Rabu, 07 September 2016

Cantik Itu Ujian


Kecantikanmu Adalah Ujian







Kecantikanmu Adalah Ujian Sayang sekali , kenapa banyak wanita Cantik yang Mengumbar Auratnya...??Apa yang mereka Ingin Banggakan dari Kecantikannya..


Andai saja Mereka MenyadariBahwa Wajah Cantiknya itu Tak Abadi ,Akan Menua dan Keriput... Ingatlah, kita ini akan Mati dan yang Allah Lihat bukanlah Kecantikanmu,
Melainkan Hati dan Amal Perbuatanmu..


Duhai Ukhti, Satu Kecantikan yang di lihat dengan Penuh Syahwat,Akan Menimbulkan Satu Dosa untukmu...Apakah Kau tak pernah menyadari itu. . . ?? Dan Apakah kau Tak pernah Menghitung Dosa yang semakin Menumpuk..


Aku yakin Kau pasti tak pernah menghitungnya..
Sudah berapa banyak orang yang Memandangmu dengan Syahwatnya. . .Mungkin, karena kau lebih Senang di Puja dan di Puji bak Bidadari yang Turun dari kayangan.. Apakah engkau Lupa Duhai Ukhti, 


Kecantikan itu adalah Milik_Nya,Suatu saat nanti akan di ambil_Nya kembali...Dan engkau pun akan di pertanyakan untuk apa kecantikanmu di pergunakan...?!Seandainya engkau menutup Auratmu dan Menjaga KecantikanmuHanya untuk Orang yang Halal kelak,Itu lebih Berarti dan Berharga untuk dirimu.. Namun Aku Heran,
Walaupun Kau sudah Menutupi Auratmu,


Mengapa masih saja Kau bangga dengan Kecantikanmu ??Kau Pasang photo-photo yang Mengiurkan,Berbusana Muslim tetapi tidak mengetahui Hakikat Malu kepada Allah...Aku akui kau memang Bidadari Dunia,Tapi kau belum tentu menjadi Bidadari Akhirat.. Jika Akhlaq dan Hatimu tidak Mencerminkan Kecantikanmu...Dan Terkadang pun aku menjadi Heran di Buatmu,Engkau begitu Cantik,


Tapi mengapa kau tidak mampu menjaga Lisanmu...?!Apakah Kau tak pernah Menyadari,Bahwa banyak Penghuni NerakaDi sebabkan oleh Lisan yang tak Terjaga...Duhai Ukhti,Ketahuilah lebih dari setengah Penghuni neraka adalah Kaum Hawa. . . Mengapa ?? Karena Mereka tak Mampu menjaga Aurat dan Lisannya...Aku Tahu, tak mudah menjadi pribadi yang Baik di mata Allah,Tapi setidaknya engkau mau mencobaDan berusaha merubah apa yang buruk menjadi suatu kebaikan untukmu...Aku Tahu, kau memang Lemah,Tetapi kau tak pernah menyadari bahwa kau Lebih kuat dari apapun,Seandainya di hatimu ada Secuil Keimanan dan Rasa Malu Kepada_Nya...Duhai Ukhti,


Malu itu adalah Perhiasanmu,Dan itu yang Membuatmu Cantik,Bukan Parasmu dan Tubuhmu yang Elok...Dan Pakaian Terindah Untukmu adalah Taqwa,Bukan baju yang Glamour atau Seksi dan sebagainya... Duhai Ukhti,Belajarlah dari Alam,Belajarlah dari Kehidupan..Karna Tidak semuanya akan selalu Indah di pandang mata...Karna Allah mampu merubahnyaHanya dengan mengatakan : " Kun faa yaa Kun".Belajarlah Ilmu agama untuk bekal Hidupmu di Dunia dan Akhirat..


Jadilah Wanita yang Sholehah untuk Pribadi dan Keluargamu...
Karna tiap Jiwa akan mempertanggung jawabkan amalannya masing-masing...
Jadilah Wanita yangSeindah Bunga Akhir Zaman,Secantik Permata Berlian,Seanggun Bidadari Syurga...InsyaAllah...Aamiin Allahumma Aamiin..!!




Lelah Yang Disukai Allah


8 Kelelahan Yang Disukai Allah & RasulNya









1. Lelah dalam berjihad di jalan-Nya (QS. 9:111)

2. Lelah dalam berda'wah/mengajak kepada kebaikan (QS.41:33)


3. Lelah dalam beribadah dan beramal sholeh (QS.29:69)

4. Lelah mengandung, melahirkan, menyusui. merawat dan mendidik putra/putri amanah Illahi (QS. 31:14)

5. Lelah dalam mencari nafkah halal (QS. 62:10)

6. Lelah mengurus keluarga (QS. 66:6)

7. Lelah dalam belajar/menuntut ilmu (QS. 3:79)

8. Lelah dalam kesusahan, kekurangan dan sakit (QS.2:155)



Lelah itu nikmat. Bagaimana mungkin? Logikanya bagaimana? Jika anda seorang ayah, yang seharian bekerja keras mencari nafkah sehingga pulang ke rumah dalam kelelahan yang sangat. Itu adalah nikmat Allah swt yang luar biasa, karena banyak orang yang saat ini menganggur dan bingung mencari kerja.



Jika anda seorang istri yang selalu kelelahan dengan tugas rumah tangga dan tugas melayani suami yang tidak pernah habis. Sungguh itu nikmat luar biasa, karena betapa banyak wanita sedang menanti-nanti untuk menjadi seorang istri, namun jodoh tak kunjung hadir.



Jika kita orang tua yang sangat lelah tiap hari, karena merawat dan mendidik anak-anak, sungguh itu nikmat yang luar biasa. Karena betapa banyak pasangan yang sedang menanti hadirnya buah hati, sementara Allah swt belum berkenan memberi amanah.

Lelah dalam Mencari Nafkah


Suatu ketika Nabi saw dan para sahabat melihat ada seorang laki-laki yang sangat rajin dan ulet dalam bekerja, seorang sahabat berkomentar: “Wahai Rasulullah, andai saja keuletannya itu dipergunakannya di jalan Allah.



Rasulullah saw menjawab: “Apabila dia keluar mencari rezeki karena anaknya yang masih kecil, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena kedua orang tuanya yang sudah renta, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena dirinya sendiri supaya terjaga harga dirinya, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena riya’ dan kesombongan, maka dia di jalan setan.” (Al-Mundziri, At-Targhîb wa At-Tarhîb).



Sungguh penghargaan yang luar biasa kepada siapa pun yang lelah bekerja mencari nafkah. Islam memandang bahwa usaha mencukupi kebutuhan hidup di dunia juga memiliki dimensi akhirat.Bahkan secara khusus Rasulullah saw memberikan kabar gembira kepada siapa pun yang kelelahan dalam mencari rejeki. “Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan mencari rejeki pada siang harinya, maka pada malam itu ia diampuni dosanya oleh Allah subhanahu wa ta'ala.”



Subhanallah, tidak ada yang sia-sia bagi seorang muslim, kecuali di dalamnya selalu ada keutamaan. Kelelahan dalam bekerja bisa mengantarkan meraih kebahagiaan dunia berupa harta, di sisi lain dia mendapatkan keutamaan akhirat dengan terhapusnya dosa-dosa. Syaratnya bekerja dan lelah. Bukankah ini bukti tak terbantahkan, bahwa kelelahan ternyata nikmat yang luar biasa?



Keduanya bingung dan bertanya: ”Dengan amalan apa kami bisa memperoleh pakaian seperti ini?” Dikatakan kepada mereka: “Dengan (kesabaran)mu dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anakmu.”



Merawat dan mendidik anak untuk menjadi generasi shaleh/shalehah bukan urusan yang mudah. Betapa berat dan sangat melelahkan. Harta saja tidak cukup.

Betapa banyak orang-orang kaya yang anaknya “gagal” karena mereka sibuk mencari harta, namun abai terhadap pendidikan anak. Mereka mengira dengan uang segalanya bisa diwujudkan. Namun, uang dibuat tidak berdaya saat anak-anak telah menjadi pendurhaka.
Berbahagialah manusia yang selama ini merasakan kelelahan dan berhati-hatilah yang tidak mau berlelah-lelah. Segala sesuatu ada hitungannya di sisi Allah swt. Kebaikan yang besar mendapat keutamaan, kebaikan kecil tidak akan pernah terlupakan.

Kelelahan Mendidik Anak



Di hari kiamat kelak, ada sepasang orangtua yang diberi dua pakaian (teramat indah) yang belum pernah dikenakan oleh penduduk bumi.

Rasulullah saw bersabda: “Pahalamu sesuai dengan kadar lelahmu.”

Semoga kelelahan dan kepayahan yang kita rasakan menjadi bagian yang disukai Allah dan RasulNya. Aamiin yaa Rabbal-'aalamiin




Mau Kenyang Lebih Lama ???

Inilah 6 Jenis Makanan Yang Dapat Membuatmu 

Kenyang Lebih Lama

 

Seorang ahli gizi olahraga di Ochsner’s Elmwood Fitness Center di New Orleans, LA bernama Molly Kimball, RD, mengatakan bahwa “Makanan kaya protein dan lemak sehat bisa membuat Anda kenyang lebih lama”. Berikut 6 makanan yang dapat mengeyangkan lebih lama.


1. Alpukat

 

Alpukat cegah perut mudah lapar. Alpukat mengandung lemak tak jenuh tunggal yang sehat dan lemak omega-3 yang membuat Anda cepat kenyang, tetapi tak mudah lapar, dan memotong lemak jahat. Penelitian dari Loma Linda University menunjukkan, mengonsumsi setengah buah alpukat dapat mengurangi keinginan untuk makan karena meningkatkan perasaan kenyang.

 

2. Bayam

 

Salad mungkin menjadi awal yang baik jika Anda ingin menurunkan lemak. Namun, jika Anda ingin lebih bertenaga, gantilah selada dengan bayam. Bayam akan kaya protein dan mengandung vitamin serta mineral penting, seperti besi, vitamin K, A, B, E, C, mangan, folat, dan magnesium.

 

3. Brokoli

 

Isi kulkas Anda dengan mentimun, wortel, zucchini, seledri, brokoli, dan kubis. Selain rendah kalori, sayuran tersebut juga tinggi serat yang bisa membuat perut terasa penuh lebih cepat. Anda bisa menambahkan sayuran ini untuk sandwich, sup, salad, atau omelet.

 

4. Buah Berry (Murbay)


Ganti camilan permen dan kue manis dengan beberapa buah berry yang kaya serat, dua atau tiga kali sehari. Penelitian dari Washington State University menunjukkan, serat dalam berry membantu Anda kenyang lebih lama, rasa manis alaminya akan memenuhi hasrat makan gula. Selain itu, antioksidan resveratrol dalam buah berry membantu mengonversi lemak putih berlebih di tubuh menjadi lemak untuk pembakaran kalori. 

 

5. Quinoa

 

Ganti karbohidrat kosong dari nasi putih dengan quinoa. Satu cangkirnya memiliki 8 gram protein dan sekitar 2,5 gram serat. Serat quinoa akan diolah perlahan oleh tubuh sehingga membuat Anda kenyang lebih lama. Quinoa juga membantu tubuh mengurangi kadar gula darah yang dapat membantu Anda menurunkan berat badan, kata peneliti dari The American Society for Nutritional Sciences.

 

6. Telur

 

Konsumsi satu butir telur saat sarapan tak hanya memberikan Anda sumber protein yang baik, tetapi telur memiliki nol karbohidrat dan kaya akan kolin yang dapat membantu proses metabolisme lemak, kata Kimball. “Untuk menjaga kalori, satu atau dua kuning telur dalam sehari terbilang cukup. Namun, jika ingin lebih banyak, makanlah putihnya saja,”







Ciri-Ciri Anak Durhaka


Ciri-Ciri Anak Durhaka Terhadap Orang Tuanya

Serta Penyebab dan Akibat




Anak durhaka terhadap orang tuanya yakni bisa di tunjukan dengan sikap tidak berkenannya seorang anak dalam mematuhi perintah maupun kemauan orang tuanya. Meskipun demikian namun, tidak semua sikap penolakan anak bisa dikategorikan durhaka karena apabila kedua orang tua justru memberikan perintah kepada anak untuk berbuat mungkar seperti musyrik, membuka aurat dan melakukan perbuatan yang dilarang dalam islam, maka seorang anak mempunyai kewajiban untuk menolak serta memberitahukan kepada orang tua untuk kembali ke jalan yang benar. Hanya saja yang perlu diperhatikan yakni cara dakwah atau penyampaian kepada orang tua yang tetap harus dijaga.
 

Orang tua adalah sosok yang mempunyai peran besar terhadap kehidupan kita di dunia. Untuk itu, durhaka kepada mereka sangat tidak diperbolehkan oleh agama islam. Bahkan di dalam al qur’an itu sendiri telah dijelaskan bahwa sebagai anak, kita harus berbakti kepada orang tua dan jangan sekalipun berbuat hal yang tidak baik terhadapnya. Membentak, bersifat kasar, atau menghardik adalah beberapa sikap durhaka yang wajib dihindari oleh anak. Agama islam sangat melarang perbuatan durhaka kepada orang tua  baik secara lahiriah maupun batiniah.


Contoh perbuatan durhaka secara lahiriah yakni membentak, menyakiti perasaan orang tua, bahkan bersikap kasar. Sedangkan durhaka yang dilakukan secara batiniah salah satunya yakni mendoakan hal buruk seperti kematian terhadap orang tua dengan tujuan mendapatkan harta warisan. Tentunya perbuatan-perbuatan yang diindikasikan sebagai sifat durhaka ini selain di labeli sebagai dosa besar namun dapat juga mendatangkan azab bagi pelakunya.



Indikasi Anak Durhaka Terhadap Orang Tua


Durhaka terhadap kedua orang tua merupakan salah satu dosa besar yang harus secepatnya ditebus dengan meminta maaf dan keridha-an orang tua terhadap anaknya. Ciri-ciri anak yang durhaka salah satunya yakni dengan melakukan perbuatan atau perkataan yang menyakiti hati orang tuanya. Perbuatan jahat kepada orang tua bisa jelas hukumnya haram dan digolongkan pada dosa besar. Berikut ini Indikasi anak yang durhaka terhadap orang tuanya :

  1. Selalu melakukan perbuatan yang justru menyusahkan kedua orang tua dengan sengaja
  2. Menghardik atau berkata ah atau uf ketika berbicara dengan kedua orang tua
  3. Tidak menghargai orang tua serta menolak perintah dengan serta merta
  4. Melakukan perbuatan yang menyakiti hati orang tua seperti menghina masakan, mengajak bahkan mengatakan bodoh kepada orang tua.
  5. Tidak memenuhi kebutuhan orang tua ketika seorang anak sudah berkecukupan
  6. Tidak memperhatikan semua perkataan terutama nasihat dari orang tua
  7. Tidak mau mengakui kedua orang tuanya karena beragam sebab yang tidak
  8. Bersikap kasar atau main tangan terhadap orang tua
  9. Merasa menyesal terlahir dari orang tuanya.
  10. Terlalu banyak menuntut akan hal-hal yang justru membebani orang tua
  11. Mengharapkan kematian orang tua demi semakin cepatnya harta warisan berpindah tangan.
  12. Melepaskan hubungan dengan tidak pernah mengunjungi atau bersilaturahmi
  13. Tidak pernah mendoakan kebaikan untuk orang tuanya.
  14. Tidak mau melayani atau merawat orang tua bahkan memberikan perintah kepada orang tua untuk menjadi pelayan bagi dirinya.
  15. Mengumbar kekurangan orang tua di depan umum
  16. Menghardik, mencaci maki bahkan melaknat orang tua
  17. Ketika emosi karna suatu hal, menatap orang tua dengan tatapan tajam penuh amarah.
  18. Menyakiti dan membuat perasaan orang tua merasa sedih karna hal tertentu yang dilakukan anak
  19. Tidak mau mengakui orang tua karna beberapa sebab, salah satunya malu dengan kondisi orang tua.
  20. Meninggikan suara ketika berselisih faham dengan orang tua
  21. Tidak menghargai orang tua dengan tidak pernah mencium tangan bahkan hanya sekedar meminta izin untuk suatu hal.
  22. Selalu bermuka masam di hadapan orang tua karena tidak suka dengan kehadiran orang tua.
  23. Lebih mendahulukan kepentingan dan kebutuhan orang lain padahal orang tua juga sangat membutuhkan hal serupa.

Penyebab Anak Durhaka Terhadap Orang Tua

Durhaka terhadap orang tua pada dasarnya tidak semata-mata terbentuk dari si anak saja. Namun ada beberapa sebab durhakanya anak terhadap orang tua karna faktor yang berasal dari orang tua itu sendiri. Misalkan adanya kesalahan orang tua dalam mendidik anak di masa kecil bahkan adanya kesalahan orang tua yang di benci oleh anaknya hingga dewasa. Untuk itu, sebaiknya orang tua mendidik anak tidak hanya mengenai keduniawian semata supaya nantinya anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang peduli pada  agama. Sehingga perbuatan-perbuatan yang mengerucut pada durhaka terhadap orang tua dapat terhindari.


Contoh penyebab lain yang menjadikan anak durhaka yakni posisi dan sikap orang tua yang tidak bisa dijadikan panutan, seperti mengabaikan kewajibannya dalam mengurus anak, bersikap tidak adil, kasar dalam mendidik. Semua perbuatan tersebut akan terekam di memori otak anak sehingga ketika dewasa anak ini akan berlaku serupa dengan orang tuanya. Anak-anak yang tumbuh di antara keretakan rumah tangga kedua orang tuanya biasanya juga akan mempunyai sifat yang kurang baik dibandingkan anak yang tumbuh dengan didikan dan kasih sayang kedua orang tuanya.


Selain itu, orang tua yang hanya disibukkan dengan pekerjaan sehingga jauh dari anak-anaknya dan tidak mempunyai ikatan perasaan antar keduanya juga berpotensi membentuk paradigma anak nantinya ketika dewasa. Bahkan sebaliknya, perilaku orang tua yang menunjukan kasih sayang berlebihan dengan terlalu memanjakan anak juga dapat berimbas pada pola pikir anak menjadi egois dan tidak ingin direpotkan nantinya ketika orang tua sudah renta. Untuk lebih jelasnya,

erikut beberapa penyebab anak durhaka terhadap orang tuanya :


  1. Buruknya Sistem Pendidikan Bagi Anak

Mendidik anak dengan pola asuh yang benar merupakan amanah terbesar bagi orang tua. Untuk itu, memilih sistem atau pola bagaimana mendidik anak ketika masih kecil akan membentuk kepribadian yang bagus bagi anak nantinya. Buruknya pendidikan anak ketika dalam masa pertumbuhan akan berpengaruh pada pola pikir anak nantinya. Sebaiknya sebagai orang tua tetap mengajari dan mendampingi anak di masa pertumbuhan. Memberikan perhatian dan pengertian mengenai pendidikan agama kepada anak supaya nantinya si anak tersebut faham bagaimana adab atau bersikap kepada orang lain terutama orang tua.


  1. Kebiasaan Membeda-bedakan Pemberian

Orang tua tidak semestinya berlaku tidak adil terhadap anak-anaknya. Baik dalam hal pemberian barang maupun kasih sayang. Perlakuan orang tua yang membeda-bedakan ini lah akan memicu timbulnya pengaruh buruk bagi anak. Orang tua akan dipandang tidak baik sehingga nantinya anak yang merasa dibedakan akan berlaku buruk (durhaka) kepada orang tuanya di kemudian hari. Berlaku adil tidak selamanya harus memberikan suatu barang sama persis, namun sebaiknya tetap diberikan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan anak.


  1. Mendidik Terlalu Keras

Orang tua sebenarnya menginginkan pendidikan anak yang terbaik dengan cara apapun namun terkadang metode yang diterapkan justru meninggalkan dampak yang buruk. Anak-anak cederung takut untuk menolak perintah dari orang tua yang selalu bersikap keras seperti membentak bahkan memukul. Namun hal ini tidak menjamin bahwa anak menjadi benar-benar patuh pada aturan yang anda terapkan. Mendidik anak terlalu keras bahkan akan meninggalkan trauma mendalam bahkan memicu si anak untuk meniru sikap yang ia terima ketika kecil kepada orang lain, tak terkecuali kepada orang tuanya di masa mendatang. Untuk itu, cara mendidik yang lembut dan penuh kasih sayang mampu membentuk kepribadian anak menjadi lebih taat kepada orang tua tanpa adanya paksaan.


  1. Adanya Keretakan Rumah Tangga

Orang tua secara tidak langsung adalah figur yang akan dicontoh oleh anak-anak nantinya. Namun apabila orang tua justru disibukkan dengan masalah rumah tangga seperti pertikaian bahkan hingga perceraian maka dampaknya juga akan berimbang pada psikologi anak. Bahkan beberapa kasus membuktikan pertikaian yang terjadi didalam keluarga akan menjadikan anak sebagai sasaran kemarahan atau kekecewaan pada pasangannya.


Anak-anak akan mengingat kejadian menyakitkan di masa kecil sampai kapanpun terutama menyangkut orang tua. Misalkan terpaksa keputusan paling akhir adalah perceraian maka sebaiknya orang tua tidak menanamkan kebencian pada salah satu anak. Tetap menjalin silaturakhim antar orang tua anak sebaiknya tetap dipertahankan sehingga anak bisa belajar menghargai orang tuanya.


  1. Orang Tua yang Menyia-nyiakan anak

Dosa besar tidak hanya terdapat pada anak yang durhaka terhadap orang tuanya saja namun begitupun sebaliknya, orang tua juga bisa saja terlimpahi dosa yang besar apabila menyia-nyiakan anak yang telah diamanahkan Tuhan. Anak yang tumbuh tanpa kepedulian bahkan kasih sayang orang tuanya, maka ketika dewasa nantinya akan memberontak bahkan tidak mempunyai rasa kasih sayang terhadap orang tuanya. Sehingga nantinya anak ini bisa saja durhaka terhadap orang tuanya. Misalkan seorang ayah yang dengan teganya meninggalkan anaknya karena suatu sebab di masa kecil, maka ketika dewasa nantinya anak tidak akan mengakui kehadiran ayahnya kembali. Ini tentunya akan merugikan bagi pihak orang tua itu sendiri karena durhakanya anak bersumber dari sikap orang tuanya sendiri.


  1. Tidak adil dalam Memberikan Kasih Sayang

Kasih sayang dan perhatian orang tua merupakan suatu hal yang sangat diharapkan oleh anak di masa kecil. Tentunya anak yang tumbuh dengan penuh kebencian terhadap seseorang tak terkecuali orang  tuanya maka sudah bisa dipastikan nantinya si anak ini akan durhaka terhadap orang yang dibencinya semasa kecil. Munculnya rasa benci pada anak-anak bisa saja disebabkan karena adanya hubungan keluarga tambahan seperti poligami.


Sehingga anak-anak dari salah satu ibu biasanya kurang mendapatkan kasih sayang ayahnya. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan kasih sayang dan nafkah secara adil terhadap anggota keluarga.  Jangan sampai salah satu anggota keluarga merasa ditinggalkan bahkan kehilangan kasih sayang salah satu orang tuanya. Kondisi dimana salah seorang anak merasa ditinggalkan ini nantinya akan menumbuhkan perasaan benci pada diri anak-anak dan tentu saja akan menjerumuskan anak untuk durhaka kepada orang tuanya.


  1. Orang Tua Tidak Bisa dijadikan Teladan yang Baik

Pada dasarnya anak akan meniru apa yang dilakukan oleh orang di sekitarnya, tak terkeculi orang tuanya. Orang tua adalah figur yang biasa dicontoh oleh anak-anak. Untuk itulah mengapa peran orang tua sebagai teladan yang baik ini sangat perlu ada di dalam sebuah keluarga. Hak-hak anak yang tidak terpenuhi karena kesibukan orang tua misalnya akan menjadikan si anak merasa tidak diutamakan oleh orang tuanya. Sehingga nantinya ketika ia dewasa pun akan melakukan hal serupa terhadap orang tuanya.


Orang tua yang durhaka tentunya akan membentuk anak yang durhaka terhadapnya di kemudian hari. Anak adalah aset paling berharga yang manusia miliki, untuk itu sudah seharusnya kita menjaga dan mendidiknya menjadi ahli surga nantinya.  Salah satu caranya yakni dengan menjadi teladan yang baik bagi anak-anak serta mampu mengamalkan apa yang kita ajarkan kepada anak.


  1. Kurang Membekali Pengetahuan Agama Terhadap Anak

Anak-anak kita boleh saja bergelar doktor namun akidahnya juga harus mampu menggiringnya menuju jalan yang lurus. Pengetahuan umum bisa saja anak dapatkan dari bangku pendidikan formal namun pengetahuan agama akan anak dapatkan dari sekolah pertamanya di dalam keluarga. Anak-anak akan mulai mengenal apa yang dilarang dan diperintahkan agama semenjak kecil supaya nilai-nilai tersebut dapat tertanam didalam hati. Orang tua yang kurang membekali pengetahuan agama  terhadap anak akan menyesal di kemudian hari karena sifat dan watak anaknya yang durhaka karena minimnya pengetahuan mengenai hak dan kewajiban anak terhadap orang tuanya.


  1. Kurangnya Pengawasan Terhadap Pergaulan Anak

Sesibuk apapun orang tua, sudah menjadi kewajiban untuk menjaga anak-anak dari pergaulan yang salah. Orang tua dapat mempertimbangkan lingkungan di mana anak-anak bergaul dan dengan siapa ia berteman. Hal ini karena anak-anak masih dalam masa labil sehingga mudah terbawa arus pertemanan. Dimana ia akan cepat sekali meniru apa yang dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya terutama temannya.


Untuk itu, tetap mengawasi anak kita berteman dengan orang baik aqidahnya serta sehat pergaulannya adalah kunci utama menjauhkan anak kita dari hal-hal yang tidak baik. Sebagai orang tua, kita juga harus memperhatikan ruang lingkup pergaulan anak supaya tetap kondusif. Mengingatkan selalu kepada anak untuk tetap memelihara keimanan, melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik  serta menjauhkan diri dari permainan yang merusak moral anak.


Azab bagi Anak yang Durhaka Terhadap Orang Tua
Dalam hadits shahih telah jelas dijelaskan bahwa durhaka terhadap orang tua merupakan salah satu dosa besar serta sangat di benci oleh Alloh SWT. Itulah mengapa terdapat marabahaya dan azab bagi anak yang durhaka terhadap orang tuanya. Bahkan anak yang durhaka terhadap orang tuanya tidak hanya akan disiksa di akherat saja namun ia akan mendapat azab secara langsung di dunia. 

Orang tua adalah sosok yang paling mulia bagi seorang anak. Untuk itu, wajib hukumnya bagi seorang anak untuk menghormati dan taat terhadap orang tua selama apa yang diperintahkan tidak menyalahi ajaran agama. Di dalam islam itu sendiri sebenarnnya sudah di jabarkan bagaimana tata krama seorang anak terhadap orang tuanya. Dosa kecil yang kita perbuat terhadap orang tua apabila sampai menyakiti hati mereka maka hal tersebut juga sudah masuk pada indikasi durhaka. Utuk itulah sebagai anak sudah seharusnya berhati – hati secara lisan maupun tindakan yang membuat orang tua tidak ridha terhadap anaknya. Berikut bahaya dan azab bagi anak yang durhaka terhadap orang tuanya :





 

  1. Diharamkan Masuk Surga

Dalam islam telah disebutkan beberapa sebab yang menjadikan manusia haram masuk surga. Salah satunya yakni anak yang durhaka terhadap orang tuanya. Sebaik apapun amal perbuatan yang telah dilakukan namun apabila ia melakukan hal – hal yang menyakiti orang tuanya tentunya akan berdampak pada gugurnya kebaikan.


  1. Mendapat Murka Alloh SWT

Tidak ridha-nya orang tua tentunya akan memunculnya ketidak ridha-an Tuhan. Begitupun sebaliknya, murka nya orang tua dapat menyebabkan seorang anak dimurkai oleh Alloh SWT. Untuk itu, sebagai anak sudah sepatutnya tetap menjaga komunikasi yang baik terhadap orang tuanya serta memperlakukan orang tua dengan baik.


  1. Tidak Akan Diterima Shalatnya

Shalat merupakan suatu amalan yang akan di hisab (hitung) pertama kali ketika di akherat nantinya. Namun anak yang durhaka terhadap orang tuanya tidak akan diterima amal ibadahnya selama masih ada kebencian dan bersikap aniaya terhadap kedua orang tuanya.


  1. Bergelar Sebagai Kafir

Anak yang durhaka terhadap orang tuanya akan digelari sebagai kafir selama ia masih membenci dan mengabaikan orang tuanya. Untuk itu, meminta maaf terhadap orang tua dan memohon ampun terhadap Tuhan dapat menggugurkan gelar kafir ini.


  1. Mendapat Azab di Dunia

Durhaka terhadap orang tua tidak hanya dihukumi dosa besar yang menyebabkan seseorang di azab di akherat nantinya. Namun durhakanya anak terhadap orang tua akan membuat murka Allah diturunkan ketika masih hidup di dunia. Allah SWT akan menyegerakan azab dan siksa yang pedih pada hidup anak durhaka sebelum ia meninggal dunia.


  1. Tidak Mendapat Ampunan untuk Dosanya

Durhaka terhadap orang tua akan menyebabkan tidak diampuninya semua dosa yang telah dilakukan selama hidup di dunia. Untuk itu, sebaiknya sebagai anak kita harus berbakti terhadap orang tua.


  1. Akan Terputus Rizkinya

Ketika anak mulai durhaka terhadap orang tuanya maka jalinan rizkinya akan terputus dan tidak akan sampai kepadanya sebelum ridha orang tua jatuh terhadapnya. Sebagai seorang anak, selain bersifat baik dalam memperlakukan orang tua tentunya kita juga mempunyai tanggung jawab untuk mendoakan kebaikan bagi orang tua.






Ilmu Yang Bermanfaat

Tanda-Tanda Ilmu Yang Bermanfaat

 




Ilmu yang bermanfaat dapat diketahui dengan melihat kepada pemilik ilmu tersebut. Di antara tanda-tandanya adalah:
 
1. Orang yang bermanfaat ilmunya tidak peduli terhadap keadaan dan kedudukan dirinya serta hati mereka membenci pujian dari manusia, tidak menganggap dirinya suci, dan tidak sombong terhadap orang lain dengan ilmu yang dimilikinya.
Imam al-Hasan al-Bashri (wafat th. 110 H) rahimahullaah mengatakan, “Orang yang faqih hanyalah orang yang zuhud terhadap dunia, sangat mengharapkan kehidupan akhirat, mengetahui agamanya, dan rajin dalam beribadah.” Dalam riwayat lain beliau berkata, “Ia tidak iri terhadap orang yang berada di atasnya, tidak sombong terhadap orang yang berada di bawahnya, dan tidak mengambil imbalan dari ilmu yang telah Allah Ta’ala ajarkan kepadanya.” [1]
2. Pemilik ilmu yang bermanfaat, apabila ilmunya bertambah, bertambah pula sikap tawadhu’, rasa takut, kehinaan, dan ketundukannya di hadapan Allah Ta’ala.
3. Ilmu yang bermanfaat mengajak pemiliknya lari dari dunia. Yang paling besar adalah kedudukan, 
ketenaran, dan pujian. Menjauhi hal itu dan bersungguh-sungguh dalam menjauhkannya, maka hal itu adalah tanda ilmu yang bermanfaat.

4. Pemilik ilmu ini tidak mengaku-ngaku memiliki ilmu dan tidak berbangga dengannya terhadap seorang pun. Ia tidak menisbatkan kebodohan kepada seorang pun, kecuali seseorang yang jelas-jelas menyalahi Sunnah dan Ahlus Sunnah. Ia marah kepadanya karena Allah Ta’ala semata, bukan karena pribadinya, tidak pula bermaksud meninggikan kedudukan dirinya sendiri di atas seorang pun. [2]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (wafat th. 728 H) rahimahullaah membagi ilmu yang bermanfaat ini -yang merupakan tiang dan asas dari hikmah- menjadi tiga bagian. Beliau rahimahullaah berkata, “Ilmu yang terpuji, yang ditunjukkan oleh Al-Kitab dan As-Sunnah adalah ilmu yang diwariskan dari para Nabi, sebagaimana disabdakan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.

إِنَّ الْعُلَمَاءَ هُمْ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ لَمْ يَرِثُوا دِيْنَارًا وَلَا دِرْهَمًا وَإِنَّمَا وَرَثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ.
“Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi, dan mereka tidak mewariskan dinar dan tidak pula dirham. Mereka hanyalah mewariskan ilmu. Siapa yang mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang banyak.” [3]




Ilmu Ini Ada Tiga Macam:

1. Ilmu tentang Allah, Nama-Nama, dan sifat-sifat-Nya serta hal-hal yang berkaitan dengannya. Contohnya adalah sebagaimana Allah menurunkan surat al-Ikhlaash, ayat Kursi, dan sebagainya.

2. Ilmu mengenai berita dari Allah tentang hal-hal yang telah terjadi dan akan terjadi di masa datang serta yang sedang terjadi. Contohnya adalah Allah menurunkan ayat-ayat tentang kisah, janji, ancaman, sifat Surga, sifat Neraka, dan sebagainya.

3. Ilmu mengenai perintah Allah yang berkaitan dengan hati dan perbuatan-perbuatan anggota tubuh, seperti beriman kepada Allah, ilmu pengetahuan tentang hati dan kondisinya, serta perkataan dan perbuatan anggota badan. Dan hal ini masuk di dalamnya ilmu tentang dasar-dasar keimanan dan tentang kaidah-kaidah Islam dan masuk di dalamnya ilmu yang membahas tentang perkataan dan perbuatan-perbuatan yang jelas, seperti ilmu-ilmu fiqih yang membahas tentang hukum amal perbuatan. Dan hal itu merupakan bagian dari ilmu agama. [4]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (wafat th. 728 H) rahimahullaah juga berkata, “Telah berkata Yahya bin ‘Ammar (wafat th. 422 H), ‘Ilmu itu ada lima: 

1. Ilmu yang merupakan kehidupan bagi agama, yaitu ilmu tauhid
2. Ilmu yang merupakan santapan agama, yaitu ilmu tentang mempelajari makna-makna Al-Qur-an dan hadits
3. Ilmu yang merupakan obat agama, yaitu ilmu fatwa. Apabila suatu musibah (malapetaka) datang kepada seorang hamba, ia membutuhkan orang yang mampu menyembuhkannya dari musibah itu, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu
4. Ilmu yang merupakan penyakit agama, yaitu ilmu kalam dan bid’ah, dan
5. Ilmu yang merupakan kebinasaan bagi agama, yaitu ilmu sihir dan yang sepertinya.’” [5]


# Belajar sedari kecil bagai mengukir di atas batu, belajar setelah dewasa bagai mengukir di atas air #


Baca juga : JALAN KE SYURGA



Electricity Lightning