reruntuhan bangunan tua. Sang guru memintanya untuk membangun reruntuhan gedung ini. Musa dengan penuh semangat mengerjakannya dengan harapan mungkin di gedung inilah nanti akan mulai diajar, setelah sekian lama Musa belum pernah merasa diajar dari gurunya.



Alangkah kagetnya Musa setelah bangunan tua ini selesai dipugar lantainya, sang guru memintanya untuk meninggalkan tempat itu. Musa akhirnya bertanya untuk apa kita menghabiskan waktu dan energi membangun bangunan ini setelah selesai lalu ditinggalkan begitu saja.



Mendengarkan pertanyaan yang bernada protes ini, sang guru akan meninggalkan muridnya. Musa pun kelihatannya tidak keberatan karena yang diperoleh selama sekian lama hanyalah berbagai keanehan yang kontroversial. 



Namun sebelum keduanya berpisah, sang guru sejenak memberikan penjelasan kepada muridnya.“Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera.”(QS. Al-Kahfi: 79).



Sedangkan, pembunuhan anak kecil dijelaskan. “Dan kami menghendaki supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu, dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya).” (QS. Al-Kahfi: 81). 



Penjelasan terakhir mengenai pemugaran bangunan tua itu. “Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari Tuhanmu. Dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.” (QS. Al-Kahfi: 82).



Nabi Musa hanya bisa tercengang sesaat setelah gurunya meninggalkannya. Akhirnya Nabi Musa sadar bahwa pelajaran tidak mesti harus di dalam sebuah ruangan yang dilakukan dengan cara-cara pengajaran konvensional. 



Belajar kearifan ternyata tidak mesti membutuhkan media yang lengkap. Pelajaran kearifan itu melekat di dalam pengalaman setiap derap langkah dan turun naiknya napas seorang anak manusia. Pengalaman hidup adalah guru kearifan paling sejati.




Electricity Lightning